Part 3

639 28 3
                                    

Manhattan, USA

Tubuh tegap itu sedang berdiri menghadap ke arah kaca besar yang menyuguhkan pemandangan kota. Matanya menatap tajam gedung-gedung yang menjulang tinggi di sekitar area Dalas Group. Kedua tangannya berada di dalam saku celananya. Sosok itu adalah Andrew Ferdinand Dalas. Dia adalah CEO dari Dalas Group!

Memiliki tubuh tegap bak Atlet profesional dan Wajah tampan bak Dewa Yunani membuatnya terlihat sempurna. Tak sedikit kolega bisnisnya berusaha menjodohkan anaknya dengan Andrew. Tapi itu semua langsung ditolak Andrew bahkan sebelum mereka berhasil mempertemukan anaknya dengan Andrew. Andrew sudah terbiasa menghadapi kolega bisnisnya yang seperti itu.

Andrew adalah anak tunggal dari keluarga pengusaha asal Kanada yaitu Mr. Gerald Dalas dan Mrs. Terry Raquel Dalas. Lahir sebagai anak tunggal membuat Andrew sedikit tidak nyaman dengan sikap overprotective sang Mama. Bahkan hingga saat ini di umurnya yang menginjak 34 tahun dirinya semakin sering mendengar penuturan Mamanya yang kadang membuatnya kesal. Ccontoh kecilnya adalah setiap mereka berkumpul pasti Mrs. Terry selalu menanyakan hal seperti 'Drew apa kamu sudah punya pacar?'

'Drew mama ingin kamu segera nikah'

'Drew kapan rencana membina sebuah keluarga? Mama ingin segera menimang cucu' dan seterusnya...

Sejujurnya Andrew pun terkadang memikirkan hal itu. Siapa sih yang tidak ingin mempunyai seorang istri? Dan memiliki keluarga? Ia ingin, Sangat ingin! Tapi itu semua tidaklah mudah! Banyak wanita yang mendekatinya mulai dari Aktris, Model, Penyanyi bahkan Anak dari rekan bisnisnya, dan juga tak sedikit wanita penggoda yang sering ia kunjungi di Club terang-terangan menunjukkan rasa ketertarikannya pada Andrew. Namun mereka semua ditolak Andrew, ingat DITOLAK! Andrew sendiri pun tak mengerti mengapa dirinya sangat sulit tertarik dengan wanita, eitsss bukan berarti dia Gay ya! BIG NO! Hanya satu wanita yang berhasil membuatnya jatuh cinta hingga saat ini. Dan sayangnya Andrew kehilangan wanita itu bahkan sebelum mereka berkenalan. Yang masih Andrew ingat saat ini adalah Paras cantik dan tubuh yang sangat ideal bak Model. Ah wanita itu...wanita tercantik yang pernah Andrew lihat dalam mimpinya.

Siapa yang tak kenal Andrew? Ketenaran Andrew bahkan hampir setara dengan Aktor Hollywood ternama! Andrew adalah pengusaha muda terkaya dan tersukses seantero Eropa bahkan Asia! Bisnis Properti dan Real Estate yang dimilikinya berjalan sukses. Namun ada satu kekurangan yang sangat disayangkan. Selain menyandang status The Best CEO ternyata Andrew juga terkenal dengan The Most Arrogant CEO!

"Dalas Hotel sedang sibuk mempersiapkan untuk perancangan iklan yang rencananya akan realize Bulan depan, Sir."

"Apa mereka sudah menyerahkan konsep iklannya?" Andrew berbalik dan berjalan ke arah mejanya. Matanya menatap tajam Ben. Ben yang tau dirinya ditatap seperti itu oleh Andrew hanya bisa menunduk. Walau sudah sering berhadapan dengan Andrew. Entah mengapa Ben selalu merasa terintimidasi hanya dengan berbicara dengan Andrew. Bahkan tatapan Andrew berdampak pada tubuhnya. Tubuhnya akan refleks mengeluarkan keringat dingin disekitar dahinya.

Dengan gugup Ben menjawab pertanyaan Andrew "Be..be..belum Sir, Kabar yang baru saya terima yaitu bahwa Dalas Hotel baru saja melaksanakan Meeting. Hasil meeting dan konsepnya baru akan dikirim lusa Sir" Andrew mengangguk dan melirik arloji di tangannya. Ben yang tak mendengar jawaban Andrew pun memberanikan diri mendongakkan kepalanya.

"Baiklah. Jika kau sudah menerima Email dari mereka langsung forward ke Email saya."

"Baik Sir. Apa ada hal lain yang bisa saya bantu, Sir ?" Ben sudah tidak tahan satu ruangan dengan Andrew. Berada di satu ruangan dengan Andrew membuatnya seperti tercekik.

"Besok saya akan pergi ke Vancouver. Saya ingin kau memersiapkan segala kebutuhan saya untuk 1 minggu mendatang"

"Baik Sir. Apa ada lagi?"

"Cukup. Itu saja" Ben mengangguk dan langsung pamit pergi "Kalau begitu saya permisi"

Andrew tak menjawab, Ben segera berjalan keluar dari ruangannya. Andrew langsung menyibukan diri dengan memeriksa beberapa berkas yang berserakan di mejanya.

Setelah Ben menutup pintu. Andrew menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi. Lelah! Itulah yang sering dirasakan Andrew. Dirinya harus berkeliling mengunjungi perusahaan yang tersebar diseluruh Eropa bahkan Asia. Seminggu sekali Andrew harus pergi. Dan besok adalah jadwalnya pergi ke Kanada untuk menghadiri Meeting di Dalas Hospital.

HP Andrew berdering, Andrew merogoh saku jas nya. Mengambil HP dan langsung menjawab panggilan dari seseorang setelah melihat caller ID nya Ken in Comming Call....

"Hallo"

"Hallo bro! What's up?"

"Jangan buang-buang waktu ku! Langsung ke intinya. Ada apa kau menghubungi ku?"

"Hahaha Calm down bro! I have a good news! I have a new Girlfriend!!! Whoaaa" Andrew memijit dahinya setelah mendengar penuturan temannya itu.

"Kau!! Menghubungi ku hanya untuk mengatakan itu? Oh God!" Andrew sedang pusing dan temannya menelpon hanya untuk mengabari hal yang sama sekali tidak penting! Disebrang sana Ken tidak berhenti tertawa.

"Damn you Ken!" Ya Andrew memang sering menjadi bahan bully teman-temannya karena hanya Andrew yang tidak memiliki kekasih!

"Sorry man! Ah ya! Please, Check your inbox mail Drew. Trust me! You will happy after you read it! I swear hahaha. See you bro!" Belum sempat Andrew menjawab, Ken sudah menutup panggilan teleponnya. Andrew merutuki perilaku Ken yang sangat menyebalkan. Andrew enggan menuruti perintah temannya itu, Andrew yakin pasti Ken tak akan berhenti mengolok dirinya dan membuat Andrew kesal dengan mengirim email yang tidak ada gunanya sama sekali.

*****

01:00 PM Manhattan Time

Andrew bangkit dari kursinya setelah cukup lama berkutat dengan berkas-berkas penting yang harus ia tanda tangani. Andrew melirik jam tangannya lalu mengambil jas yang tersampir di belakang kursinya. Dan melangkah meninggalkan ruangannya.

Andrew keluar dari lift dan berjalan tanpa menghirauka sekelilingnya. Sepanjang jalan menuju Lobby tidak sedikit pegawai wanita yang memusatkan pandangannya kepada Andrew. Bahkan banyak dari mereka sibuk merapihkan penampilan Make up dan juga pakaiannya. laki-laki hanya menunduk memberi hormat. Andrew hanya mengangguk kepada karyawan laki-laki tanpa menggubris karyawan wanita yang sudah susah payah berusaha menarik perhatiannya.

Sampai tiba di Lobby, Andrew memasuki mobil mewahnya yang sudah terpakir di depan. Semua orang masih memusatkan perhatiannya sampai akhirnya mobil Andrew melaju meninggalkan kantor.

"Oh God!! I can't breath! Astaga dia tampan sekali!"

"On day! I will walking beside him! And I will be his future!"

"No! He's mine!"

Para wanita sibuk memperebutkan Boss mereka yang baru saja pergi. Mereka sibuk berhalusinasi dengan beragam imajinasinya. Ben yang melihat itu hanya memutar bola matanya dan menghampiri kumpulan wanita yang sedang berdiskusi itu.

"Back to Earth ladies!" Wanita-wanita itu hanya mengerucutkan bibirnya, kesal dengan Sekretaris Boss nya itu.

"Biarkan saja! Selama Mr. Andrew belum terlihat menggandeng seorang wanita. Kita masih boleh kan berharap?"

Ben tersenyum simpul dan berbisik ke arah mereka "Berharap boleh, tapi jangan terlalu tinggi. Kalau terlalu tinggi jatuhnya sakit! Lagi pula kalau Mr.Andrew masih terlihat sendiri saat ini bukan berarti hatinya tidak ada yang memiliki bukan?" Ben tersenyum Smirk.

Setelah mengucapkan kata-kata itu Ben langsung pergi. Meninggalkan wanita itu dengan kekesalan yang menggunung.

******

The Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang