Bab 3

450 14 0
                                    

-"Ada perasaan yang sangat sulit dijelaskan. Entah ini apa. Tapi yang ia tahu pasti, semuanya ini salah. Rasanya, tidak benar"-

Hari menjelang ujian akhir semester datang. Membuat semua mahasiswa dan mahasiswi dari seluruh fakultas sibuk menyiapkan diri. Semua ada pada kesibukan masing-masing. Perpustakaan dipenuhi oleh kebanyakan mahasiswa fakultas bahasa dan sastra yang sibuk 'membedah' isi seluruh rak buku kayu tinggi yang berjajar rapi didalamnya, demi mencari referensi yang diinginkan. Taman yang berada tepat ditengah-tengah kampus juga mencerminkan kesibukannya sendiri.

Banyak mahasiswa berlalu lalang dengan membawa gulungan kertas besar yang didalamnya banyak gambar rancangan gedung, jembatan, dan segala macamnya. Koridor dan lobby setiap fakultas juga dipenuhi mahasiswa yang bergerombol. Ada yang serius membicarakan persiapan presentasi tugas akhir, ada yang seru berdiskusi tentang penggunaan rumus-rumus fisika kimia dan sejenisnya, ada pula yang enggan menyentuh buku dan memilih untuk membicarakan rencana libur semester yang dua minggu lagi akan datang.

Begitu pula dengan Tiara dan Danny. Keduanya disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Tiara dengan tugas paper dan karya tulis yang membuatnya berlama-lama di perpustakaan, atau sesekali pergi ke berbagai tempat untuk observasi langsung mengenai tema karya tulisnya. Sedangkan Danny sibuk dengan timnya. Diskusi panjang yang melelahkan mengenai proyek utama akhir semester seperti yang sudah-sudah. Persiapan mempresentasikan kelengkapan dan bagaimana eksekusinya, observasi tempat sebagai simulasi, dan segala macam persiapan teknis lainnya.

Kesibukan tersebut membuat keduanya jarang sekali memiliki waktu luang berdua. Dan hanya dengan telepon mereka akan berkomunikasi. Terkadang, jika memang sempat Danny akan mengunjungi Tiara dirumah. Mengobrol sebentar sambil meminum teh. Jadwal mereka benar-benar tidak sesuai. Terkadang jika Danny ada sedikit waktu longgar, malah Tiara yang tak memiliki waktu. Ia hilir mudik ke perpustakaan, atau mencari buku-buku lama yang sudah tak diterbitkan ke Pasar Senen untuk mendukung observasi tentang karya tulisnya. Dan jika Tiara ada waktu senggang, malah Danny yang akan sibuk dengan tim dan proyek akhirnya.

Seperti siang ini. Tiara berkutat dengan beberapa karya sastra, salah satunya adalah karya sastra milik Pramoedya Ananta Toer, dengan telepon genggam yang diapit menggunakan telinga dan bahu kirinya. Kedua tangannya memegang buku-buku lama yang ia temukan setelah hampir setengah jam mengacak-acak isi perpustakaan. Kini ia berjalan perlahan mencari sudut kosong yang akan ia tempati untuk membaca buku-buku tersebut. Rautnya terlihat lelah, tapi senyum sumringah mengembang di wajahnya. Ya, karena lelaki kecintaannya sedang berbicara diujung telepon.

"hallo?" katanya kemudian setelah duduk di salah satu sofa nyaman dibalik bilik rak buku yang sedikit tertutup. Ia meletakkan buku bawaannya diatasnya.

"kamu dimana Ra?" kata suara diujung telepon. Suara berat yang sangat Tiara hafal.

"aku di perpus, kamu dimana?" sahut Tiara. Ia mulai memilih buku mana yang akan ia baca terlebih dulu. Otaknya berputar cepat. Nah. Bukan Pasar Malam. Ia Meraih salah satu judul buku penulis favorit nya itu.

"aku abis selesai mentoring sama dosen, trus sekarang mau ke Mountaineer. Kamu bisa temenin aku nggak? Ada beberapa barang yang mau aku beli" kata Danny kemudian.

Yang dimaksud Mountaineer adalah salah satu toko super lengkap yang menjual dan menyewakan berbagai macam peralatan mendaki disalah satu sudut kota Jakarta. Danny seringkali mengajak Tiara kesana.
Tiara mendesah pasrah, merasa bersalah karena untuk kesekian kalinya tak bisa menemani Danny pergi. "aduh... maaf ya aku nggak bisa nemenin kamu. Aku harus cari dan baca banyak buku referensi di perpus sebelum aku mentoring besok. Udah mepet deadline banget"

Tiara mendengar Danny mendesah kecewa, membuatnya semakin merasa bersalah. "gitu ya? Yaudah deh. Kamu jangan lupa istirahat ya" lanjutnya kemudian. Tiara selalu terenyuh, karena perhatian Danny tak pernah hilang meskipun ia sarat dengan kekecewaan karena Tiara tak bisa menemaninya.

ELEGI (ON HOLD) Where stories live. Discover now