9 y.o [3]

29 3 0
                                    

20 Maret 2010

Beberapa hari setelah aku sampai di SF, aku langsung merapihkan semua barang-barangku.

Aku mulai meletakan apa saja yang penting bagiku di kamar miliku yang baru.

Rumahnya tidak terlalu besar dan hampir mirip seperti rumahku yang di Australia. Hanya saja, empat deret rumah dibeli oleh grup keluargaku ini.

Kebetulan, rumahku berada di nomor dua. Rumah di sebelah kiriku ada Ashton dan kananku adalah Luke. Aku mendapatkan kamar yang langsung menghadap ke arah kamar Luke.

Semoga saja aku tidak melihat yang tidak-tidak. Kau tahu? Luke kalau sedang ganti baju suka lupa untuk menutup jendela. Jadi, siapapun bisa melihat. Termasuk aku.

Ah ya, hari ini adalah hari pertama masuk ke sekolah baru. Suasana baru, teman baru, guru baru tapi ada satu yang tidak baru. Wajah ketiga temanku. Ya, wajah mereka yang aku lihat setiap hari membuatku bosan.

Untungnya, kali ini aku hanya sekelas dengan Ashton dan tidak sekelas dengan dua idiot yang lainnya.

"Cal! Cepatlah Auntie Karen sudah menunggu di luar!" teriak Mali dari dapur. Aku hanya memutarkan bola mata sambil melahap sisa roti yang ada.

"OKAY! Wait a minute!" balasku.

Aku tidak mau tersedak karena aku sangat kapok tersedak. Dan terakhir kali aku tersedak pun karena kakakku sendiri, Mali.

Flashback

Saat itu, aku berumur 8 tahun, hampir 9. Ya tidak terlalu lama, sih, kejadiannya. Tapi kalian perlu tahu ini.

Hari ini adalah hari Minggu di mana aku bisa bersantai di kamarku tanpa PR dan tugas yang bertumpuk.

Pagi ini, aku sarapan bersama Mom dan Mali. Dad sedang pergi ke San Francisco bersama dengan Ayah ketiga temanku yang lain.

"Hari ini kamu akan ngapain, Cal?" tanya Mom. Aku mencoba berpikir. Namun, aku tidak menemukan satu kegiatan pun yang ingin aku lakukan.

"Tidak tahu. Mungkin aku akan bermain bersama mereka-- Luke, Mike dan Ash--." jawabku.

Ya, kalau tidak dengan mereka, aku harus ngapain lagi?

Aku terus melahap roti dengan telur setengah matang ini. Sampai akhirnya, terdengar suara telfon yang berbunyi.

"Biar aku yang angkat saja," ucap Mali.

Dengan itu, ia berjalan ke arah telfon dan mengangkatnya.

Aku tidak peduli dengan percakapan Mali dengan orang yang ada di sebrang telfon tersebut karena Mali hanya menjawab "oh" atau "iya?" atau "oke" saja.

"Halo?"

"Apa?"

"Ya ampun aku kira"

"Oke oke bye!"

Dan dengan itu telfon ditutup. Aku yang sedang menyuapkan makanan ke dalam mulutku memperhatikan gerak gerik Mali yang tampak mencurigakan.

"Siapa, Mal?" tanya Mom. "Dari Luke," jawab Mali.

Sontak aku langsung bertanya, "kenapa Luke?"

"Dia masuk rumah sakit," jawabnya. Aku yang kaget langsung terbatuk karena tersedak.

"Seriusan? Kenapa bisa?!" tanyaku setelah batukku mereda.

"Karena temennya Jack sakit," jawabnya santai.

"Apa hubungannya?" aku menyerit kebingungan. Apa hubungannya Luke masuk rumah sakit dengan temannya Jack sakit?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang