3. One Night

163K 5K 229
                                    

Warning :

Please, untuk pembaca usia dibawah 25 tahun jangan baca bab ini ya. Skip saja karena bab ini adalah Bab ber-konten Dewasa dan ber unsur sexual.
Kalau masih bandel, terserah kalian saja. Resiko kalian tanggung sendiri. Author tidak mau menanggungnya.

Dan untuk yang tidak suka dengan cerita ini, jangan membaca / mengikuti cerita ini, please.
Bijak- bijaklah dalam memilih bacaan, guys.

Selamat membaca, Sabar dan tahan emosinya ya

***

"Mau kemana?"

"Kerja, seperti biasa."

"Aku antar ya?" tawarnya untuk kesekian kalinya meski ia tahu pada akhirnya ia akan ditolak.

"Terima kasih Aswin, tapi aku bisa sendiri." jawaban yang sama diberikan oleh Rachelta kepada Suaminya.

Enam bulan ini Aswin mendapati sang Istri bersikap dingin dan tidak peduli kepadanya. Mereka memang berada di hunian yang sama, tapi Rachelta dan Aswin tidak banyak berkomunikasi. Mereka layaknya dua orang yang tidak saling mengenal. Asing dan aneh, itulah dua kata yang mampu menggambarkan hubungan mereka meski keduanya adalah sepasang Suami Istri.

"Kamu ingin ke luar kota?" Aswin bertanya kembali.

"Untuk dua tiga hari aku ke Bandung, maaf jika mengatakannya mendadak, tapi memang pemberitahuannya juga mendadak." jawab Rachelta apa adanya.

Wanita itu memang baru mendapatkan informasi dadakan dari pemimpin Perusahaan kemarin malam. Dan karena Rachelta dan Aswin tidur terpisah, Aswin pun tidak begitu mengetahui Jadwal sang Istri.

"Jadi Hari Selasa kamu baru sampai di Jakarta?"

"Iya Aswin, bisa Selasa atau Rabu. Tergantung seberapa cepat aku menyelesaikan pekerjaanku bersama Tim" jawab Rachelta kembali dan kali ini Wanita itu mengangkat Kepalanya menghadap ke arah Sang Suami.

"Baiklah. Aku harap kamu senang disana." Aswin mengatakan hal yang sebenarnya berlawanan dengan perasaannya. Ia sedih dan merasa kesepian jika setiap ia pulang bekerja, sang Istri tidak berada di Rumah.

"Terima kasih." jawab Rachelta pelan.

Rachelta bergegas menyeret Koper Hitamnya yang ia isi dengan sedikit Pakaian karena memang Wanita itu enggan berlama- lama di Bandung.

"Sampai di Bandung, tolong hubungi aku. Meski hubungan kita kurang baik, aku ingin tahu dimana dan bagaimana keadaan Istriku." ujar Aswin posesif kepada Sang Istri. Mereka terhenti di Ambang Pintu Utama Rumah yang dibeli oleh Aswin untuk Istrinya.

"Aku tahu aku adalah Istrimu, aku juga tahu bagaimana aku harus bersikap, tapi enam bulan ini aku tidak bisa membohongi dirimu jika aku tidak menyukai keadaan ini, Aswin."

"Kalau begitu kenapa kamu tidak mau memulai semuanya dari awal bersamaku, bersama Suami mu?"

"Aku masih sangat mencintainya, sampai detik ini Jantungku hanya bisa berdekup jika berdekatan dengannya bukan dengan dirimu atau Lelaki lainnya." jawab Rachelta cepat.

"Kalimatmu sangat menyakitkan untukku, Rachelta." suara Aswin terdengar payau nyaris hilang karena bercampur serak.

"Aku hanya berkata apa yang ku ketahui, Aswin. Selamanya aku akan berhutang Budi kepadamu karena kau sudah menyelamatkan kehormatan keluargaku, tapi aku hanya Manusia biasa dan parahnya aku adalah seorang Wanita yang lemah juga mudah dipermainkan oleh Lelaki." ujar Rachelta sambil menahan emosinya.

Wanita Simpananku (Complete)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz