f i v e ( last )

1.9K 163 28
                                    

2 januari 2015

Arah jarum jam menunjukan pukul 7 malam. Hoshi tengah duduk di ruang tengah seraya melihat acara kesukaannya dan menunggu Dino yang sedang pergi ke rumah sakit.

"Annyeong aku pulang." ucap seseorang yang tak lain adalah Dino,Hoshi yang menyadari itu akhirnya menoleh.

"Wah sudah pulang rupanya." Jawabnya tersenyum.

"Hyung aku punya kabar gembira." Ucapnya antusias.

"Dokter Oh bilang hari ini adalah hari terakhir aku kemoterapi,tandanya penyakit kankerku sudah tak ada lagi. Jadi aku akan pulang ke Daegu besok." sambungnya.

Hoshi yang mendengarnya tentu saja senang,namun disisi lain dia sedih kareana harus berpisah lagi dengan Dino.

*flashback*

"Nyonya Lee dan Dino silahkan masuk!" Perintah seorang suster yang berdiri didepan ambang pintu ruangan dokter Oh dan mempersilahkan nya masuk ke ruangan dokter Oh.

"Annyeonghaseo~"  Ucap keduanya memberi salam pada dokter Oh dan dibalas dengan sebuah senyuman.

"Jadi begini,setelah saya perhatikan ternyata kanker yang berada di tubuh Dino sudah hilang sepenuhnya. Jadi kemoterapi hari ini adalah yang terakhir" Seru dokter Oh tersenyum.

"Benarkah? Terima kasih banyak dok" Ibu Dino benar-benar bahagia dan tak menyangka jika Dino dapat sembuh. Dino yang mendengarnya hanya tersenyum,senyum penuh bahagia .

*flashback off*

"Hyung kau tak apa-apa kan?" Ucap Dino yang berhasil membuyarkan lamumannya.

"Ah tidak,aku tidak apa-apa."

***

"Hyung aku pulang dulu ya." Ucap Dino yang melambaikan tanganya pada Hoshi.

"Ne!~. Hati-hati ya!" Balas Hoshi seraya membalas lambaian tangannya.

"Hoshi~ jangan bersedih. Lain waktu kami akan kemari lagi." Ibu Dino rupanya menyadari raut wajah Hoshi yang sedari tadi yang tak bersemangat menandakan ia tak ingin berpisah dengan Dino,Hoshi hanya mengagguk sebagai balasannya.

***

Hari demi hari Hoshi lalui seperti biasanya. Tak ada yang special,ya dia hanya bermain sendiri dan cenderung mengurung diri di kamarnya.

Haaahhh....

Hoshi mengeluarkan nafas nya dengan kasar.

"Sudah lama tak bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu sekarang?" Gumam Hoshi bermonolog,seraya melihat fotonya dengan Dino lalu mengusap foto tsb.

***

11 December 2015
HOSHI POV

Kutatap jalanan kota Seoul  yang telah basah karena sedang diguyur hujan melalui jendela mobil. Aku duduk di jok tengah sedangkan ibuku duduk didepan sembari menemani ayahku menenyetir.

"Kondisi Dino sekarang memburuk." Ucap ibuku tiba-tiba.

"Ne~ Kasihan dia . matanya sudah buta dua-duanya. Dan fungsi organ tubuhnya sudah tidak normal lagi. Leebih baik Tuhan ambil dia,kasihan jika terus-terusan tersiksa " sambung ayahku.

Aku hanya terdiam,menahan rasa sesak di dadaku . Sakit . Tentu saja sakit. Aku menahan agar bulir di mataku tidak jatuh namun nihil bulir itu tetap jatuh tanpa seizinku,ku tahan tangis ku agar tak terdengar isakan yang keluar dari mulutku, namun rasa sesak di dadaku semakin menjadi. Perlahan ku hapus air mataku, lalu mulai bersuara.

"Padahal kankernya sudah hilang, tapi gara-gara tumor malah jadi begini. Dia juga pernah bilang denganku 'hyung aku salah satu pasien dokter oh yang masih hidup loh.' " ucapku menahan tangis.

"Dia sudah tidak pernah kerumah sakit lagi semenjak kankernya hilang." Jelas ibuku

"Itu gimana sih? Sudah tau penyakitnya parah malah di diamkan saja" sahutku kesal.

Lalu kusenderkan kembali tubuhku ke jok.

