Remember All Of Them

930 49 7
                                    

Pagi sudah menunjukan pukul enam lewat tiga puluh menit, namun seorang gadis cantik masih enggan untuk membuka matanya. Ia masih terlelap dengan balutan selimut yang tebal itu.

"Queen bangun sayang." Seorang wanita mencoba membangunkan gadis itu, namun sang pemilik nama hanya menggeliatkan tubuhnya dan menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya.

Angel Pradipta -nama wanita itu- menarik selimut anaknya yang masih enggan bangun dari tidurnya "Queen bangun! Ini sudah jam setengah tujuh sayang."

"HAH?!!" teriak Queen, matanya membulat sempurna mendengar ucapan ibunya.

Queen segera bangun dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Angel hanya menggeleng gelengkan kepala melihat kelakuan anak bungsunya itu "Queen, kebiasaan banget ya kamu tuh."

Angel keluar dari kamar Queen dan menuju ruang makan, disana sudah ada Anggara dan Diana sedangkan Aqila tentunya dia masih berada di negeri sakura sana.

"Pagi" sapa Angel dengan senyum yang terukir di bibirnya.

"Pagi juga sayang" "Pagi juga bu" sapa Anggara dan Diana secara bersamaan.

"Aku udah buatin roti selai untuk ibu." Ucap Diana sambil memberikan roti yang sudah dioleskan selai kepada Angel. Angel dengan senang hati menyambut pemberian Diana "Makasih ya sayang."

"Queen dimana?" tanya Anggara, sang imam dalam keluarga Pradipta.

"Ya seperti biasa, dia baru bangun saat aku yang bangunin tadi. Dan sekarang pasti masih mandi tentunya." Ucap Angel sambil memakan rotinya. "Aku senang dia udah gak harus pakai kursi roda lagi." Ucapnya sesaat kemudian.

"Diana juga bu, aku kangen mau bercanda bareng dia, jalan - jalan bareng. Oiya bu, nanti aku akan ngajak dia ke konser aku bareng kak Aqila juga. Boleh kan bu?" Diana meminta izin kepada Angel dan dibalas dengan anggukan serta senyuman hangat.

Terdengar suara derap langkah kaki, atau lebih tepatnya orang yang sedang berlari di tangga. Dan tentunya semua orang akan tau bahwa itu adalah Queen.

"Pagi semua." Sapa Queen kepada keluarganya yang sedang sarapan.

"Pagi." Ucap mereka kompak. Queen mengambil roti selai yang sudah tersedia dan hanya meminum susunya sedikit. "Diana ayo cepet, kita telat nih."

"Kan yang kesiangan juga lo." Queen hanya mengendus sebal mendengar cibiran Diana dan segera pergi keluar.

"Bu, Yah, Diana berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Diana segera menyusul Queen setelah menyalami tangan orang tua angkatnya itu.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah mereka, untung saja pagi ini tidak ada macet jadi mereka bisa sampai sekolah tepat waktu.

"Hah sial, dikirain telat taunya engga." Queen menggerutu sambil menghela nafas lega.

"Ya untungnya sih haha. Udahlah ayo masuk." Mereka jalan berdampingan, tak akan ada yang heran lagi kenapa mereka berdua bisa akrab.

Diana yang notabene nya sekarang adalah penyanyi terkenal dari agency kakak kembar Queen, dan sekaligus anak angkat dari orang tua mereka.

Walaupun masih tetap saja ada yang mencari gara gara dengan mereka, Diana yang mereka kenal dulu sebagai cewek cupu sekarang sudah kembali modis seperti saat SMP.

"Heh minggir lo, gue mau lewat!" Ucap seseorang yang dengan tampilan lebih menyerupai ondel - ondel menurut Queen.

"Jalanan masih luas, dan gue rasa badan lo gak lebih lebar dari mobil tronton." Ucap Diana dengan nada menyindir yang membuat anak anak lain tertawa kencang.

Queen'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang