9

5K 459 34
                                    

"Masuklah, Kak. Kenapa canggung begitu?"

"Aku langsung balik ke sekolah saja. Kamu istirahatlah."

"Kak, temenin Mishi. Sekali ini saja. Mishi nggak pernah meminta apapun sebelumnya bukan?"

"Tapi Mishi..."

Ucapan Sky terhenti oleh tarikan paksa Mishi masuk ke dalam rumahnya. Bertemu mamanya yang menatap kaget Sky. Begitu juga Sky yang terlihat canggung dan tak enak hati. Apalagi mengingat Mishi memiliki pacar.

"Sky."

"Apa kabar Tante?"

"Baik. Kamu lama sekali nggak datang."

"Iya, Maaf Tante."

"Ma, Mishi bingung. Mishi pusing."

"Kenapa sayang?"

"Kenapa Mishi putus dari Kak Sky? Kenapa pacar Mishi Kak Bumi? Kak Bumi kan cuma guru les Mishi, Ma."

Mama yang ditanya pun bingung. Karena Mishi sebelumnya adalah gadis yang selalu memendam apa yang dia rasakan. Bukan gadis blak-blakan yang bertanya seperti ini. Mishi tipe yang diam soal masalah cintanya.

"Ma, Mishi sayang Kak Sky bukan Kak Bumi."

Sky sekali lagi tercengang oleh penuturan Mishi. Sudah tiga kali dalam pagi ini Mishi mengatakan sayang padanya. Dia menatap mamanya Mishi yang memandangnya dengan tatapan bingung dan sedih.

"Mishi, sebaiknya kamu istirahat saja ya. Jangan banyak pikiran. Aku balik ke sekolah."

"Kak Sky mau meninggalkanku?" Tatapan mata Mishi memilukan, Sky jadi bingung sendiri.

Serba salah. Itu yang kini dirasakan Sky. Tapi dia tak ingin berbuat licik dengan mendekati Mishi yang sedang hilang ingatan. Walau dia pernah marah pada Bumi yang menjadi pacar baru Mishi. Awalnya dia berpikir Bumi memanfaatkan keadaan. Tapi semakin ke sini dia sadar. Cinta tak bisa dipaksakan. Sikap Mishi yang menghindarinya akhirnya dia terima dengan besar hati. Mungkin cinta Mishi memang untuk Bumi bukan untuknya.

"Kak, kenapa diam saja? Kenapa selalu diam kalau sedang bersama Mishi? Apa Mishi membisankan?"

"Hah? Bukan begitu Mishi. Aku hanya gugup," jujur Sky.

Dari dulu dia selalu salah tingkah jika berdekatan dengan Mishi jadilah dia hanya diam. Berbeda saat dengan Nissya. Bersama Mishi dia bingung harus memulai bicara dari mana.

"Kak Sky gugup?" Mishi tersenyum lebar dan jantung Sky seolah melompat seketika.

Ini yang ditakutkan Sky saat harus melihat ekspresi Mishi dari dekat. Dia tak mampu mengontrol diri. Mishi mampu membuatnya merasakan jungkir balik.

Hampir satu jam Sky menemani Mishi. Ada yang berbeda di mata Sky, Mishi yang sekarang terus mengajaknya bicara bahkan tak segan mengungkapkan apa yang dia rasa. Ini Mishi yang sering dia lihat diam-diam saat sedang berinteraksi dengan temannya. Mishi yang sering tertawa dengan temannya. Sky melihatnya secara dekat. Bukan Mishi yang selalu diam di sampingnya, mengiyakan apa yang dia katakan.

Lamunan Sky buyar saat dia mendengar suara Bumi memanggil Mishi. Dia merasa dejavu, tapi kali ini Bumilah yang berdiri di ambang pintu. Dengan berat hati Sky bangkit, menatap Bumi sekilas lalu berpamitan pada Mishi. Bukan di sini seharusnya dia berada, karena itu dia memilih pulang walau Mishi seolah enggan merelakan kepergiannya. Tapi Sky bukan cowok yang tak punya etika, dia tahu di mana dia harus menempatkan dirinya yang bukan siapa-siapa Mishi.

I'm SorryWhere stories live. Discover now