Kau masih yang terindah

613 35 9
                                    

Rika berjalan perlahan di antara banyaknya semak belukar dan ilalang yang semakin meninggi, hampir saja tubuhnya tertutupi oleh ilalang ilalang liar di tempat ini.
Tempat yang penuh kenangan satu tahun lalu, untuknya, khususnya.
Rika tak sendirian datang kemari. Di belakang langkahnya ada seorang wanita yang sudah ia jadikan tambatan hatinya sedari dulu. Meski banyak rintangan saat tau si cewek oriental itu sudah tak lagi mencintainya. Namun, tak ada yang tak mungkin bagi Rika. Ia tetap bertahan meskipun kenyataan yang ia dapat pahit terus menerus, seakan allah tak menghendaki keinginan dalam hidupnya.
Helen, Nama nya. Nama yang selalu menjadi sumber kebahagiaan dan sumber air mata bagi Rika. Rika bahkan harus memaksa Helen agar tetap mau menemaninya kemari. Tempat disaat ia dulu meminta maaf pada Helen, karena insiden kecemburuan yang terlalu Over.
"Rik.." Helen memanggil Rika dengan nada lirihnya. Ia begitu tegang kali ini. Entah mengapa Rika begitu memaksanya ke tempat ini.
Beberapa pikiran berseliweran mendatangi Helen, yang membuatnya semakin parno dan takut.
"Diem, dan ikuti langkah gue, ok?" Rika menjawab mencoba menenangkan Helen. Helen dibelakang langkahnya tak menjawab ucapannya.
Helen tak berani menatap punggung kokoh Rika, ia hanya berjalan menunduk melihat kearah rerumputan yang tumbuh liar di tempat ini.
"Udah sampai." Rika berujar kembali, Helen mencoba melepaskan genggaman tangan Rika yang dirasa semakin erat. Rika memandang sekeliling.
Ia menghembuskan nafasnya gusar. Terasa Helen mencoba melepas genggaman tangan Rika. Rika semakin pesimis akan semua jawaban yang pasti akan di dapatinya.
Rika menoleh kebelakang, melihat si gadis oriental itu tetap menunduk dalam.
Rika kembali membuang nafasnya percuma, ia mengangkat dagu Helen. Mencoba mengajak Helen melihat apa yang menjadi kejutan untuknya.
"Liat," Intruksi Rika secara lembut, Helen masih enggan menuruti kemauan Rika. "Buat lo, Len. Ayo." Rika kembali membujuk.
Helen mendengus kasar, dan mencoba melihat lelaki jangkung dihadapannya.
Rika sedikit menunduk untuk melihat Helen yang dirasa nya semakin pendek.
"Buat apa lo begini?" Tanya nya dengan nada tak peduli. Helen melihat ada meja dan dua bangku di tengah lapang ilalang itu. Ia tak terkesima dengan kejutan Rika. Malah ia melihat hal itu biasa saja. Tak ada minat sama sekali dalam dirinya untuk memuji kejutan Rika.
"Karna gue masih mencintai elo, Len. Lo tau itu pasti." Rika menjawab dengan nada seriusnya.
Helen diam saja, Rika menggenggam ke dua tangan Helen. Mencoba mengutarakan apa maksudnya.
Semoga ia mengerti.
"Semuanya dah beda, Rik. Cinta kita itu dulu adalah kesemuan, gue rasa itu kesalahan. Cinta itu mustahil tanpa nafsu, dan gue tau itu cuma nafsu." Helen menjawab Ucapan Rika dengan nada malas nya. Semuanya tak kan lagi sama, baginya.
Semuanya berubah saat tau Rika menjadi Lelaki seutuhnya.
"Cinta kita nggak semu, Len! Lo hanya nggak bisa nerima gue yang sekarang." Timpal Rika dengan nada yang meninggi. Ia kesal terhadap Helen yang hanya menganggap cinta terlarangnya ada kesemuan dan kesalahan semata.
Rika tau apa maksud dari Helen Barusan. Perasaan nya cukup tajam untuk memindai semua nya.
Terdengar Helen menghela nafasnya sebentar, mungkin agak sulit menghadapi Rika yang sekarang.
"Gue nggak bisa, Len. Gue nggak bisa idup tanpa lo. Lo tau itu sedari dulu, kalau lo merasa semua nya adalah kesalahan, kenapa nggak lo tikam aja hati lo buat gue saat itu? Kenapa, len? Kenapa lo malah ngancurin semuanya sekarang disaat lo tau gue cuma bisa mencintai elo doang, hah?!" Bentak Rika di hadapan wajah Helen.
Air mukanya berubah, air mata mulai membasahi permukaan wajah Tampan nya.
"Gue dah nggak bisa," Jawab Helen dengan nada seadanya.
Ia mencoba melepaskan genggaman tangan Rika yang semakin mengendur.
Rika tercengang, mulutnya terbuka. Ternyata hasilnya tak baik. Bahkan, sebelum ia mengatakan niatannya. Ia memandang punggung rapuh sosok Helen pergi dengan tergesa gesa.
Rika langsung terduduk kaku, kakinya melemas. Ia menangis tersedu sedu. Semuanya sudah menjadi akhir. Matanya terasa berat menahan air mata.

TAK SEINDAH CINTA YANG SEMESTINYA (GxG)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن