Suasana jadi sedikit tegang setelah Deni membentak mereka, lebih tepatnya kepada tiga orang yg tak tau diri. Macam si Risa, Nouval dan Dimas. Bisa-bisanya mereka membully Deni padahal perempuan yg baru dilamar juga duduk disana. Ya walau mereka tak tau kalau Runa perempuan yg sudah menolaknya.
Malam semakin larut, Risa dan Nouval sudah pulang beberapa menit lalu. Sementara Runa sudah tidur di kamar tamu atas permintaan Kif. Tapi Deni masih duduk ditaman belakang sambil menatap kolam dihadapannya.
“Sepertinya kamu benar-benar sudah jatuh cinta.” Kata Kif duduk disamping Deni.
“Jadi sekarang giliranmu yg ingin membullyku?” sambut Deni yg tak lagi terkejut melihat Kif.
“Apa orang yg kamu maksud adalah Runa?” tanya Kif sukses membuat Deni menatapnya beku.
Kif memang sangat mengenal Deni, dan apapun yg akan disembunyikannya dengan mudah Kif menebaknya. Deni kembali menghela nafas sebelum mengangguk lemah. Dan Kif merangkul pundak Deni secara tiba-tiba.
“Kau memilih wanita yg tepat Den.” Sambut Kif menatap Deni sambil tersenyum renyah.
“Kamu tidak bertanya tentang kehidupan Runa?” kata Deni heran.
“Aku akan menunggu sampai kamu sendiri yg bercerita.” Kata Kif melepas rangkulannya dan mulai memeluk lututnya sendiri karna udara malam yg dingin.
“Kau tau Dimas sangat beruntung mendapatkanmu, kau terlalu sempurna.” Kata Deni.
“Dia suamiku sekarang dan kau adiknya!” kata Kif menginterupsi. “Jadi apa sekarang kamu akan bercerita tentang Runa?” imbuhnya bersemangat.
“Abi bukan anak kandung Runa. Abi anak dari kakak Runa seingatku Meta namanya. Sejak lahir Runa yg mengasuh dan menjadi orangtua tunggal untuk Abi. Aku sendiri tak tau dimana Meta karna Runa tak pernah menceritakannya.” Kata Deni dengan mata menerawang.
“Kasian sekali Abi tak tau dimana orangtuanya. Tapi dia beruntung punya Mami seperti Runa.” Kata Kif menanggapi dan mengeratkan pelukan pada lututnya karna udara semakin dingin.
“Sebaiknya kamu masuk, sebelum suami cerewetmu itu datang kesini dan menguping pembicaraan kita.”
“Baiklah, dan kamu juga sebaiknya cepat tidur karna mungkin saja malaikat sedang menyiapkan kejutan untukmu.” Kata Kif mengerling nakal.
Deni hanya tersenyum menanggapi ucapan Kif.
Keheningan kembali menemani Deni yg masih duduk menatap kolam. Malam semakin larut tapi matanya tak kunjung merasa kantuk.
“Kenapa belum tidur Pak?” sapa Runa yg tiba-tiba muncul dan mengagetkan Deni.
“K-kamu sendiri kenapa belum tidur?” tanya Deni menyembunyikan keterkejutannya.
“Saya ambil minum karna haus.” Kata Runa menunjukkan gelas ditangannya.
“Kalau begitu saya—“
“Bisa kita bicara sebentar?” tukas Deni membuat Runa urung melangkah.
Hening.
“Duduklah.” Perintah Deni menepuk sofa disampingnya.
Dengan sedikit ragu Runa duduk disamping Deni. Dan suasana canggung semakin terasa saat keduanya hanya diam menatap titik dengan pikiran melayang entah kemana. Runa menenangkan jantungnya yg berdetak tak karuan. Sementara pikirannya sibuk menerka apa yg akan dibicarakan Deni.
Disisi lain, Deni masih bingung memilih kata yg tepat agar Runa tidak tersinggung dengan pertanyaannya.
“Abi tidur denganmu?” tanya Deni membuat Runa menatap heran.
Kenapa jadi pertanyaan itu yg keluar dari mulut sialku ini, padahal bukan itu maksudku. Rutuk Deni dalam hati.
“Maksudku Apa Abi tidur dikamar Diki?” ralat Deni cepat.
“Iya. Diki anak yg baik, dia bahkan membagi mainannya dengan Abi.” Kata Runa.
“Runa...?”
“Iya?”
Hening.
“Sebenarnya...”
“Hmmm..?”
Hening.
“Sebenarnya kenapa?” tanya Runa tak sabar.
Runa sudah merasa kedinginan dan sangat mengantuk, sementara Deni bertele-tele sejak tadi. Dia sudah ingin meninggalkan Deni sampai akhirnya Deni membuka suara.
“Aku ingin kita bisa lebih dekat dari sekedar rekan kerja. Mungkin kamu merasa ini terlalu aneh dan mendadak, tapi aku tak lagi bisa menahan perasaanku.” Kata Deni sukses membuat Runa menatapnya tak percaya.
Hening.
Kini Runa yg mematung tak percaya mendengar pernyataan Deni dengan jelas, tak seperti kejadian saat dirumahnya tempo hari. Pikirannya sibuk mencerna ucapan Deni dan tak tau harus bereaksi seperti apa. Sementara dalam hatinya masih ada rasa kecewa karna penghianatan Tomi terdahulu.
“Bisakah kamu memberi saya kesem—“
“Tidak.” Tukas Runa dingin. “Saya minta maaf pak, tapi saya mohon jangan libatkan perasaan anda.” Kata Runa akan beranjak dari duduknya.
Dan entah apa yg ada dalam pikiran Deni, dengan cepat Deni menarik tubuh Runa dalam pelukannya. Runa sempat memberontak mendorong tubuh Deni, tapi Deni semakin mengeratkan pelukan hingga Runa hanya diam.
“Jika luka yg Tomi berikan jadi alasan, ijinkan aku yg sembuhkan. Jika Abi yg jadi alasan maka aku yakinkan tak akan ada yg berubah.” Bisik Deni pelan.
Runa bergeming, hatinya hangat mendengar ketulusan Deni. Untuk beberapa saat Runa dan Deni dapat merasakan degup jantung masing-masing yg ritmenya semakin cepat.
“Tidurlah, nanti kau masuk angin jika terlalu lama diluar.” Kata Deni melepas pelukannya dengan berat hati.
Dengan gugup Runa beranjak pergi masuk kekamarnya. Sampai dikamarnya Runa memegang jantungnya yg berdetak dengan ritme tak karuan. Syukurlah dia tak punya riwayat penyakit jantung. Jika punya mungkin dia sudah dilarikan ke UGD.
💚💚💚
Hooolaaaa... Eike balik abis betapa dikebun toge..
Dan eike berhasil nulis 2100 kata hebat kan? (Biasa aja)
Makasih semua yg sudah baca dan kasih voment..
Eh ya mo ngingetin bantu eike promot nih cerita yes, minimal yg baca banyak biar eike semangat nulisnya..
Ailopyu readerku..
ESTÁS LEYENDO
Single
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka apabila ada kesamaan nama atau tokoh merupakan hal yg tidak disengaja dan hanya kebetulan semata. Ini cerita tentang abang Deni yg berusaha ngejar jodohnya. Perempuan berkepribadian hangat dan keibuan atau memang udah...
chapt 10
Comenzar desde el principio
