[0.1] Meet

31.9K 1.1K 36
                                    

.
.
.
.


"Bisakah saya menentukan jalan hidup saya sendiri? Bukankah ini sudah keterlaluan, ayah?"

Menolak, adalah hal yang Sehun lakukan. Bukan, bukan tidak berbakti, hanya saja soal perjodohan –mereka seharusnya tidak mencampuri urusan itu bukan? Karena bagaimanapun tidak semua hal yang diinginkan orangtua harus dilakukan oleh anak. Sebagai anak, mereka juga memiliki kebebasan untuk memilih. Terlebih masalah pasangan seperti ini. Sehun yang akan menjalankannya, bukan mereka. Jadi wajarkan dia menolak?

Bayangkan saja, dijodohkan?
Bagaimana bisa mereka mengambil keputusan seperti itu tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu?

Pergi dari tempat ini sebelum situasi semakin memanas adalah keputusan yang tepat. Tentu saja, saya masih berusaha mengontrol emosi saat ini.

Baru akan beranjak ayah telah lebih dulu mengeluarkan suara yang sukses membuat saya menerima perjodohan ini –dengan terpaksa.

"Oh Sehun ini perintah Ayahmu! orang yang telah membesarkanmu! Kalau kamu menolak perjodohan ini jangan salahkan ayah jika namamu dicoret dari daftar keluarga!"

Sehun memutar bola mata.
"Akan saya pertimbangkan"

"Ini demi kebaikanmu dimasa depan nantinya, Oh Sehun"

SKAK MAT!!

Ya Tuhan ibu, Sehun tidak bisa membantah perkataan beliau.
Dengan berat hati ia menganggukkan kepala pasrah sebelum berlalu meninggalkan ruangan keluarga.

•𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱•


Neulra pov

"Apa? Dijodohkan? Menikah? Papi... aku nggak mau"

Bayangkan saja, harus banget menikah sekarang?
Maksudku, hey! umurku masih sangat muda! Tidak, aku tidak ingin menikah secepat itu. Masih ada banyak hal yang belum aku lakukan dan jika harus menikah saat ini, mungkin planning yang sudah aku buat akan terbuang sia-sia.

"Tidak ada penolakan, Neulra! Ini perintah papi!"

"Tapi pi, aku masih kuliah. Mami... tolong bantu aku"
Aku mengeluarkan wajah memelas pada mami. Dengan itu, pasti mami bisa membantu membujuk papi agar membatalkan perjodohan ini.

"Maaf sayang, kali ini mami nggak bantu. Tapi ibu yakin kamu akan bahagia bersamanya. Papi dan mami tidak akan sembarangan menjodohkan kamu. Lagian kamu juga belum lihat wajahnya kan? Kita coba dulu ya, hm? Anak mami?

GAME OVER

'Udah gabisa lagi nolak, Neulra'

Apa yang harus kulakukan? Aku sudah tidak bisa mengelak apalagi melihat wajah mami yang memohon agar aku menerima perjodohan ini.

Selama ini aku sangat dekat dengan mami. Bahkan terkadang mami harus menemaniku tidur hingga aku benar-benar terlelap saat aku sakit.
Ya, kedua orangtuaku ini selalu memanjakanku karena aku adalah anak tunggal.

"Baiklah, kalau itu buat mami papi bahagia, Neulra terima"

"Terimakasih sayang" kata mami kemudian membawaku ke dalam pelukannya.

•𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱•


Normal pov

Hari cepat sekali berganti. Matahari mulai memancarkan sinarnya. Sehun masih terlelap dibalik selimut tebalnya. Ia berdecak kesal saat bunyi alarm yang memekakan telinga mengusik indera pendengarannya.

Husband | OSH [REVISI]Where stories live. Discover now