'Awalnya bercanda, kok,' Batin Andi, mengunyah sarapannya, 'Bercanda, ya... bercanda... duh, Andi, bilang aja lo malu ngepost gituan!'
Ia mengingat-ingat kembali postingannya di Whisper semalam.
"M17 bottom, kira-kira ada yang mau jadi sugardaddy gue gak wkwk"
'Gue gak ngira bakal ada yang respond beneran. Duh, gue pengen ketemu juga, tapi... kalo gue dikerjain, gimana?'
"Di, kamu hari ini pulang jam berapa?"
Andi terbangun dari lamunannya. Ia segera menengok ke pamannya tersebut, memainkan sendok di tangannya. Sepertinya sedang berpikir. Sebelum ia sempat berbicara, pamannya itu melanjutkan, "Kamu nggak pulang malem kan?"
"Nggak," balas Andi pendek, "Kayaknya sore ini Andi di rumah aja."
"Hmm," balas pamannya, "Kamu jadi cari kerja? Minggu depan SBMPTN loh."
Andi menggaruk kepalanya, "Niatnya sih, iya."
Paman Andi menyeruput kopinya, seraya mengangguk-angguk. "Denger ya... paman sih nggak masalah kamu cari kerja. Tapi ibu kamu itu... Ah, sama saudara-saudara yang lain juga... kayaknya nggak terlalu setuju."
Andi menggeleng-geleng, "Terserah mereka mau ngomong apa, intinya Andi mau kerja."
Pamannya menaikkan bahu. Andi memperhatikan lelaki tua itu didepannya. Pamannya memang baik, namun jelas ia sadar bahwa Andi bukan anak-anak lagi. Ada sedikit rasa ketidakpedulian di dalam omongannya. Sedikit-sedikit, Andi merasa lega. Ia lebih bebas, setidaknya.
"Kamu udah ada bayangan kerja dimana?"
"Lusa Andi sama temen Andi kerja di kafe deket terminal," balas Andi, "Mungkin nanti mau ikut PRJ juga, kalo yang ini gagal..."
"Hahaha," Pamannya terkekeh, "Jadi kamu udah dapet tempat, toh? Paman udah nanyain kira-kira di tempat paman ada lowongan apa enggak."
"Yaa, masih coba-coba dulu," Andi menjawab, kemudian melanjutkan makannya. Hari ini dia ingin bersantai-santai di rumah saja. Rasanya ia terlalu malas untuk melakukan tindakan kriminal lagi. Setelah ia selesai makan, Andi kembali ke kamarnya dan mengambil HP.
Ia melihat screenshotan chatnya kemarin dengan orang yang komen postingannya di Whisper.
Awalnya Andi sedikit curiga. Namun, setelah chatting beberapa lama, Andi merasa yakin bahwa yang menjawabnya memang tidak seumuran dengannya. Ia membuat postingan itu main-main, tapi sepertinya om-om ini serius! Lelaki itu mengajak Andi bertemu, sore ini.
"Awas aja kalo gue dikerjain orang!" gumam Andi. Ah! Ada pesan dari grup line-nya.
Anto
< sokin tempat biasa
Andi mengerutkan keningnya. Ia segera mengetik balasan,
Andi
Ngapain? Mager. Masi pagi baru bangun >
Anto
< pada mau ngomongin sesuatu
< 'pagi' y
< ini jam 12 cuk
Oji
< Ngapain? Mager (2)
A'an
< pada ngumpul ye pls
Anto
< he eh
< Di gue jemput lo ya gaada alasan
Riana
YOU ARE READING
[BL] Sealed with a Kiss
General FictionPertama, Andi itu homo. Tapi jangan bicarakan soal mantan-mantannya, ia sedikit baper soal itu. Kedua, Andi punya rahasia. Untuk membantu keluarga dan teman-temannya, Andi berpacaran dengan seorang laki-laki kaya demi mendapat uang. Ketiga...