"Hai, Raya! Sendirian aja?" sapa gua ketika melihatnya duduk sendirian di pojok kantin.
Dia hanya menatap gua dengan datar lalu kembali fokus dengan makanannya. Gua pun akhirnya duduk dihadapannya. Memperhatikan dirinya.
Oke, gua tau kalau gua tetep nekat buat deketin dia. Tapi, gua bisa apa? Gua udah terlanjur jatuh sama dia. Gua udah gak peduli lagi soal perbedaan ini. Lagipula gua gak akan menyerah gitu aja. Gua bakal terus memperjuangkan Raya. Ya, walau awalnya dia gak ngelirik gua. But, gua yakin dia bakal menatap gua seperti gua menatap dia.
"Kak Dav—"
"Jangan panggil gua pake kata 'Kak'. Gua gak suka, Ai," ucap gua memotong ucapannya.
"Oke, sorry. Gua mau nanya deh sama lo," ucap Raya.
"Mau nanya apa?" balasku.
"Kenapa, sih lo kayaknya seneng banget ngikutin gua? Apa menariknya diri gua?" tanyanya dengan wajah serius.
"Kenapa gua seneng ngikutin lo itu kayaknya gak ada alasannya deh. Karena ya gua emang suka aja. Lagipula, gua ngikutin lo kan sekalian ngejagain lo. Dan, kalo lo nanya apa menariknya diri lo maka jawabannya adalah lo itu sangat menarik hingga gua gak bisa nyebutinnya satu persatu, Ai," jawab gua tak kalah serius.
Dia menghembuskan napasnya dan menatap mata gua. Kulihat keningnya berkerut seperti menyadari sesuatu.
"Ai? Kenapa lo manggil gua begitu?" tanya Raya dengan kening berkerut.
"Anggap aja itu panggilan khusus gua buat lo dan gak ada yang boleh manggil lo dengan panggilan itu," jawab gua sambil tersenyum padanya.
Raya masih mengerutkan keningnya namun dia juga pada akhirnya mengangguk-ngangguk.
"Eh, lo ada acara gak besok?" tanya gua.
"Hmm, enggak kayaknya. Kenapa emangnya?" balasnya.
"Gua mau ngajak lo jalan. Mau gak?" ajak gua penuh harap.
"Kemana?" tanya Raya.
"Ada deh. Pasti suka deh lo!" jawab gua sambil tersenyum sok misterius.
"Yaudah, deh boleh," angguknya dan itu bikin gua tersenyum makin lebar.
"Oke, besok gua jemput lo jam 8 pagi!"
"Kenapa pagi banget? Gua paling males bangun pagi kalo hari libur!"
"Udah gak usah protes! Pokoknya besok gua jemput lo,"
Raya mendengus lalu kembali melanjutkan makannya yang tertunda. Dan, gua pun memutuskan untuk menatap wajah Raya. Dia cantik dan beda dari yang lain. Karena Raya, gua jadi hanya menatap kearah dia seorang.
"Jangan ngeliatin gua mulu, Kak. Nanti naksir kan repot," sindirnya yang buat gua tersadar.
"Emangnya kenapa kalau sampe gua naksir lo?"
"Karena gua gak mau pacaran lagipula gua juga punya pe—" ucapan Raya terputus karena dia seperti hampir keceplosan.
"Pe? Pe apa?" tanya gua penasaran.
"Eh, bukan. Bukan apa-apa. Gua balik dulu ya, Kak!" elak Raya lalu dia pergi meninggalkan kantin.
Gua menatap punggung Raya dengan bingung. Apa dia sebenarnya mempunyai rahasia? Tapi, apa?
TBC
***
A.n.
Hai, guys! Sorry lama banget updatenya. Biasalah liburan begini sibuk, hahaha. Maaf kalau kependekan, tapi semoga pada suka ya!
Please vote+commentnya!
Regards,
annisanrl
YOU ARE READING
LDR (PENDING)
Teen Fiction(VERY SLOW UPDATE) LDR dalam cerita ini bukanlah Long Distance Relationship melainkan Love Different Religion. Ya, kisah ini bercerita tentang pacaran beda agama. Dimana kedua anak manusia dipertemukan dan dibuat jatuh cinta hingga saling takut untu...
