seperti sepasang sepatu

1K 56 0
                                    

Author pov

          Setelah melepas rindu yang begitu menguras air mata diruang operasi. Terlihat sepasang dokter yang begitu serasi sedang menikmati makan siang di kantin rumah sakit. Dengan duduk berhadapan.

"aku sangat berindukanmu li.. " ucap seorang wanita yang memakai jas putih.

"aku tahu... Kau tak akan bisa hidup tanpa kehadiranku.. " ucap seorang laki-laki dengan PDnya

"uluh.. Uluh... PD mu masih sama seperti dulu Ali .. Tak kenal waktu dan tempat.. Menyebalkan. " ucap wanita yang berjas putih dengan nama tag prilly itu dengan memanyunkan bibirnya.

" yaa. Dan aku juga seperti itu. Tak akan bisa hidup tanpa kehadiranmu prilly. Kau sebagian dari alasanku untuk tetap bernafas " ucap dokter Ali yang membuat pipi prilly bersemu merah.

"bagaimana kehidupanmu di indonesia selama 10 tahun tanpa kehadiranku? Apakah kau sudah memiliki wanita? Atau bahkan kau sudah bertunangan? " ucap prilly

" aku tak bisa hidup tenang di indonesia. bagaimana bisa tenang jika hatiku dan jantungku di borgol di jerman. Yaa... Kamu benar prilly aku sudah memiliki wanita... Dan aku sangat mencintai wanita itu.. Tebakanmu selalu benar.. Aku sudah sangat siap untuk bertunangan atau bahkan mempersuntingnya. " ucap ali panjang lebar..

Deg.. Benarkah seperti itu? secepat itukah ali mendapat penganti prilly. Ohh.. Tuhan prilly tak menyangka.. Begitu sakit yang ia rasakan saat ini..

" prill.. Kenapa diam? Cemburu ya..??  Bukankah tadi kau yang bertanya..  Dan aku mengiyakan. Tetapi kenapa kini kau malah diam. " ucap ali yang membuyarkan lamunan prilly

" emm.. Tidak apa-apa? aku tidak cemburu biasa saja. " ucap prilly sedikit gugup

"aku sama seperti mu prill..? Ucap ali yang membuat prilly bingung

" maksud kamu apa sihh.. Ngak jelas! " ucap prilly dengan wajah yang entah tak bisa diartikan

" AKU MENCINTAI MU DOKTER VELISYA PRILLY MAGDALENA ALBERT " ucap ali mantap dan dengan pandangan yang tertuju pada mata hezel prilly

" apaan sihh.. Ali ngak lucu.. Bukanya hati kamu udah diborgol orang jerman. Itu juga kan yang membuat kamu kembali ke jerman. Kamu juga bilang kamu sangat mencintainya, dan akan bertunangan atau bahkan mempersuntingnya. " ucap prilly bersemu merah dan sedikit juga kesal

" yaa.. Kamu memang pintar dan semuanya benar.. Alasan aku kembali kejerman adalah dia, aku mencintai dia, aku ingin bertunangan bahkan mempersuntingnya." ucap ali kepada prilly dengan senyum

" lalu kenapa kamu berbicara seperti itu? Aku tau aku hanyalah teman masa kecilmu. Aku menyadari dengan sepenuh kesadaranku ali." ucap prilly sedikit meneteskan air mata.

Apa yang kamu rasakan jika berada dalam posisiku? Membuang sebagian waktu mu untuk Menunggu. Dengan harapan apa yang kamu tunggu sesuai yang kamu inginkan. Akan tetapi kenyataanya berbanding seratus delapan puluh derajat. Menunggu seseorang yang lebih dari 10 tahun memiliki tempat tersendiri dihatimu. Dan berharap kebersamaan seperti dulu akan terulang kembali tetapi kenyataannya orang yang kamu tunggu mengharapkan dan ingin berbagi hidup dengan orang lain.. Tuhann.. Sesakit inikah mencintai.. Jika sesakit ini.. Kuharap hapuskan kata cinta didalam hidupku. Inilah yang kini dipikirkan prilly.

" prilly.... Jangan menangis. Jangan pernah lagi kau meneteskan mas intan itu di depanku.. Sudah cukup tadi diruang operasi kau menangis. Itu sangat berharga bagi ku prilly. " ucap ali yang kini berada di samping prilly dengan mengeser kursi yang ia duduki. Dan mengusap lembut air mata yang jatuh di pipi gembul prilly

" aku tidak apa-apa ali. Maaf aku pergi dulu ada urusan. " ucap prilly yang akan berdiri. Akan tetapi tanganya dicekal oleh ali.

" tunggu prilly.. Kau harus dengar semuanya dulu. " ucap ali yang sekarang berdiri di samping prilly dengan masih mencekal tangan prilly

Lächeln und TränenWhere stories live. Discover now