File. 2 : A - Alasan (A reason) : part 2

55 3 11
                                    

'Kulekatkan topeng di wajahku seraya menjauh
Berharap tetesan kejujuran tak jatuh dan berkhianat'

Manusia cenderung lebih percaya kepada apa yang mereka lihat dan dengar. "Apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga adalah kenyataan" katanya. Hal itulah yang membuat manusia sulit untuk saling mengerti dan memahami. Mereka terlalu menjunjung tinggi logika sampai-sampai lupa bahwa Tuhan tak hanya menganugerahi manusia dengan akal tetapi juga dengan hati nurani, perasaan.

Apakah yang Emma lihat dengan kedua bola matanya adalah kenyataan sesungguhnya?

Apakah yang dilakukan Jitsui adalah benar adanya?

Setiap perbuatan terikat oleh alasan, tak peduli sekecil, seremeh atau segila apapun itu.

karena itu....


bisa saja...


mungkin saja...



mungkinkah....

tapi....tapi...tapi.....

ah sudahlah...

'Berkubang, tenggelam, hanyut dalam dosa tak seburuk yang dikira
Walau hanya demi seutas keadilan fana'

Mungkin karena masa lalunya, tetapi Jitsui tak pernah mengira akan hidup bergandengan dengan pekerjaan semacam ini. Bekerja dibalik bayang, melenyapkan siapa saja yang menurutnya pantas lenyap. Pekerjaan dimana ia menghakimi kejahatan dengan kejahatan, membayar kematian dengan kematian, sama halnya seperti Codex Hammurabi,
'mata dibalas mata, gigi dibalas gigi'. Sebuah penghakiman setimpal tanpa pandang bulu. Seorang eksekutor kriminal, tentunya dengan cara yang salah dan justru mengundang dendam.

Dirinya yang pernah merasakan kepahitan menyaskikan kematian satu - persatu anggota keluarganya, membuat ia terobsesi untuk melenyapkan kriminal dan kejahatan. Hingga akhirnya ia menemukan organisasi yang membuatnya bisa menyalurkan obsesinya tersebut, yaitu 'D-Bureau' kepanjangan dari 'D' sendiri adalah Deathbearer yang secara harafiah berarti 'pembawa kematian'.

Sudah banyak nyawa kriminal yang Jitsui renggut paksa, namun para kriminal yang pantas Jitsui lenyapkan hanyalah para kriminal kelas kakap. Tentu saja, mana mau ia mengotori tangan berharganya dengan darah murahan kriminal kelas teri.

'Di sisi lain, di hati yang tersakiti tersedu terisak menjahit lembaran hati penuh luka'

Bertahun lamanya, si gadis yang dulu amat dicinta, ketika disuguhi realita rusak berdarah oleh orang terkasihnya, membuat dirinya berubah menjadi gadis berhati dingin berparas kelam. Salahkan si lelaki yang telah merenggut nyawa ayahnya tanpa alasan jelas.

tanpa alasan, katanya

Jitsui jadi obsesinya, bekas jalan yang ia tapaki kini jadi jalan yang Emma jajaki.

Emma sudah tau betul siapa Jitsui, berkat jaringan informasi yang ia dapatkan bertahun - tahun dan ditelaahnya dengan teliti.

Dengan niat mengakhiri perjalanan dendamnya, Emma menelusuri jejak Jitsui kemanapun ia pergi. Sampai pada akhirnya, ia menemukan tempat dimana Jitsui bekerja (tempat yang amat begitu normal untuk pekerjaan macam assassin begitu)

Gedung dihadapannya terlihat begitu normal bak gedung biro konsultan biasanya, bukan seperti gedung beraura mencekam selerti rumah hantu saat halloween. Di dekat pintu terpampang jelas 'Consultant D-Bureau', sama sekali tidak ada niat untuk bersembunyi. Hati - hati Emma membuka pintu tersebut, melongok sedikit lewat celah pintu didapatinya seorang pria tinggi sedang berdiri dibelakang sebuah konter, membersihkan gelas - gelas kaca.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Sambut si pria tinggi bermata sayu tadi.

"ah iya... apa ini D-Bureau yang itu?" Jawab Emma tanpa basa - basi. Meski ditanyai begitu si pria tersebut tidak bereaksi dan malah balik menjawab dengan santai "tentu saja"

"Heh, apa kau pikir semua organisasi semacam itu harus selalu beroperasi di dunia bawah, menyamar kadang lebih baik dari bersembunyi" Terdengar jawaban ketus dari arah lain. Dilihatnya seorang pemuda pendek dengan rambut coklat poni belah tengah tangan bertengger santai di belakang kepalanya.

Si pemuda berjalan mendekat ke arah Emma yang masih belum beranjak dari daun pintu "Lalu, untuk apa gadis sepertimu datang kemari?"

"Mana Jitsui? Katakan dimana laki - laki yang telah membunuh ayahku"

"Ayah? biar kutebak, kau Emma Grane dan ayahmu adalah Raymond Grane, benar kan' ?"

Emma hanya mengangguk, namun dilain pihak si pemuda pendek malah tertawa keras.

Apa yang lucu? pikir Emma agak kesal

"Ah maaf... maaf, jadi kau ingin membunuhnya, benar begitu kan?" Ia kemudian duduk di dekat konter "Fukumoto, Ginger ale-nya satu"

Tanpa banyak bicara si pria jangkung tersebut menyuguhkan pesanan si pendek.

Si pendek---Hatano terkekeh sinis "Aku tau kau ingin segera balas dendam, tapi sayang sekali Emma, Jitsui sedang bertugas sekarang, kembali lagi lain kali ya" Hatano menopang dagunya dengan sebelah tangan dan memberikan Emma tatapan remeh andalannya.

Dia sepertinya mengetahui sesuatu pikir Emma.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Eh aku? Bukan apa - apa, hanya saja ... Hey Emma, apa kau tidak pernah memikirkan alasan Jitsui membunuh ayahmu?"

"Hah?"

"Kau tahu kan' tujuan organisasi ini ? Harusnya kau tahu alasannya"

"jadi kau ingin bilang kalau ayahku adalah kriminal ulung, begitu !?" Emma sungguh tidak suka dengan cara bicara Hatano, sungguh menjengkelkan.

"Ping-pong, tepat sekali"

Apa - apaan semua ini, tidak mungkin Emma mempercayai perkataan orang asing seperti Hatano.

Ayah Emma adalah seorang pengusaha yang disukai para bawahannya, tidak mungkin orang seperti itu melakukan tindak kejahatan fatal sampai diincar organisasi pembunuh kriminal seperti D-Bureau.

Kaget berbalut beribu emosi, kepercayaan Emma yang teguh dan rasa cinta pada ayahnya mulai tersapu ragu.

Persepsi hanyalah limitasi
Kepercayaan di ambang dua sisi
Terombang antara yuridiksi dan ilusi
Ah gadis malang, butiran abu kau kini

--FIN--

maafkan kalo ada salah nama, and.... My Naming sense is Suck af //pergi

Silahkan tunggu part berikutnya //menangis

Niat mau bikin one-shot jadi multi-chap gini ya gusti orz /meratap

jangan terlalu dinantikan bisa - bisa rasa php nya makin sakit//digrebek

JOKER GAME : Alphabet  (Jitsui x Emma)-Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now