You've Been Invited!*2

Start from the beginning
                                    

Aku merasa bagaikan seribu jarum menusuk tubuhku. Kayaka mungkin memang benar, dan mungkin salah. Selama satu setengah tahun ini, pikiranku tidak dapat tenang. Aku terkadang gelisah tengah malam memikirkan orang-orang yan tidak meminum Life River. Kayaka memberitahuku bahwa nasib para penyihir yang mati tanpa meminum air di Life River, identitasnya dianggap tidak pernah ada di muka bumi ini. Menyedihkan, kan?

"Berangkat yuk, sudah mau jam tujuh."

Aku melangkah duluan ke depan, mengabaikan rasa sakit bertubi-tubi yang menyiksa diriku.

*

Kayato-Senpai melambaikan tangannya begitu kami telah sampai dipersimpangan Josei-Shyuu-sekolah khusus untuk putri. Di persimpangan itulah yang memisahkan dan mengumpulkan kami setiap harinya.

Kayato bersekolah di sekolah umum yang letaknya diujung dari persimpangan ini.

Setelah melihat Kayato sampai di depan sekolahnya, aku dan Kayaka pun memasuki gerbang sekolah.

Saat berjalan masuk ke kelas, aku melihat Ryuko datang melambai-lambaikan tangannya kepada kami. Salah satu tangannya tengah memegang sebuah vas dan nampak basah, sepertinya baru saja diisi dengan air.

"Pagi, Piyorin. Pagi, Kayaka."

Kami berdua tersenyum. "Hai, Ryuko."

Seperti yang pernah kukatakan sebelumnya; Ryuko adalah anak yang pemalu tetapi mempunyai banyak teman dan populer, entah bagaimana caranya. Berbeda denganku dan Kayaka yang penutup dan asyik di dunia kami sendiri.

"Kau ini, terus saja bermesraan dengan bunga." Kayaka menggeleng-gelengkan kepalanya, dan Ryuko hanya bisa tersenyum mendengarnya.

"Tidak menumbuhkan bunga sehari, bisa membuatku gila." Ryuko berbisik, dengan senyuman yang masih mengukir dibibirnya.

Oh, apa kalian ingat dengan Ryoka? Ya, Ryuko adalah Ryoka, Flower Bloomer. Kuharap kalian tidak lupa kalau dia adalah teman sekelasku.

Kayaka menghela nafasnya. "Aku akan merekomendasikanmu menjadi pengurus taman belakang sekolah nanti." Kayaka mengucapkannya dengan nada bercanda.

"Setuju." Ryuko menjawabnya dengan sepenuh hati.

Aku masih diam memperhatikan seisi ruangan kelas yang menatap ke arah kami dengan tatapan mengintimidasi. Nampaknya, tidak suka ketika Ryuko mengajak kami berbicara.

"Oh iya!" Ryuko berlari ke arah mejanya, memeriksa sebentar laci meja dan tasnya, lalu kembali berlari ke arah kami dan menunjukkan sebuah kertas. "Apa kalian juga mendapatkan ini?"

Kayaka mengangguk, lalu memperlihatkan surat miliknya.

Semua orang di ruangan tampak terkagum melihat kertas itu.

"Apa itu surat dari Gakuen Sora?" mereka mulai mengerubungi Kayaka dan Ryuko yang memegang kertas itu, dan aku ditepikan keluar dari kerumunan. Aku jengkel sekaligus lega karena tidak mengeluarkan surat itu.

Sampai akhirnya aku ingat dengan kata-kata yang dituliskan disana.

Hanya penyihir yang bisa membaca surat undangan ini.

"Pinjam dong, pinjam!" seru seseorang.

"Sky Academy, telah dibuka secara resmi." Seseorang mulai membacakan isi undangan itu. Aku pun mulai ragu tentang apa yang disampaikan surat itu. "Anda diundang secara terhormat oleh pihak kami untuk mengunjungi Sky Academy yang terletak di xx, persimpangan xxx, dari utara."

"Sky Academy, ingin mengembangkan potensi yang anda miliki, dan kami berharap sebesar-besarnya atas kehadiran anda. Pintu gerbang Sky Academy akan dibuka untuk anda."

The Sorcery : SKY Academy [Telah Diterbitkan]Where stories live. Discover now