Part 25

44.7K 2.2K 182
                                    

Putih dan sepi. Dan ia tidak tau berada dimana sekarang. Maka dengan kebingungannya ia berjalan menyelusuri jalan itu, dan saat ia terus berjalan tiba-tiba datang seorang gadis mungil berjalan kearahnya dan ia pun menghentikan langkahnya.

Sepasang tangan mungil itu menyentuh tangannya, dengan rasa bingung ia berjongkok menyetarakan tingginya dengan gadis kecil itu gadis yang wajahnya serasa tidak asing baginya.

Dia menyentuh wajah mungil itu dan tanpa gadis mungil itu memegang tangannya yang berada di wajah gadis mungil itu.

'Mama' Ucapan gadis itu membuat hatinya bergetar.

'Mama' lagi gadis itu berucap

'Kamu siapa, dan kenapa memanggil saya mama' ucapnya

'Mama jangan tinggalin aku mama bahkan belum wajah aku saat canna baru lahir dan mama belum liat ka Farid yang sedang diobati'

Dan saat nama Farid disebut Nisa seketika langsung teringat akan anaknya itu.

'Kembali lah mah dan lihat kami untuk yang terakhir kalinya' dan setelah gadis itu mengucap kata, kemudian gadis kecil itu meninggalkannya.

Nisa masih hanya diam, mencerna kata-kata gadis kecil itu. Haruskah dia kembali dan membiarkan Fatah menjadi lebih menderita, haruskah. Maka ia hanya mengikuti kemana jalan hidupnya akan berakhir.

∞∞∞∞∞∞∞∞

Fatah masuk keruang perawatan Nisa dan saat ia berjalan menuju brankar Nisa ia seketika terkejut melihat Nisa yang sudah membuka mata dan melihat kearah dirinya dengan pandangan bingung, ia pun mempercepat langkahnya.

"Kamu udah sadar Nis, apa yang kamu rasakan" Tanya Fatah, tetapi ia tidak mendapat jawaban karena Nisa hanya melihatnya dengan air mata yang mengaliri sudut matanya.

"Aku akan panggil dokter kamu tunggu sebentar"

Fatah keluar untuk memanggil dokter.

Sementara Nisa hanya diam membiarkan air mata mengaliri kedua matanya, mimpinya begitu nyata dan membuat keinginanya untuk bangun dari tidur panjannya. Mengingat mimpinya membuat Nisa secara refleks meraba perutnya, walau masih sedikit bucit tetapi tidak sebuncit seperti terakhir kali ia mengelusnya dan ia tidak merasakan lagi gerakan anaknya, seketika air mata sudah mengalir keluar membasahi pipinya, takut terjadi hal yang tidak dinginkan akan terjadi.

Fatah kembali bersama seorang dokter dan perawan keruang perawatan Nisa, ia melihat Nisa yang sedang menangis tanpa suara.

Saat dokter dan perawat melakukan pemeriksaan untuk mengecek kondisi Nisa, Fatah diminta untuk menunggu diluar bersama ibunya yang ternyata sudah kembali dari ruang perawatan Farid.

"Nisa kenapa sayang"

"Atta tidak tau mah, saat Fatah kembali dari ruang perwatan bayi Nisa sudah sadar mah dan Dokter sedang memeriksa kindisinya sekarang"

Sofie hanya menganggukan kepalanya mengerti

"Lalu bagaimana dengan kondisi Farid mah" Tanya Fatah kepada Sofie, karena dirinya yang belum keruang perawatan Farid.

"Farid semakin membaik, walau masih tidak diperbolehkan untuk masuk keruangannya berlama-lama tapi dokter mengatakan kondisinya semakin membaik"

"Syukurkah"

"Lalu baigaimana dengan Bayimu sayang"

"Berat badannya mulai bertambah mah, dan kindisinya masih lemah sehingga dia belum di izinkan untuk keluar dari incubator" ucap Fatah mengenai kondisi anak keduanya.

Ugly Wife Where stories live. Discover now