Chapter 1

77 10 0
                                    

Pagi ini Sungyeol bangun lebih pagi dari biasanya. Jam digital nya masih menunjukkan pukul lima. Ia pun kembali menarik selanjutnya dan menggulung diri dikamarnya. Tapi kemudian ia langsung duduk tegap saat mengingat bahwa ia ditinggal sendiri oleh kedua orang tuanya. Hanya Myungsoo yang menemaninya dirumah ini sejak kemarin, tentu saja dengan ruangan yang berbeda. Bibir merahnya berdecak malas, ia harus segera beranjak dan menyiapkan sarapan sendiri.

Sungyeol mencuci mukanya dan menggosok gigi dengan cepat. Kaki jenjangnya berlari kecil menuruni tangga untuk kedapur. Dilihatnya kamar tamu yang berisi Myungsoo masih tertutup rapat. Bibirnya kembali berdecak sebal. Orang itu sepertinya memiliki dua kepribadian. Kemarin saat didepan orang tuanya lelaki itu sungguh manis meng iya kan segala nasehat orang tuanya untuk menemaninya. Tapi apa sekarang, lelaki tampan itu justru masih menggulung diri dengan selimut. Aish! ingatkan Sungyeol nanti untuk memukul kepala tampan lelaki itu.

Ia mulai acara memasaknya dengan membuat nasi goreng kimchi. Tangannya bergerak lincah didapur besar itu. Bukan hal yang sulit untuknya memasak karena pada dasarnya ia suka sekali makan dan memasak. Jadi hal ini sudah biasa untuknya. Ada yang bertanya asisten rumah tangga?  Uh no no no, sang umma tidak menyukai itu. Jadilah satu keluarga bekerja sama untuk masalah rumah.

Kepala cantik Sungyeol menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. Dan disana lah Kim Myungsoo berjalan dengan gayanya yang berantakan setelah bangun tidur.

"Pagi Yeol-ah" Sungyeol bergumam untuk menjawabnya. Ia kembali fokus pada masakannya. Sedangkan lelaki tampan itu membasuh wajahnya agar lebih fresh lalu menyambar karet gelang didekatnya. Ia berjalan mendekati Sungyeol. Dengan santai ia berdiri dibelakang Sungyeol lalu mengikat rambut panjang Sungyeol. Sedangkan Sungyeol nampak biasa saja ia berbalik menghadap Myungsoo.

"Cha tuan Kim. Lebih baik Anda duduk disana saja arrachi" dengan anggukkan ia duduk dengan patuh di kursi meja makan yang ditunjuk Sungyeol. Kedua mata tajamnya memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan Sungyeol,  hal seperti ini adalah favorit Myungsoo.

"Hari ini kau akan kemana?" Myungsoo bangkit dan membantu Sungyeol menatal peralatan makan di meja.

"Aku ada kelas sampai sore. Sebenarnya sampai siang tapi ingin keperpustakaan mencari buku referensi" tangannya dengan lihai memindahkan nasi goreng kimchi beserta telur mata sapi yang ia buat kepiring yang disediakan Myungsoo. Lalu duduk dan memulai makan setelah berdoa.

"Tunggu diperpustakaan ya, aku juga akan kesana setelah kelas lalu kita pulang bersama" Sungyeol hanya mengangguk. "Yeollie-ah, masakanmu pedas"? kedua mata gadis itu membulat.

"Terlalu pedas untukmu?" Yang ditanya menggeleng.

"Ini enak" dan Sungyeol mendapat hadiah senyuman begitu tampan dipagi hari ini. Dan pipinya mendadak panas.
.
.
.

Sesuai yang disepakati. Keduanya bertemu kembali di perpustakaan. Dan Sungyeol benar akan mencari referensi buku. Lihat saja gadis manis itu yang tenggelam pada bukunya dan dikelilingi beberapa buku tebal lainnya saat Myungsoo menghampirinya. Senyum tipis terukir diwajah tampan itu melihat gadisnya begitu serius menekuni buku-buku yang nampak lebih menyaman dibuat bantal. Ekhem. Gadisnya? Jangan bilang pada Sungyeol, atau Myungsoo akan kehilangan jatah kebersamaan mereka dari dua puluh jam kali tujuh dalam seminggu menjadi enam jam kali lima dalam seminggu. Hei! Itu tidak berlebihan tapi cukup menyiksanya.

Oke biar Myungsoo beritahu, mereka sudah berteman sejak lama. Hmm..  Sekolah menengah pertama? Dan kini mereka sudah berada pada tahun kedua dimasing-masing studi yang mereka ambil. Terlalu lama untuk tidak saling ketergantungan. Jika ada yang bertanya, serius hanya berteman? Oh ayolah, bukankah terlihat jelas dari keduanya? Tapi tentu saja lagi-lagi kebodohan selalu membebal dikepala mereka. Sudah tahu sama-sama memiliki rasa, tapi justru saling diam.

BittersweetWhere stories live. Discover now