21. Piece of Memories

5.4K 408 27
                                    

Hanya ingin mengucapkan terimakasih buat semua pembaca yang mau membaca cerita yang masih kusut dan jauh dari kata bagus ini , yang masih bertahan menghadapi author yang labil ,dan juga para voters yang selalu membuat saya tersenyum setiap kali kalian menekan tombol bintang tersebut di cerita ini.

Can You Love Me Again? Sudah mencapai
[4] [0] , [0] [0] [0] Reads! :')

Now playing : The script // The Man Who Can't be Moved

"Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet"

>Can You Love Me Again?©Ri #XXI<

Berada dipelukan Rei bikin gue ngantuk dan dalam waktu singkat gue langsung terlelap. Sekarang gue baru bangun, masih di pelukan Rei, masih berbaring di dada Rei dan ngedenger detak jantungnya yang tenang.

Guepun ngeliat ke atas dan tersenyum memandangi muka pacar gue yang lagi tidur. Muka Rei kalo lagi tidur itu selalu keliatan damai dan polos. Adem sendiri aja ngeliatinnya.

Guepun ngelirik jam yang ada di layar multimedia dan ternyata sekitar 20 menitan lagi kita bakal mendarat di bandara Ngurah Rai Bali.

Reipun membuka matanya dan mengerjap beberapa kali. Iapun menengok kebawah dan tatapan kami saling bertemu. Rei memberikan senyuman kecil kepada gue sambil ngucek-ngucek matanya dan guepun segera membalas senyuman itu sambil ketawa kecil. Sumpah, muka Rei kalo abis bangun tidur tuh gak mupeng banget. Rambutnya acak acakan, mata sipit, senyum juga kaya orang mabok. Dalam sekejap, ketawa kecil gue berubah jadi ketawa setan.

"Kenapaa?" Tanya Rei dengan muka maboknya.

Guepun masih ngakak, "Mas, mukanya dijaga dong mas"

Guepun dihadiahi sebuah pukulan di jidat atas ucapan gue barusan. Beberapa saat kemudian Reiyan udah keliatan ngantuk dan siap-siap tidur lagi, buset nih anak ga nyadar kita udah mau landing nih?

Guepun menepuk-nepuk pipi Rei. "Rei! Woy! Jangan tidur lagi, 15 menit lagi kita landing nih." Dan tepat setelah gue ngomong itu, lampu indikator pemasangan seatbelt kembali menyala, tanda pesawat akan landing dalam waktu dekat.

Derita punya pacar kebo.

Beberapa menit kemudian pesawat mulai menurunkan ketinggian dan melakukan landing di runaway bandara Ngurah Rai. Gue nunggu pesawat berhenti total baru kita berdiri dan membuka bagasi kabin untuk mengambil ransel lalu turun dari pesawat.

Setelah ketemuan dengan Rio dan Ana dan mengantri puluhan menit di depan mesin conveyor koper, kitapun langsung menuju tempat pangkalan taksi dan siap meluncur ke hotel.

Kita langsung nyari taksi-taksi yang biasa mangkal di depan airport. Untungnya, Ana -yang pelitnya warbyasah - berhasil menemukan taksi -yang paling murah - buat nganterin ke hotel.

Can You Love Me Again? (BoyxBoy)Where stories live. Discover now