Aska apa?

Aska Go Moveon! :D

Yaelah, serius nih -_-

Aku sih bukan tipe orang serius :)

Hhuuuuhhh

Aska Kirigaya Kazuto :)

Kok tahu nama itu? Kamu suka anime?

Aku mendaftarkan diri sebagai anggota SOS loh!

SOS? Save Our Soul? Pmr?

Bukan-_-, Serikat Otaku SMAN US :D

Yaelah-_-, suka genre apa?

Apa aja asal gak hentai :v

Ecchi?

Dikit :)

Eh, kamu masih kelas 10 loh!

Aku tahu, emang Kakak gak pernah nonton anime ecchi gituh?

Enggak dong, anak baik gitu.. :P

Gak percaya! Masa cowok otaku gak pernah nonton ecchi?

Pernah sih, tapi langsung kapok :)

Loh kok bisa,

Udah deh, kok jadi bahas ecchi,

Kakak yang mulai dehh... -_-

Wah iya? Udah dulu ya, good night :)

Aku tak membalas smsnya dan langsung tidur karena waktu sudah menunjukkan jam 10 malam.

-----

"Pagi Aska...." sapa seseorang yang sudah ada di dalam kelas.

"Pagi..." jawabku datar. Itu Viska, mantannya Faza.

Oiya hari keempat di kelas 10-6, Viska datang sambil membawa secarik kertas keterangan bahwa ia masuk kelas ini, katanya namanya tak ada di kelas manapun.

Aku seketika itu langsung terpana tak berkutik saat melihatnya masuk ke kelas ini, bukan karena terpesona, tapi karena dia mantannya Faza (Yaelah:)

"Napa diem aja As?" tanya Lian yang baru datang dan duduk di sampingku.

"Aku masih gak bisa terima kenyataan," ucapku sekenanya.

"Kenyataan apa? Katanya dah betah di kelas ini," ucapnya sambil memainkan ponselnya.

"Nggak, hanya saja kurasa disini banyak hawa negatif sejenis elektron bertebaran,"

"Mentang-mentang anak ipa lu, ngomongnya sok kimia gitu," ucap Lian sambil menyenggol sikutku.

"Kali-kali dong,"

"Woi! Ngantin yu?" ajak Rara yang baru datang.

"Sepagi ini?" tanyaku.

"Gak papa kali, aku juga belum sarapan nih," ucap Lian.

"Yaudah, akut ngikut aja deh, sekalian cari target," ucapku dan mengikuti mereka ke kantin.

Bel berbunyi saat kami kembali ke kelas. Semua murid duduk di kursi masing-masing dan kemudian dipimpin berdoa oleh ketua kelas. Setelah selesai ketua kelas, dipanggil untuk berkumpul dari speaker yang ada di kelas.

Lima belas kemudian Hasan sang ketua kelas kembali dengan raut muka bahagia nan cerah ceria dihiasi senyuman manis.

"Kenapa lu senyam senyum gitu, ada kabar baik ya?" tanya Tio. Hasan mengangguk dan berdiri di depan kelas sambil meminta perhatian dari teman-temannya (ciye...).

"Mohon perhatiannya teman-teman, ada good news nih!" ucapnya dan berhasil membuat siswa lainnya diam dan mendengarnya good newsnya.

"Apa?" tanya Rara yang duduk di depanku.

"Sekarang para guru ada rapat," awalnya para siswa hanya terdiam mendengarnya, namun setelah Hasan mengucapkan kata "bebas" semuanya langsung bersorak keegirangan karena hari ini berarti gak akan belajar.

"Eits tenang dulu! Masih ada pengumuman lain," ucap Hasan kembali membuat semuanya terdiam.

"Apa lagi? Pliss jangan tugas...." ucap Tio diiringi persetujuan dari yang lainnya termasuk aku.

"Dibilang tugas sih bukan,"

"Terus apaan? PR?" tanya Lian tak sabaran.

"Bukan, hanya saja kita harus mengirimkan beberapa perwakilan kelas untuk acara agustusan minggu depan,"

"Yang gituan mah ngedadak juga bisa, mending sekarang kita nikmati kebebasan....." ucap Tio sambil mengacungkan tangannya.

"Setujuuu...." ucap yang lainnya sambil ikut-ikutan mengacungkan tangan mereka.

"Eits, tapi jangan terlalu berisik dan jangan terlalu sering keluar kelas" ucap Hasan sambil duduk di kursinya.

"Siap pak ketua," bisik semuanya dan selanjutnya pergi menikmati kebebasan mereka masing-masing. Ada yang baca buku (anak rajin itu mah :), ngantin, maenin hp, nonton film di laptop, sampai ada yang tidur :).

Sementara aku hanya menatap bingung Rara yang senyam senyum sendiri sambil maenin hpnya.

"Ngapain Ra? Kayaknya asik banget tuh," ledekku sambil mengintip hpnya diikuti Lian.

"Iya, senyam senyum aja dari tadi,"

"Kepo deh kalian..." ucapnya sambil pergi keluar kelas dengan loncat-loncat kegirangan (kayak kodok:).

"Kayaknya ada yang lagi jatuh cinta nih," bisik Lian padaku, aku menatapnya sekejap dan seakan membaca pikiranku Lian langsung lari keluar untuk memastikan.

"Eh lu Aska! Tunggu dulu!" ucapku sambil menahan Lian yang hendak keluar.

"Kenapa?"

"Kalau kita buru-buru nanti Rara tahu kita buntuti dia,"

"Kamu benar juga ya,"

"Nah lihat dia, nampaknya dia mau kelas depan," ucapku sambil menunjuk Rara yang masih meloncat-loncat kegirangan ke arah yang kumaksud.

"Iya tuh, yo lets go," ucap Lian mendahuluiku. Aku mengikutinya dan mengingintip di belakang kelas 10-11 di komplek depan. Rara tampaknya menaiki tangga menuju kelas atas.

Kami bisa melihat Rara sudah sampai di kelas 10-3 dan sedang berdiri disana, lalu seorang laki-laki dari kelas tersebut menghampiri Rara dan tampak asyik dengannya. Namun, kami tak dapat melihat siapa laki-laki tersebut karena terhalangi tembok pembatas.

Beberapa menit kemudian, laki-laki itu menampakan wajahnya namun masih asyik ngobrol dengan Rara.

"Oh dia yah, yuk balik ke kelas, nanti kita minta pjnya aja," ujar Lian.

'Sena yah? Padahal dia sudah masuk kategori targetku -_-,' batinku dalam hati sambil mengikuti Lian balik ke kelas.

-------

Note:)

Yang kiri pake jas coklat itu sebagai Sena :), kalo yang sebelahnya sebagai Kak Riza :).

Makasih buat yang udah baca :) ditunggu vote & comentnya :D

See you ^_^!

Go Move On!Место, где живут истории. Откройте их для себя