Chapter 7

2.4K 147 36
                                    

  " Kita yang lagi bareng temen sama kita yang lagi sama orang tua tuh beda. Kenapa beda? Karna kita yang sama orang tua itu kalem, sopan, jadi anak baik, tapi kalo kita lagi sama temen, segala macem hal gila aja lo jabanin dah, lo ingin berkata kasar boleh, main asal jitak pala orang bisa, bertingkah konyol di depan temen lo seolah masalah hidup lo gak terlalu penting itu mah lo lo pada banget, gue ngomong kyk gini berdasarkan semua yang gue amati ketika gue di depan orang tua gue atau pas gue lagi bareng sama temen itu beda. "

Adara : Si anjir, malah bahas masalah hidup lo di cerita gue.

Author : Elah! Gue cuma mau menyampaikan fakta yang kita semua alami, biar pada engeh kalo kita semua bakal berbeda kalo udah berhadapan dengan orang tua.

Adara : Iye serah lu deh thor. Btw, kapan mau dilanjut cerita gue nih.

Author : Monggo silahkan dilanjut. Author mau pulang dulu.

Happy reading ya guys. Kalo ada yang merasa sama kayak gue, komen ya dan kasih juga vommentnya untuk update-an hari ini.
 

  Adara tersentak kaget begitu melihat Lucas yang tertidur nyenyak disamping nya.

  " Gue kira siapa." Gumam Adara yang sudah beranjak dari tempat tidurnya. Terlihat Lucas yang membuka mata nya perlahan, membuat Adara tersadar kalau kekasih nya ini sudah bangun.

  " Udah bangun lo? " Tanya Adara yang sedang duduk di tepi ranjang dengan kedua tangan yang bertumpu di paha nya.

  " Aku-kamu, dar. Inget ! " Ingat Lucas.

  " Iya,iya. Aku mau mandi dulu. Kamu keluar gih. " Adara berjalan masuk ke kamar mandi dan menutupnya.

  Lucas menghela nafas, " Yaudah aku keluar dulu ya sayang. " Teriak Lucas.

  Disinilah Adara setelah mandi dan bersiap. Dia pergi ke perpustakaan.

  "Dar, mau kemana?" Tanya Lucas ketika melihat Adara di lorong kastil.

  " Mau ke perpustakaan. Lyra sama raymond udah pulang?"

  " Raymond udah, Lyra belom. " Lucas mensejajarkan langkahnya dengan Adara.

  " Kalo Dev? "

  " Dia tadi pergi. Katanya sih mau ke Leviathan. Ada urusan sama Arthur."

  " Ohh. " Kata Adara sambil memutar knop pintunya dan masuk ke dalam perpustakaan.

  Lucas menghempaskan dirinya di sofa di dalam perpustakaan. Adara yang tidak peduli dengan adanya Lucas disana, sedang asyik mencari buku. Tapi tiba-tiba saja Adara berhenti mencari buku dan malah melangkah ke arah Lucas duduk. Adara mendudukan tubuhnya di sofa, menatap Lucas lekat-lekat. Yang ditatap malah mengalihkan pandangannya ke arah lain.

  " Aku mau nanya deh." Kata Adara serius.

  Lucas tidak mengalihkan fokus pandangannya pada Adara, tapi dia hanya mengangguk sebagai tanggapannya.

  " Aku boleh ke kota gak? Aku mau ketemu manajer aku dulu, pasti dia khawatir kalau aku gak dateng dateng. Kan kasian." Adara melihat ke arah pria yang sedang memandangnya balik ini dengan wajah terkejut, terpancar kecemasan saat Lucas menatapnya.

  " Kalo gak boleh juga gak apa-apa kok." Kata Adara pasrah.

  Lucas yang melihat Adara seperti itu hanya bisa pasrah, mau bagaimana lagi kalo Adara sudah seperti ini Lucas harus menuruti keinginannya. Karena Lucas tau betul tabiat Adara bertingkah seperti itu.

  " Tapi aku juga ikut, dar."

  " Yeee ! Makasih Lucas ku sayang. " Adara memeluk Lucas dan mencium pipi kanan nya singkat.

The Queen of Darkness Where stories live. Discover now