VIII

4.6K 500 36
                                    


Ruangan meeting terasa begitu tegang, beberapa dokter, kepala perawat bahkan kepala pengaman pun sudah berkumpul tanpa tau apa salah mereka, mereka hanya mampu melihat wajah Jihoon, sang pemilik JHan Hosp yang begitu marah.

"Apa kalian semua tau mengapa aku mengumpulkan kalian?" Ujar Jihoon menatap sekitar, mereka hanya menggeleng tak mengerti. Jihoon hanya menunjukan hasil tes DNA Yunho pada orang-orang disana, mereka masih tak mengerti apa maksud Jihoon sebenarnya.

"Mungkin di antara kalian tak ada saat itu, tetapi aku hanya ingin bertanya kemana kalian? Apa kalian memenuhi tanggung jawab kalian di Rumah Sakit ini? Ya?! Kalian tau? 20 tahun lalu istriku melahirkan di tempat ini, tempat yang selalu aku percayakan, tetapi apa? Anakku tertukar tanpa seorang pun yang tau!" Geram Jihoon, suasana ruangan itu menjadi sedikit ramai akan berita ini, Jihoon hanya menatap kesal mereka semua.

"Aku sungguh malu pada kalian, karena ulah Rumah sakit ini kalian tau apa yang selama ini anak kandungku alami? Ia menjadi anak seorang pembantu di rumahku sendiri, itu rumah anakku! Dan dia harus terlihat rendah?!" Air mata Jihoon pun terjatuh.

"Apa ada selain keluargaku yang mengalami ini? apa kalian akan bertanggung jawab? Aku benar-benar malu pada kalian. Aku harap kalian mengerti, aku mohon jangan terulang kembali kejadian ini, dan rahasiakan dulu hal ini dari Istriku dan Jaejoong, aku tak mau dengar Jaejoong atau pun istriku tau bukan dari diriku, mengerti?"

"Mengerti Tuan." Jihoon menarik nafasnya dalam, apa yang harus ia lakukan? Bagaimana cara memberitahu Taehee, Jaejoong, Yunho dan Min ah akan masalah ini?

.

Jaejoong berjalan menuju kamar Yunho, baru saja ia mendengar kabar akan kondisi Yunho, jantung Jaejoong berpacu dengan begitu cepat.

Jaejoong sudah berada di depan pintu kamar Yunho saat ini, tangannya sudah siap untuk memutar Kenop pintu, tetapi aksi Jaejoong pun terhalangi.

"Tuan muda sebaiknya jangan menemui Yunho untuk saat ini." Ujar Min ah menghalangi tangan Jaejoong, Jaejoong hanya menatap Min ah bingung, ada apa? mengapa ia tak boleh menemui Yunho?

"Wae? Aku dengar Yunho sakit, wajar bukan sebagai teman aku ingin menjenguknya."

"Maaf, tetapi Yunho tidak mau menemui mu, nanti akan aku beritahu kau datang." Jantung Jaejoong berdegup begitu cepat saat mendengar jika Yunho tidak mau menemuinya, apa salah Jaejoong hingga Yunho tak ingin bertemu?

"Begitu? Yasudah. Tapi katakan padanya aku datang menemuinya." Min ah pun mengangguk, Jaejoong pergi tanpa melihat Yunho. Min ah hanya menatap Jaejoong yang berjalan pergi, ia pun menghelakan nafas beratnya setelah kepergian Jaejoong.

"Maaf karena lagi-lagi aku harus membohongi kalian. Ini demi kebaikan kalian, jika Yunho memberitahumu akan masalah ini kau akan di jauhi keluarga ini, dan aku? Aku pun akan terpisah dari anakku Yunho, kau sudah bahagia di tempat ini, tanpa Yunho kau bisa bahagia, dan Yunho pun bisa bahagia tanpamu, dan keluarganya. Maaf untuk membohongi kalian kembali." Batin Min ah, Min ah kembali masuk kedalam kamar Yunho, ia sedikit terkejut karena Yunho telah berdiri di balik pintu tersebut.

"Ka-kau sudah bangun hn?" Ujar Min ah, tetapi Yunho hanya menatapnya tajam dengan wajah pucat.

"Mengapa harus berbohong lagi? Kenapa Umma bilang aku tak mau bertemu Jaejoong? Apa Umma takut aku mengatakan kebohongan Umma padanya?" Min ah hanya diam, di satu sisi memang benar adanya, tetapi alasan sebenarnya untuk sekarang, Min ah tak ingin jauh dari Yunho, itu saja tak lebih.

"Terserah apa tanggapanmu dengan apa yang Umma lakukan. Sebaiknya kau istirahat, kau masih terlihat pucat." Ujar Min ah mengabaikan ucapan Yunho, Min ah memilih merapikan beberapa gelas dan bekas kompresan di meja nakas Yunho, Yunho hanya menatap aktivitas Min ah, air matanya pun terjatuh.

Lies✔On viuen les histories. Descobreix ara