Ancaman Pacar Imitasi

Start from the beginning
                                    

"Terserah kalo lo tetep nggak mau ngaku kalo lo iri sama gue, yang penting jauhin Ega, dia itu udah punya gue. Ngerti kan?!"

"Iya gue ngerti." jawab Karin singkat.

"Kok santai banget jawabnya, lo beneran ngerti kan?"

"Lo mau gue jawab apa? 'Ngerti banget kanjeng mami', gitu?" balas Karin.

Sissy memberi death-glare pada Karin sebelum mengeluarkan suara cemprengnya, "Oiya satu lagi, kalo gue denger kabar atau ngeliat lo deketin Ega, Awas lo!" ancamnya pada Karin.

Karin mengangguk, dia sengaja tidak membantah dan meladeni omongan cewek cempreng ini.

"Tunggu,--Sissy mendekatkan dirinya pada Karin-- "Jangan-jangan lo naksir sama pacar gue?" desisnya.

"Nggak, gue nggak naksir sama dia." jawab Karin perlahan.

"Yakin?" tanya Sissy.

"Iya, 100% gue nggak suka sama dia," Karin memantapkan jawabannya.

"Terus lo naksir siapa?" tanya Sissy lalu.

"Itu bukan urusan lo," tukas Karin.

"Gue cuma pengen memastikan kalo lo bener-bener nggak naksir sama Ega, jawab dong!" Sissy semakin mendesaknya, cewek mungil ini benar-benar keras kepala.

Karin bingung, dia terdiam sambil berpikir sejenak lalu bayangan seseorang tiba-tiba menyelinap masuk ke dalam pikirannya, "Gue naksir sama Adit," jawabnya dengan tegas.

"Adit siapa? Nama Adit kan banyak di sekolah ini," tanyanya.

"Um, Adit temen SMP gue, cowok kelas X IPA 4!" teriak Karin dengan keras. Cewek berambut cokelat itu tidak menyadari bahwa ada seseorang yang lewat di depan kelasnya.

"Lo pacarnya si Adit itu?" tanya Sissy.

"Belum, tapi cepat atau lambat pasti gue jadi pacarnya." jawab Karin.

Maafin gue, Dit. Gue terpaksa ngaku-ngaku suka sama lo. Batin Karin.

"Oh, ternyata lo suka sama si pemain basket abal-abal itu," gumam Sissy.

Dia lalu memasang wajah mengejek pada Karin lalu meledeknya, "Selera lo rendah, padahal muka lo lumayan lah meskipun jauh lebih cantik gue."

Gue pengen banget nyumpel mulutnya pake cabe setoples. Batin Karin sambil memandang tajam cewek mungil dihadapannya.

Karin sudah tidak sanggup menahan emosinya yang sudah mencapai tingkat benua dan samudera, "Lo kok ngatain gue kayak gitu sih! Gue dari tadi udah nurutin dan ngeladenin lo, dan lo terus-terusan menghina gue!" omelnya.

"Kalo lo masih suka ngatain gue, gue bisa aja ngerebut Ega dari lo!" ujar Karin sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Eh, jangan berani-berani lo! Fine, gue nggak bakal nganggu lo lagi." tukas Sissy.

"Yaudah inget-inget apa kata gue tadi ya." katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya pada Karin.

Karin hanya mengangguk.

"Cabut yuk! Males gue lama-lama di kelasnya si anu ini, " perintahnya pada kedua teman yang lebih terlihat seperti antek itu.

Mereka berbalik dan melangkah menuju keluar kelas, sebelum salah satu teman Sissy bertanya pada cewek mungil itu.

"Sy, kok lo ngomong tapi nggak nyebut namanya cewek itu, lo kan tau kalau namanya Karin."

"Gue nggak sudi nyebut nama anak alay kayak dia," jawab Sissy santai.

My Girl (just) Friend ?Where stories live. Discover now