Ayolah, pria itu baru bisa memejamkan mata pukul dua dini hari, dan sialnya hari ini dia mendapatkan kelas pagi.

Dengan terpaksa, Sehun membuka matanya. Menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang, mengumpulkan nyawa. Setelah nyawanya terkumpul semua, pria itu bergegas turun dari ranjang dan berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di tempat lain, di waktu yang hampir sama terlihat Neulra baru saja selesai dengan urusannya di toilet. Gadis itu terbiasa buang air besar setelah mandi pagi.

Berjalan ke meja rias. Merapihkan tataan rambutnya, memakai tabir surya dan liptint. Oke, Neulra siap untuk berangkat ke kampus.

Sebelum keluar dari kamar, gadis itu terlebih dahulu merapihkan tempat tidurnya. Meski sering dimanja kedua orangtianya, Neulra tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab.

Gadis itu akan berjuang untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Pantang bagi Neulra menyerah jika hal yang menjadi keinginannya belum tercapai. Gadis itu akan terus bekerja keras, apapun resikonya.

Kembali ke Sehun. Setelah sedikit merapikan penampilannya, kemeja abu abu dipadukan dengan celana jeans, Sehun segera turun untuk sarapan.

Kedua orang tuanya, dan juga sang adik, Oh Sehan sudah lebih dulu memulai sarapan mereka ditempat duduknya masing-masing.

"Oh Sehun nanti malam ikut ayah dan ibu, kita harus membicarakan kelanjutan perjodohanmu" kata Yonseok -ayah Sehun dan dijawab anggukan malas oleh yang bersangkutan.

"Jadi hyung beneran dijodohin?" tanya Sehan. Lagi, Sehun hanya mengguk sebagai jawaban.

Pria itu telah menyelesaikan sarapannya. Meraih tas ransel dan beranjak dari tempatnya.
"Aku berangkat. Oh Sehan cepat ambil tasmu hyung tunggu didepan" kata Sehun kemudian berlalu menuju parkiran rumah untuk mengambil mobil yang terparkir disana.

"Hyung! Tunggu. Aku berangkat ibu ayah" kata Sehan kemudian bergegas mengikuti kakaknya.

•𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱•

"Hah?? Dijodohin?!" pekik Minri dan Arin bersamaan.

Segera Neulra memukul kedua sahabatnya dengan cukup keras.
"Ya! jangan keras-keras" kata Neulra yang dijawab anggukan kepala oleh keduanya.

Minri dan Arin merapatkan tubuh mereka agar lebih dekat dengan Neulra.
"Gimana bisa? Coba ceritain" kata Arin
"Heem, cerita buruan" sahut Minri

Neulra menghembuskan nafasnya frustasi.
"Kemarin abis makan malam, papi ngomong intinya mau jodohin aku sama anak rekan bisnisnya. Ya aku udah usaha nolak, sampe minta tolong mami padahal. Eh mami malah sepemikiran kayak papi, tau sendiri kan aku gabisa ngebantah omongan mami? Yaudah lah terpaksa terima perjodohannya. Trus ini nih, ntar malem katanya mau ngadain pertemuan buat kelanjutan perjodohannya gitu"

"Trus dia gimana?" kata Minri sembari melirik seseorang yang kebetulan berjalan melewati mereka bertiga.

"M-maksudnya?"
Neulra dan Airin mengikuti arah pandang Minri dan sontak membulatkan mata saat mengerti objek yang Minri maksud.

"Oh Sehun?!" Pekik Neulra dan Airin bersamaan
"Ya!!"

Sehun menoleh ketika mendengar namanya disebut. Dapat ia lihat Neulra, Minri, dan Airin yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri sedang menatap Sehun dengan wajah idiot -menurutnya- andalan mereka.

"Dia melihat kita dia melihat kita!!"
Neulra, Minri, dan Airin buru buru memalingkan wajahnya ke objek lain.

Sehun mendengus.

Husband | OSH [REVISI]Where stories live. Discover now