"Tadi eommanya Dino bilang 'Dino selalu minta peluk setiap kali aku ingin pergi membelikan sesuatu untuknya,dia juga bilang 'ma,peluk Dino dulu. Takutnya pas mama pulang nanti Dino udah gak ada.' " Ucap eommaku memberitahu pesan dari eomma Dino.

Aku tak dapat berkata-kata lagi saat eomma menceritakannya , aku hanya menangis dalam diam.

***
(PLAY VIDEO DIATAS YA)
14 Desember 2015 

8am KST

Hari ini aku sengaja tidak masuk sekolah,percuma saja toh disekolah tidak ada kerjaan yang harus aku kerjakan.
Minggu ini adalah class meet,dimana diadakan sebuah perlombaan setelah berakhirnya ujian semester. Beruntung sekali, karena aku tak mewakili kelas untuk mengikuti lomba. Ditempat les ku juga mengadakan tour ke Lotte World,sebenarnya aku ingin ikut tapi tiketnya sudah habis. Terpaksa aku tak jadi ikut.

Aku menuruni anak tangga satu persatu .
Terlihat jelas raut wajah ibuku sangat khawatir sesekali ia mengecek handphonenya.

"Dino sudah pergi" ucap ibuku tiba-tiba,entahlah dia sedang berbicara dengan siapa yang jelas hanya ada aku disana.

Aku terdiam sejenak,mencerna setiap kata yang ibuku lontarkan. Sekarang aku mengerti apa yang ia maksud.

Mungkin Tuhan sudah menakdirkan ini,aku tak diizinkan pergi kemana-kama karena harus menemui Dino. Jujur saja aku belum percaya ini,kenapa pagi-pagi aku sudah mendapatkan berita seperti ini.

"Kapan?" Ucapku berusaha untuk tetap tenang,mataku mungkin sudah memerah sekarang karena air mataku sudah lolos dari pelupuk mataku.

"Jam 5 pagi tadi." sahut ibuku.

"Sekarang cepat mandi. Siap-siap kita ke Daegu . Eomma akan menelpon Appa."
Kebetulan ayahku sedang berada diluar kota,tapi hari ini ia akan pulang,tetapi tidak tahu jam berapa ia akan sampai.

Eomma berusaha menelpon ayahku,namun tak diangkat sama sekali.

Aku segera masuk ke kamar mandi,namun bukan mengguyurkan air ke tubuhku aku malah menangis tersedu-sedu.

"Apakah ini mimpi? Kenapa secepat ini?" Aku menenggelamkan wajahku dengan kedua tanganku.

Aku masih tak percaya dengan berita yang aku dapatkan pagi ini.

SKIP

"Aku pulang~" suara pria paruh baya yang tentu saja sudah sangat ku hapal,ya itu Ayahku.

"Dino meninggal," ucap ibuku menghampiri ayahku yang masih berada diambang pintu.

"Kapan?" Tanyanya

"Tadi pagi jam 5."

"Yasudah ayo siap-siap kita ke Daegu."

***

15 Desember 2015

Kupijakan kaki ku dengan berat hati menuju singgasana terakhirnya, tanah merah basah telah tertempel di sepatuku,susah payah aku berjalan menuju makamnya. Aku,keluarga ku serta keluarga Dino mengunjungi makamnya. Aku menyadari ternyata makamnya bersebelahan dengan makam nenekku. Ternyata itu adalah salah satu permintaan terakhirnya.

Lagi. Air mataku terjatuh . Kuperhatikan tak ada yang menangis,hanya aku dan ibunya yang menangis. Ini pertama kalinya aku mengangis didepan keluarga besarku.

Dino kau pernah bilang padaku bukan ? jika kau adalah pasien dokter Oh yang masih ada,tapi apa nyatanya sekarang, kau bahkan pergi meninggalkan kami. Jujur aku masih tidak percaya ini. Sebelum kau meninggal, 3 hari berturut-turut aku selalu menangisimu. Jadi apakah ini tandanya? Jika kau ingin pergi. Satu lagi,kau bahkan belum mengucapakan "Selamat tinggal" padaku . AKU TAK AKAN PERNAH MENGUCAPAKAN SELAMAT TINGGAL PADAMU SAMPAI AKU TAK MENANGISIMU LAGI—Batinku

      —END—

Makasih banyak ya yang mau nyempetin baca ff gaje ini.
Btw chapter ini gimana? Comment ya. Hahaha maap ya ff ini gk panjang

Pls vomment ^^v

[✔] Never Say Goodbye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang