15

5.8K 262 10
                                    


" sayang, Umi tadi telepon aku suruh dateng kerumahnya, kamu mau kesana gak?" tanya Ali, Prilly mengangguk senang.

"masa iya aku gak mau sih? Aku mau banget lah Li! Yuk kesana, tapi aku ganti baju dulu ya"Prilly bangkit dari sofa yang tadi ia duduki lalu berjalan kearah kamarnya.

"kelamaan sayang! Kasian kamu kecapean!" Ali menggendong Prilly ala Bridalstyle menuju kamarnya lalu mulai mengganti pakaian mereka.

Mereka menempuh waktu 30 menit untuk kerumah orang tua Ali, setelah sampai mobil Ali sudah rapih terparkir.

"yuk sayang turun!"Ali membukakan pintu Prilly lalu menggenggamnya untuk masuk,

"assalamualaikum,"

"waalaikumsallam" pintu besar itu terbuka, dan menampilkan wanita berumur 40 tahun keatas tapi tetap cantik. "hai Nau, yaampun tinggal nunggu bulan udah lahir cucuku"Prilly memeluk Uminya Ali ini,tak lupa cipika cipiki. Mereka menduduki sofa yang berada di ruang tamu.

"mentang-mentang udah punya istri jadi jarang kesini Liq?" Ali menoleh, ada abinya yang berjalan kearahnya,

"yaampun Bi, Maliq kan harus jaga Nau! Apalagi kantor juga sedikit sibuk"ucap Ali, abinya hanya terkekeh.

"iya abi ngerti!, sayang sini kenapa sih! Lagi apasih kamu?" Prilly terkekeh melihat mertuanya, ternyata sama dengan Ali jika memanggil dirinya.

"kamu kenapa sih ketawa gitu yang?" tanya Ali, ia merangkul istrinya "ternyata kamu sama kaya abi kamu ya kalo manggil aku," Prilly tertawa kecil, sedangkan Ali mencubit gemas pipi chubby istrinya itu.

" like father like son!" Ali dan Prilly sama sama tertawa, membuat pasangan yang sudah berkepala4 itu menoleh. "ekhem"

"asik banget kayaknya, sampe lupa dunia kalo ada kita disini"ledek Umi, Ali dan Prilly hanya terkekeh kecil lalu kembali duduk seperti semula.

"Maliq sini deh, sayang kamu sebelah nau dulu sana! Ini masalah laki-laki"ucap Abi, Ali menghampiri abinya lalu duduk disebelahnya.

"liq, pasti kamu suka ketawa kalo liat istri kamu jalan dengan perut besar"tebak Abi, Ali tertawa lalu mengangguk. "abi tau darimana?"

"dulu umi juga kaya gitu, apalagi badan mereka mungil mungil"Ali terkekeh mengangguk, pandangannya menatap kedua wanita yang ada dihadapannya.
Abi dan Ali sama sama tertawa, mengingat istri mereka jika berjalan dengan perut yang buncit.

"umi, mereka lagi ngapain sih? Kok sampe ketawa tawa kaya gitu"ucap Prilly menatap kesal Ali.

"tau, nyebelin banget mereka, apasih yang buat ketawa? Nyebelin"kesal Umi menatap kesal Abi.

"assalamualaikum semuanyaa"pandangan mereka teralihkan melihat siapa yang datang, tak lupa mereka menjawab salamnya, Prilly terkejut melihat siapa yang datang, duduknya ia rapatkan lalu memegang lengan umi.

"kamu kenapa nau? Ada yang sakit?"Prilly menggeleng, wajahnya terlihat takut dan kesal, Ali yang melihat istrinya pun akhirnya menghampiri lalu duduk disebelah kirinya dan mendekapnya. "kamu kenapa sayang?" tanya Ali. "dia yang kemarin datang siang siang dan menatapku sinis Ali"lirih Prilly, Ali membawa istrinya kedalam dekapannya.

Kemarin salah satu pembantu dirumah mereka mengabari bahwa ada seseorang datang kerumahnya menggunakan dandanan sedikit menor dan menatap Prilly dengan sinis dan tajam, maka dari itu kemarin Ali pulang lebih awal dari biasanya. Ternyata orang itu adalah tantenya, sepupu dari uminya yang memang terkenal dengan gayanya yang banyak, dan matre. Maka dari itu Ali tidak suka dengan tantenya itu.

"darimana lo Ren? Kok banyak banget belanjaan? Perasaan tante lagi ngehukumlo"ucap Umi, sama seperti Ali dan Prilly, abi menghampiri umi dan merangkulnya.

"emangnya kenapa? Lo kan punya suami kaya, jadi gapapa kali gue pake uangnya sedikit buat beli kebutuhan gue, apalagi anaklo itu juga jadi seorang CEO juga kan? " Ali melihat uminya itu menggeram kesal, kenapa orang seperti ini masih diberi fasilitas mewah? Kenapa tidak diterbangkan ke negara yang sangat jauh agar tidak menganggu? Pikir Ali.

"lo keterlaluan Ren, seharusnya lo itu minta sama suami lo itu si Bryan! Bukan malah kesini," Abi masih setia merangkul umi itu, sama dengan Ali yang mendekap Prilly.

"eh ada si Prilly juga ya! Kenapa kaya gitu? Takut kamu sama aku, ha? Aku gak ngapa-ngapain kamu asal kamu selalu beri aku hadiah money setiap minggu!" Ali menatap tajam tantenya itu, rasanya ia ingin menghajar mulutnya itu.

"mending lo pulang ke rumah lo! Temui Bryan sama anak lo yang membutuhkan lo di Belanda! Daripada lo menganggu"kesal Umi,

"enakan disini ah! Gue bebas"

"cukup Rena, keluar dari rumahku sekarang! Atau kerjaan suamimu itu tidak ada lagi!dan kublokir semua kartu kreditmu itu dengan mudah"ancam Abi, emosinya sudah menggebu gebu, ia kira kedatangannya untuk meminta maaf kepada istrinya, tapi ternyata malah menganggu kehidupannya.

"fine gue pergi! Tapi ingat gue akan kembali lagi dengan sesuatu" ancamnya, ia meninggalkan rumah itu. Umi menenangkan abi yang terkalut emosi. Sedangkan Ali masih setia mendekap Prilly sesekali mengelus perut buncit milik Prilly.

"maafkan aku honey! Gara-gara aku si Rena jadi datang lagi"Abi menggeleng dengan cepat lalu memeluk istrinya, "kamu gak salah,"

" bi, umi Maliq kekamar deh ya! Kasian Pril-maksudnya Nau," ucap Ali, abi dan umi mengangguk. Dengan cepat Ali menggendong Prilly kekamarnya.

"Ali aku takut kalo tante kamu itu dateng lagi"lirih Prilly.

"gausah takut sayang, aku ada disini! Udah ah, dia emang kaya gitu! Mending kamu istirahat aja ya, kasian dede bayinya nanti sedih lagi kalo mamahnya sedih"ucap Ali mencium perut Prilly,

"makasih ya udah selalu disamping aku!" Ali mendongakkan kepalanya, "aku yang bilang makasih, karena kamu udah hadir dikehidupan aku dan mengandung si kecil disini" mereka berdua sama sama tersenyum. Ali menempelkan bibirnya di bibir istrinya.

"sekarang kamu istirahat ya"

###

Selamat malam, maaf kalau cerita ini asli gak jelas banget! Apalagi part ini -,-. Happy reading ya! Maaf kalau typo selalu bertebaran. See ya di chapter selanjutnya, byee! :)

You're My Life Where stories live. Discover now