Part 2.Musim semi

6.6K 321 3
                                    

Angin lembut membelai bunga - bunga indah di taman Central park,Newyork siang itu. Suasana tampak sepi,tidak seperti biasanya.

Jezlyn memilih duduk di sebuah kursi kayu oak berwarna coklat kehitaman yang berada tepat dibawah pohon yang cukup rindang. Gadis itu mengambil sebuah novel romance bersampul menara eifel dari dalam tasnya.

Ia tengah meresapi lembar - demi lembar kertas novel yang di bacanya.

Sesekali gadis itu menyematkan beberapa helai rambut yang sedikit berantakan akibat terpaan angin. Ia kemudian mengakhiri kegiatan membacanya.

Jezlyn menutup kedua bola mata birunya merasakan desiran angin musim semi,berharap angin membawa semua kegundahan dan kegelisahan hati yang di rasakannya saat ini. Tanpa ia sadari seorang pria tampan tengah duduk dan memperhatikannya. Indera penciumannya tiba - tiba menangkap wangi parfum maskulin yang cukup di kenalnya.

Gadis itu terperanjat tatkala melihat seorang pria tampan berambut coklat metapnya lekat sehingga jantungnya hampir lepas di buatnya. Perempuan manapun tak dapat menolak pesona pria di depanya itu. Ia semakin mendekat hingga Jezlyn dapat merasakan hembusan nafas William.

Mata gadis itu membulat sempurna,ia kemudian menarik tubuhnya menjauh dari pria itu.

"Sejak kapan kau disini ?" Tanya Jezlyn yang sedikit terkejut.

Pria itu mengulum senyum.

Gadis di depannya tak berubah sama sekali sejak dulu hingga saat ini ia tetap terlihat cantik.

"15 menit yang lalu."

"Ump,sendirian ?"

"Ya ,seperti yang kau lihat." Ujar pria itu menatap lurus kedepan. Nampak ia tengah memikirkan sesuatu.

"Mau makan siang ?" Tawar pria itu seraya bangkit dari posisi duduknya.

"Apa ini sebuah tawaran kencan ?"Ujar Jezlyn nada bercanda.
Pria itu hanya tersenyum.
Senyuman yang penuh arti tentunya.

Jezlyn kemudian berjalan bersisian menuju tempat parkir.
William membukakan pintu mobil Jezlyn.
"Thanks." Ujar Jezlyn.

Selang 15 menit perjalanan, Wil masuk kedalam sebuah restoran mewah yang sudah di reserfasi sebelumnya.

Suasana restoran tampak ramai siang itu. Ketika Jezlyn masuk, semua mata pengunjung tertuju pada mereka berdua.

"Pasangan yang romantis ." Ucap salah seorang pengunjung.

Jezlyn hanya mengulum senyum. Seraya menyematkan helaian rambut pirangnya ke telinga.
Wiliam kemudian menarik sebuah kursi untuk Jezlyn.

"Terimakasih."Ujar gadis itu.

Suasana restoran itu begitu romantis dengan kuntum mawar merah yang di tata sedemikian rupa di atas meja. Restoran bernuansa perancis.

William kemudian memanggil waitres.
"Anda pesan apa Tuan ?"

" Bourguignon Beef dan foie gras . Dua porsi." Ujar Will .

"Ada yang lain tuan?"

" Red wine."
"Ada lagi ?"
"Tidak itu saja." Ujarnya pada sang Waitres.

Selang 15 Menit semua pesanan telah tersaji di meja.

Beef Bourguignon terbuat menggunakan daging sapi sebagai pilihannya. Tentu saja, daging sapi yang digunakan adalah daging sapi pilihan dengan kualitas terbaik.

Daging sapi akan direbus dalam anggur merah dalam waktu yang lama. Tak heran jika masakan yang satu ini memiliki rasa yang sangat lezat dan terkesan mewah.

Semakin membuatnya lebih lezat adalah penggunaan beberapa bumbu tambahan seperti jamur, bawang merah, bawang putih dan aneka rempah lainnya.

Foie gras bahan utamanya adalah hati angsa atau bebek yang dibuat pasta.

Proses pengolahannya bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari digoreng, dipanggang atau dibakar bersama saus khas Perancis


Mereka kemudian menyantapnya secara perlahan.

"Kapan kau kembali dari Dubai ?"
Ujar Jezlyn di sela - sela makan.

"Kemarin malam."

"Kau kesana liburan atau urusan kerjaan ?"

"Bisa jadi keduanya ."

"Pasti menyenangkan bukan ?"

"Kau pernah kesana ?"

"Tidak ,maybe next time. Lagi pula Jadwalku lumayan padat belakangan ini." Ujar Jezlyn dengan wajah sendu.

"Kau wanita Workaholic juga rupanya ,tidak heran sih,selebriti sepertimu mempunyai jam terbang yang cukup tinggi."

"Ah, tidak juga .Kau terlalu berlebihan memuniku." Sanggah Jezlyn.

"Oh ya ,bagai mana hubunganmu dengan Jo ?" Ujar Wil mengganti topik.
Mendengar pertanyaan Wil
Jezlyn tiba - tiba saja tersedak minuman di tangannya.

"Pelan - pelan minumnya !" Ujar Wil khawatir. Seraya melap cairan wine di sudut bibir Jezlyn. Tatapan mereka bertemu. Suasana restoran sejenak terasa beku.
Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya.

"Tak apa ."Ujar Jezlyn sedikit gugup .
Ia menghentikan Wil yang sedang melap bibirnya dengan tisu.

"Aku dan Jo sebatas rekan kerja,tak lebih dari itu."

"Benarkah ? bagus kalau begitu. Lagi pula pria itu tidak cocok denganmu ."

"Maksudmu ?"

"Lupakan saja itu tak penting,lebih baik kita pulang."

Setelah membayar makanan. Mereka berdua beranjak dari restoran itu.

"Wil.."

"Ya ?"

"Terimakasih untuk makan siangnya." Ujar Jezlyn mengulum senyum.

"Tidak perlu berterima kasih . Lain kali kau harus menemaniku makan malam ?"
"


" Akan ku tunggu."
Ujar Jezlyn yang kemudian masuk kedalam mobil mewah berwarna putih audy itu.
Mata Wiliam berbinar,bagaimana tidak, gadis yang selama setahun ini begitu sulit di dekati tiba - tiba saja menerima ajakannya. Gadis yang benar - benar menarik menurut William.
Jezlyn dan Wiliam kemudian berkendara di jalan yang berbeda.

Aku tau,kau menyukaiku itu terlihat jelas di matamu. Kau pria yang baik , tapi maaf aku tak bisa membalas perasaanmu saat ini. Mungkin suatu saat,entahlah. Biar waktu yang menjawabnya. Batin Jezlyn

T BC

➖➖➖➖➖

SYAHADAT CINTA DI NEGERI DUA BENUA ( TELAH TERBIT )Where stories live. Discover now