Davin Aryatama : Hai, Raya!
Aku mengerutkan kening bingung. Darimana Davin tahu Id LINE milikku?
Raya Ferdinand : Tau id LINE gua dari mana?
Davin Aryatama : Hanya untuk tahu id LINE lu sangatlah mudah, Raya. Lo lagi apa?
Raya Ferdinand : Lagi gak mau di ganggu.
Davin Aryatama : Astaga, Raya! Lo kenapa jutek amat sih?
Raya Ferdinand : Suka-suka gua dong mau kayak gimana juga. Kenapa jadi lo yang ribet?
Davin Aryatama : Tuh, kan jutek lagi.
Raya Ferdinand : Whatever.
Davin Aryatama : Ya Tuhan! Lo kenapa jadi cewek gak bisa manis dikit?
Aku hanya membaca LINE dari Davin dan tidak berniat membalasnya. Davin itu sering sekali mengangguku. Bahkan, aku tahu kalau dia sering mengikuti atau menatapku diam-diam. Aku heran kenapa sejak insiden waktu itu dia semakin mendekat kepadaku. Seperti tidak ada cewek lain yang bisa diganggu saja.
***
"Ya, gua perhatiin Kak Davin sering banget ngeliatin lo ya?" tanya Sinta.
"Tau tuh. Ganggu banget tuh kakak kelas. Mana tiap malem nge-LINE gua terus," jawabku dengan sedikit menggerutu.
"Wah, fix ini mah,"
"Fix apaan?"
"Fix kalo Kak Davin suka sama lo!"
"Gak mungkin dia suka sama gua. Playboy kayak dia mah mana bisa suka beneran sama cewek?"
"Duh, Raya! Walaupun Kak Davin di cap playboy tapi gak ada yang tau kan kalo bisa aja dia berubah?"
"Tau deh. Gua males banget mikirin dia,"
Sinta hanya menatapku dengan gemas dan tidak melanjutkan obrolan tadi.
***
"Hai, Raya! Belum pulang?" ugh, kenapa harus kakak kelas ini yang muncul?
"You think?" ketusku.
"Ya ampun, Raya. Jangan ketus-ketus amat dong. Mau pulang bareng gak?" tawar Davin.
"No, thanks. Gua bisa nunggu taksi," tolakku.
Yap, sekarang aku tengah berdiri didepan halte sekolah. Aku sedang menunggu taksi. Hari ini Tristan tidak dapat mengantarku pulang karena ada kegiatan rapat OSIS mendadak.
"Udah, ayo bareng gua aja!" paksa Davin.
Aku menatapnya dengan malas lalu menggelengkan kepala dengan tegas. Tapi, sepertinya Davin adalah orang yang sangat keras kepala. Karena dia masih saja berdiri disampingku.
"Kenapa masih disini?" tanyaku dengan ketus.
"Nungguin lo. Kali aja lo berubah pikiran dan mau gua anter pulang," jawabnya dengan senyuman lebar.
Mataku melihat jam yang melingkar ditanganku. Sudah hampir azan Ashar dan aku belum sholat Dzuhur. Aku gak mungkin melewatkan kewajibanku itu.
"Gimana?"
Aku menghela napas sejenak, "Fine, gua mau dianter lo,"
Davin memekik kegirangan seperti anak kecil. Lalu dia menarikku menuju motornya yang terparkir. Setelah memberikan helm dan memastikan aku duduk dengan nyaman, motor Davin pun meninggalkan parkiran sekolah.
Hanya kali ini aku mau diantar pulang olehnya. Dan itu pun terpaksa karena aku tidak mungkin melewatkan kewajibanku. Tidak akan ada yang kedua kalinya, tekadku dalam hati.
TBC
***
A.n.
Hai,guys! Aku mau mengucapkan kepada kalian semua, Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi yg menjalankannya. Semoga puasa tahun ini lebih berkah dari sebelumnya. Amin🙏
Please vote+commentnya!
Regards,
annisanrl
YOU ARE READING
LDR (PENDING)
Teen Fiction(VERY SLOW UPDATE) LDR dalam cerita ini bukanlah Long Distance Relationship melainkan Love Different Religion. Ya, kisah ini bercerita tentang pacaran beda agama. Dimana kedua anak manusia dipertemukan dan dibuat jatuh cinta hingga saling takut untu...
