4

863 152 10
                                    

Sebelum dibaca, disarankan agar dibaca dari awal yah say, sapa tau kalian lupa jalan ceritanya:" :v

-
-
-


Pukul 06:30 pagi

TOK! TOK!

Jungkook mengetuk pagar rumah Yunmi. Dirinya berniat berangkat kesekolah bersama sahabatnya ini. Yah, meskipun kecil kemungkinan kalau Yunmi akan menerimanya.

Awalnya Jungkook juga takut. Tapi ia memberanikan dirinya.

Jungkook rindu dengan Yunmi. Ia rindu mengobrol dengan gadis itu, gadis yang sudah menemaninya sejak mereka masih mengenakan seragam mungil ala anak Sekolah dasar. Ia merindukan semua yang ada pada diri Yunmi.

Jungkook menatap jam yang melingkar di tangannya. Sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup. Jungkook kembali mengetuk-ngetuk pagar Yunmi. Tak lama kemudian, ibu Yunmi keluar menemuinya. Beliau berjalan sambil tersenyum menatap Jungkook.

"Maaf, Bibi tadi ada di kamar mandi. Padahal bibi sudah menyuruh Yunmi untuk membukanya." Ucap ibu Yunmi sambil terus membuka pagar kayu yang sudah lapuk itu.

"Tidak apa-apa kok bibi, tenang saja hehe." Jungkook mencoba membantu ibu Yunmi.

"Silahkan masuk, Sayang. Yunmi masih ada di-"

"Bu, aku pergi dulu." celah Yunmi tiba-tiba. Ia memeluk ibunya lalu mengecup kening ibunya yang memang lebih pendek darinya.

"Yasudah. Berangkatlah dengan Jungkook. Dia-"Ibu Yunmi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Yunmi dengan cepat menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju halte bus yang cukup jauh dari rumahnya.

"Yun-ah." Jungkook menarik lengan Yunmi. Dengan cepat gadis itu melepaskan genggaman Jungkook.

"Lo masih marah sama gue?" Yunmi tidak menjawab. Gadis itu menunduk, memperbaiki lengan bajunya yang sedikit kusut karena Jungkook.

"Oke kalo lo masih marah sama gue, yaudah ngga usah maafin. Tapi gue mohon, berangkat bareng gue yuk. Lo telat nanti."

Yunmi memandang Jungkook. Mata Yunmi memerah, dan Jungkook cukup kaget ketika melihat mata Yunmi.

Apa semarah itukah gadis ini?

"Bukan urusan lo."  Tanpa sepatah kata lagi. Yunmi berjalan meninggalkan Jungkook.

Jungkook membeku.

Tangannya merambat memegang dadanya sendiri.

Kenapa ini begitu sakit?

----------

Yunmi berjalan memasuki ruangan kelasnya. Ia menatap bangkunya dan bangku Jungkook yang masih kosong. Yunmi menghela napasnya. Itu berarti Jungkook masih dalam perjalanan kesini.

Untung saja.

Sesampainya di halte bus tadi, dia mendapat tumpangan gratis dari seorang senior yang sudah lama menyukainya.

Kim Seokjin. Kelas XII.A.

Dia sudah menyukai Yunmi sejak gadis itu masih melewati masa orientasi siswa. Bahkan belum lewat satu minggu pertemuan mereka, secara terang-terangan Seokjin mengajak Yunmi berpacaran.

Namun entah masih polos atau bagaimana, Yunmi menolaknya, dan meminta Seokjin, yang waktu itu masih duduk di kelas 2 SMA untuk berteman dengannya. Dan untungnya Seokjin pun mau.

Oke kembali ke cerita.

Yunmi berjalan menuju ke bangku salah satu teman baiknya, Shin Bongsun. Sesampainya disana, ia berdiri di samping Bongsun yang tengah tidur di mejanya.

"Bongsun-ahh~" panggil Yunmi dengan suara yang ia sengaja dibuat imut.  Ia menusuk-nusuk lengan gadis berpostur tubuh besar itu dengan telunjuknya.

"Bongsun-ahh~"

Akhirnya gadis itu pun terbangun dari tidurnya. Ia mengucek-ngucek matanya dan menerawang, siapakah manusia yang berani-beraninya membangunkan seorang monster.

"Ohh, Yunmi-ah~" Bongsun berdiri dari tempat duduknya lalu memeluk Yunmi.

"Eoh lo perlu apa?"

Yunmi menampakkan raut wajah sedihnya, "Gue mau minta tolong, tapi takut dimarahin ama Bongsun."

"Haha Bongsun ngga akan mungkin marah sama Yunmi. Kan kita bestfriend." Bongsun memperlihatkan eye smile nya.

Yunmi tersenyum. Tangan kirinya beralih memegang tangan kanan Bongsun.

"Lo duduk di bangku gue, ya^^" ucap Yunmi dengan nada imut. Sebenarnya ia tidak suka melakukan ini, tapi setelah berfikir-fikir, ia harus rela mempertaruhkan harga dirinya hanya untuk sebuah bangku dan meja.

Bongsun terlihat berfikir. Matanya melirik bangku Yunmi, lalu kembali ke bangkunya, lalu kembali menatap bangku Yunmi. Begitu seterusnya. Membuat Yunmi menghela napasnya.

"Kalau kita bertukar bangku, itu berarti gue duduk di belakang dong. Ahh shirreo."

"A-apa? Ta-tapi lo bisa berdekatan dengan Jungkook, loh."

"Ah bener juga."

GOTCHA!

Ternyata ketampanan Jungkook berguna juga. Tidak salah jika satu sekolah menyukai dan mengidam-idamkan lelaki itu.

Bongsun mengambil tasnya yang tersampir di belakang bangkunya, "Yaudah. Lo duduk disini aja sekarang."

"Apa!?" Yunmi membalikkan badannya dan mendapati Jungkook kini berada tepat dihadapannya.

Lelaki itu masih seperti biasa menurut Yunmi. Terlihat 2x lebih tampan jika dilihat dari dekat.

"Lo pindah bangku?"

Yunmi tidak menjawab. Gadis itu bergerak duduk di 'bangku barunya' itu, bahkan ia berpura-pura membuka bukunya agar terlihat sedang belajar.

Padahal dia hanya ingin terlihat sibuk.

Agar Jungkook pergi dari hadapannya.

Sedangkan Jungkook mencoba sabar. Ia menghela dalam-dalam napasnya. Yunmi benar-benar membuatnya merasakan nyeri hati yang luar biasa. Hatinya seperti remuk jika melihat Yunmi yang begini.

Yunmi yang menjauhinya.

Jungkook berjalan menuju bangkunya. Ia menatap bangku Yunmi yang kini di duduki seorang raksasa.

"Oke kalau ini yang lo mau Yun, gue bakalan menjauh dari hidup lo."

-----

Semenjak hari itu, Yunmi maupun Jungkook tidak pernah lagi bersama-sama. Jangan kan untuk berbicara, bertatap muka pun Yunmi serasa tak sudi untuk melakukannya. Mereka seakan sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

Jungkook yang sibuk dengan klub basketnya.

Dan Yunmi yang sibuk belajar, agar keinginannya menjadi seorang guru tercapai.

Mereka menjauh. Seperti tidak saling kenal. Saling menjauh. Saling memalingkan muka.

Padahal hati mereka tidak.

Mereka tentu saja masih menyimpan perasaan yang sama.

Dan untuk orang yang sama.

-----

T
B
C

dear you °jeon jungkook° [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang