bonus chapter; broken hearted boy

1.5K 285 48
                                    

Calum menekan ruas-ruas jari tangannya dengan gugup. Ia tahu apa yang ia lakukan ini salah, namun demi nya apa saja akan Calum lakukan.

Di sini lah Calum sekarang, di sebuah restoran langganan nya dan Aubrey.

Dan ia sedang menunggu Aubrey sampai di hadapannya.

Dan ia sudah berlatih berkali-kali untuk berbicara lagi kepada Aubrey setelah dua bulan hubungan mereka meregang.

Calum tertawa dengan pikirannya.

Hubungan apa? Sekarang aja mungkin dia udah gak nganggep gue sebagai temen sejak ada makhluk tukang tikung itu, batin Calum.

"Calum?" Panggil seseorang yang sontak membuat Calum kembali ke kenyataan.

Kenyataan yang sangat pahit. Kenyataan kalau gadisnya sudah milik yang lain.

"I-iya, Brey," ucap Calum gugup. Sungguh, ia sangat merindukan sosok dihadapannya itu.

"Maaf lama," ujar gadis itu sambil duduk lalu merapihkan rambutnya yang berantakan karena jalannya yang terburu-buru.

"Kesini...," ucap Calum gugup. "Sendiri kan?".

Aubrey tersenyum, "tadinya gitu. Tapi Luke maksa ikut. Dia bilang gue bawa mobil belum bener. Padahal kan gue bisa pesen grab atau gojek."

Calum tertawa hambar. Sehambar dirinya tanpa gadis itu.

"Udah pesen makan? Gue laper nih," kebiasaan Aubrey yang pastinya sudah sangat Calum ingat.

Ia selalu lapar dimana pun dan kapan pun. Entah darimana datangnya selera makan gadis itu.

Calum memanggil pelayan dan langsung memesan karena daftar menu sudah ia pegang dari awal ia sampai.

"Nasi kuningnya satu, ayam bakarnya satu, paket kids meal nya masih ada kan, mbak? Satu deh. Sausnya yang asam manis aja. Teh panasnya dua," ujar Calum yang langsung diselak Aubrey.

"Cal?" Tanya Aubrey bingung, "es teh manis nya satu mbak, teh panas nya satu aja."

"Aubrey," selak Calum lagi, "no. Lo lagi pilek gitu, anjir. No complaint lagi."

Pelayan itu menggerutu, "jadinya apa nih mas?".

"Teh panas dua. Itu aja. Makasih," jawab Calum sambil menyerahkan daftar menu dan pelayan itu melenggang iri melihat kemesraan mereka.

Aubrey mendengus melihat perhatian Calum yang membuatnya mengingat masa-masa itu.

"Gimana sama Luke?" tanya Calum yang membuat Aubrey tercekat.

"L-Luke? Baik-baik aja kok kita," jawab Aubrey sekenanya. "Kalo lo? Ngapain aja selama gak ada gue?".

Calum tertawa hambar, "gak banyak. Abisannya gak ada yang bisa diajak movie marathon sambil cuddling, sih."

Aubrey kembali tercekat mendengar jawaban Calum, lalu ia tertawa hambar, sekarang sama hambarnya dengan tawa Calum tadi.

"Gak ada cewek lain yang bisa diajak cuddling plus movie marathon gitu?" celetuk Aubrey.

Kini giliran Calum yang tercekat, "nothing as best as you."

Aubrey hanya tertawa lalu ia merutuk dalam hati karena makanan yang tak kunjung datang dan menyebabkan kecanggungan ini.

"Permisi," ucap sebuah suara yang ternyata adalah pelayan tadi. Ia memindahkan pesanan mereka ke meja lalu kembali lagi ke tempatnya.

"Yeay!" pekik Aubrey senang saat menyantap kids meal yang berisi chicken fillet itu.

"Luke mana?" tanya Calum sambil menyobek ayam bakarnya.

"Awdwa dwi pwarkwirwan," jawab Aubrey dengan mulut penuh makanan.

"Aubrey," panggil sebuah suara di belakang Aubrey yang membuat Calum segera mendelik.

Shit, kenapa harus dia lagi anjir?! Sumpah ya ini makhluk gak bisa dimusnahin aja?, Batin Calum kesal dan mengumpat dalam hati.

"Eh, Calum," ucap lelaki itu basa-basi lalu langsung duduk di samping gadisnya itu.

Lalu tanpa ragu ia merangkul dan menciumi puncak kepala Aubrey yang sudah sangat membuat Calum gerah.

Calum mendiamkan dia dan dia sambil memakan ayam bakarnya dengan berapi-api.

Sudah hampir sepuluh menit dia dan dia bermesraan tanpa memperdulikan broken hearted boy di depannya.

Calum yang sudah sangat panas dengan keadaan ini memutuskan untuk membayar pesanan dan meninggalkan mereka saja.

Calum berdiri namun Luke menahannya.

"Fotoin kita berdua dong, Cal, hehe," ujar Luke sambil menyerahkan hapenya.

Calum mendengus kesal, mau tak mau ia mengambil hape dan memotret dia dan dia.

Tapi, bukan Calum namanya jika pasrah pada keadaan.

Calum menekan tombol kamera depan dan yang terjadi adalah ia memotret dirinya sendiri, dengan raut muka yang sangat mengesalkan.

Calum menyerahkan hape Luke lalu beringsut ke meja kasir dan membayar lalu meninggalkan mereka berdua tanpa sepatah kata pun.

------

Calum menghisap rokok dan menghembuskan asapnya sambil duduk di bangku taman.

Dulu, gadis itu yang bisa menenangkannya. Tapi sekarang, ia terpaksa memakai jalan alternatif karena penenangnya dulu malah menyebabkan kekacauan dirinya.

"Calum Hood?" panggil sebuah suara.

Calum menengok ke sebuah suara dan mendapati gadis bermata kecil dengan kacamata ber- frame hitam.

"Siapa ya?" tanya Calum sesopan mungkin.

"Nalar," ucap gadis itu. "Nalar Budiman."

Calum berpikir sebentar lalu tersenyum, "ooh, Nalar temennya Aubrey?".

Gadis itu mengangguk, "gue bisa kok bantuin lo buat deketin Aubrey lagi."

Calum tersenyum sambil menghembuskan asap rokoknya.

Atau mungkin sekarang, ia tidak membutuhkan gadis nya yang dulu, tapi lebih membutuhkan gadis baru yang setidaknya bisa menghilangkan rasa sakit itu.

Atau mungkin sebaliknya.

Ia juga tidak tahu.







×××

Woi. Dah nih bonchapnya neh. Tinggal sequelnya aja ya mweheheheehehehe.

Sequel udh ada kok di draft;-) gue publish kalo knock knock readsnya 7k + votesnya 3k ya.

NGAHAHAHA g.

Gue publish kapan ya yg enak?

Vomments as always<3

Knock Knock • CTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang