Prologue : Bad Begin

7K 390 7
                                    

"Aku ini wanita penghibur yang bekerja di bar, menjauhlah dariku mulai sekarang! Dan jangan lagi mengikuti atau mencariku!" -Yein

"Tidak perduli kau itu wanita seperti apa tapi perasaan cintaku padamu tidak akan tergantikan oleh apapun!" -Jungkook

Aku seorang gadis sederhana, hal yang utama bagiku adalah memaparkan senyuman kepada setiap orang yang ku jumpai.
Kata Ibu, senyum itu penting.

"Sudah pulang sekolah Yein? Bagaimana sekolahmu?"

Seorang Ibu penjual sayur yang akrab denganku pun menyapaku, aku mengulas senyum padanya.

"Seperti biasa, menyenangkan."

Seusainya aku pun melanjutkan jalanku untuk pulang, saat aku hendak mendekati pekarangan rumahku dari jauh aku mendapati sebuah mobil hitam yang terparkir di depan rumahku membuatku memutar otak berpikir perasaan kami tidak ada mobil baru dan Ayah juga tidak ada rencana beli mobil baru.
Karena penasaran aku pun segera berlari kecil memasuki rumah, pintu rumah terbuka membuatku dengan pelan melangkah masuk.

"Ayah? Ibu?"

Rumahku ... tidak jauh beda dengan pembuangan sampah. Berantakan, banyak serpihan kaca membuatku merasakan perasaan yang tidak mengenakkan.
Semua yang kurasakan ternyata benar, terdengar suara bentak² di dalam kamar.


"Mulai hari ini semua harta warisan milik anda akan kami disita!"

Aku mendekati kamar belum sempat aku masuk tiba-tiba keluar dua lelaki yang berpakaian tuxedo dengan kacamata hitam dan pergi meninggalkan kami.
Tanganku mendorong pelan pintu hingga menampakkan kamar Ayah dan Ibu tidak jauh beda dengan kondisi di ruangan keluarga tadi, berantakan.

Ayah dan Ibu pun menangis tersedu-sedu duduk di lantai, aku bergeming melihat mereka.
Ibu yang mengetahui kehadiranku ia pun menghampiri dan memelukku dengan erat sambil menangis melampiaskan kesedihannya.

"Yein-ah ...." panggil Ibu lirih.

"A-apa yang terjadi?" tanyaku melihat kondisi mereka dan mataku terasa pedih ingin menangis juga.

"Semua saham milik Ayahmu telah di rebut ... semuanya. Kita bangkrut dan semua barang di sita ...."

Mataku terasa berkaca hingga cairan bening itu meluncur membasahi pipiku.
Ku balas pelukan Ibu, aku dapat merasakan betapa besar rasa sakit yang di tanggung mereka. Usaha yang di bangun oleh jerih payah Ayah dari nol hingga dapat berbuah hasil sukses tapi telah di rebut oleh orang yang tidak tahu malu.

Aku dan Ibu saling berpelukan di ikuti Ayahku memeluk kami, sama-sama terjerumus ke dalam keterpurukan.

"Maafkan Ayah ... maafkan Ayah yang tidak berguna ini."

.

.

.

TBC

Republish, hanya di revisi sudut pandangnya hehe.

✔Just You [S1]Where stories live. Discover now