“Ku pikir Diki minta Tante!” celetuk Nouval dengan sengaja.
Deni hanya mendengus dan mengabaikan ucapan Nouval. Dia cukup hafal sindiran itu, dan jika dia menanggapi Dimas dan Risa akan semakin gencar membullynya.
Stelah menerima hadiah, Diki segera menggeret kotak itu sambil berlari ketaman belakang.
“Pelan-pelan sayang!” kata Kif memperingatkan.
“Hunny, kenapa kamu tidak mengajak Abi berkumpul disini?” tanya Dimas menarik perhatian Deni.
Nama itu terdengar akrab ditelinga Deni. Tapi seketika dia menampik pikirannya.
“Dia lebih suka bermain di taman belakang, dia wanita sabar dan telaten.” Jawab Kif duduk disamping Dimas.
“Apa tak ada orang yg ingin menyuruhku beramah tamah?!” sungut Deni dengan perut yg mulai keroncongan.
“Jangan seperti orang asing, ini rumahmu, kau lupa?” kata Kif.
Deni tak lagi menjawab dan berjalan menuju meja makan yg terletak beberapa meter dan masih diruang yg sama. Deni mulai menyendok nasi kedalam piringnya. Dan sekelebat bayangan terlihat dari jendela ruang makan kearah taman. Sosok yg sudah dirindukannya beberapa hari ini.
Dan Runa muncul dari balik pintu taman menggendong Abi. Bukan halusinasi atau imajinasi, ini nyata. Dia berjalan keruang tengah tanpa menyadari keberadaan Deni yg menatapnya dengan mulut terbuka.
“Kak aku permisi pulang sekarang ya?” kata Runa dengan Abi yg meronta dalam gendongannya.
“Kenapa buru-buru?” tanya Kif.
“Akak Ikiii! Gak auuu Mamiii...!!” teriak Abi meronta dalam gendongan Runa.
“Abi sudah mengantuk jadi sebaiknya aku pulang saja kak.” Kata Runa menahan Abi yg terus saja meronta.
“Bunda..” kata Diki memeluk pinggang dan menatap Kif sambil menggeleng kecil.
Sejenak Kif menatap Diki yg tak ingin Abi pulang. Kif cukup tau saat Diki menatapnya dalam dengan tatapan memohon.
"Sini Abi sama Bunda.” Kata Kif mengambil Abi dari gendongan Runa.
“Tapi kak—“ belum selesai Runa bicara Abi sudah berpindah kepelukan Kif.
Segera Kif membawanya kekamar, sementara Diki mengekor sambil tersenyum dibelakang Bundanya. Risa menarik tangan Runa memerintahkannya untuk duduk. Runa mulai duduk dan mengehela nafas pasrah.
“Kau harus mengalah pada Kif, dia orang yg keras kepala.” Bisik Risa membuat Runa terheran. “Kau lihat Diki seperti tak ingin berpisah dengan Abi, jadi Kif mengambil Abi darimu.” Penjelasan Risa diangguki oleh Runa.
Ia tak banyak berkomentar karna terlalu lelah. Sejak pagi pekerjaannya menumpuk karna beberpa hari lalu dia tak membuat sketsa. Dan tadi dia harus menyelesaikan beberapa sketsa lagi untuk segera dikirim untuk proses produksi.
Deni sudah menyelesaikan makan malamnya sejak tadi, tapi ia tak juga beranjak dari meja makan. Matanya jatuh menatap kagum pada Runa yg duduk disofa.
Tak lama Kif keluar dari kamar tanpa Abi dan Diki. Runa sedikit terkejut karna kamar itu bahkan sangat tenang.
“Abi sama Diki-nya mana kak?” tanya Runa terheran.
“Mereka sudah tidur. Sebaiknya kamu menginap disini saja.” Jawab Kif santai.
Runa kembali menghela nafas pasrah menghadapi Kif.
“Den, apa kau akan diam disana terus?” tanya Kif menatap Deni heran.
YOU ARE READING
Single
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka apabila ada kesamaan nama atau tokoh merupakan hal yg tidak disengaja dan hanya kebetulan semata. Ini cerita tentang abang Deni yg berusaha ngejar jodohnya. Perempuan berkepribadian hangat dan keibuan atau memang udah...
chapt 10
Start from the beginning
