4. Shit

3.5K 357 33
                                    

Now playing: Fire - BTS

Hal kecil yang tidak bermakna dimatamu. Tapi itu sangat menyiksa batinku. Terkadang aneh namun aku menyukainya justru aku ingin mengulanginya, bersamamu..

-Michyeoga-

"Pagi Eve.."

Eve menghentikan langkah kakinya di anak tangga terakhir. Dia menoleh ke asal suara yang menyapanya barusan. Saat mata nya menangkap sosok yang ingin sekali Eve enyahkan dari muka bumi, Eve menghembuskan nafas kesal.
Padahal mood Eve pagi ini sangat baik, tapi setelah melihat pemuda yang duduk di sofa rumahnya seketika mood Eve jongkok.

"Ngapain lo pagi-pagi udah datang kesini?" alih-alih menjawab sapaan, Eve malah bertanya dengan nada yang tidak bersahabat.

"Mau ngantar lo kesekolah" jawab sang pemuda dengan senyum manis nya. Eve seketika bergidik geli melihat senyum yang menurutnya menjijikan.

"Emang lo pikir gue gak mampu pake acara diantar sana lo? Mobil gue banyak digarasi" seloroh Eve mengangkat dagu tinggi-tinggi pertanda sombong.
Pemuda yang berbeda seragam dengan Eve menggeleng.

"Bukan gitu maksud gue.."

"Udah diem lo, mending lo keluar dari rumah gue!" potong Eve angkuh.
Pemuda itu berdiri dari sofa lalu menghampiri Eve yang masih berada di tangga.

"Berhenti Emil, jauh-jauh dari gue" tahan Eve agar Emil─ kembaran Emely─ menjaga jarak padanya.
Emil berhenti kala itu juga setelah mendengar penolakan Eve.

"Heran gue, siapa yang biarin Gembel masuk rumah sih?" ucap Eve kejam, sengaja ia menaikan volume suaranya satu oktaf.
Eve sadar kalau perkataannya keterlaluan, tapi masa bodoh, Eve tidak perduli akan hal itu. Mengasihani Emil?
Sama saja Eve memberikan akses lebih luas terhadap kakak Emelie itu.
Meskipun Emil kakak Emely tapi sahabat Eve'kan Emely, bukan Emil.

"Kejam amat lo, gak laku baru tahu rasa" ucap Emil yang sama sekali tidak sakit hati, hanya nyeri sedikit.

"Lo nyumpahin gue? Ish, lo ngerti bahasa manusia gak sih? Keluar lo!" sentak Eve kasar makin menjadi-jadi. Demi Tuhan, Eve bersumpah suatu saat nanti dia akan membunuh Emil, pake tangan secara langsung atau menyuruh orang tak masalah. Yang penting Emil musnah dari muka bumi ini.

Emil menggeleng sembari terkekeh kecil. Entah mengapa Emil suka sekali membuat gadis cantik didepannya ini kesal atas tingkahnya.

Melihat Emil yang terkekeh, pun Eve segera melangkahkan kaki menuju pintu utama.
Eve merutuk, coba saja Ayah dan Bunda nya  sudah bangun, pasti Emil tidak akan seberani ini menggodanya. Ayah dan Bunda Eve semalan pergi keacara yang entahlah, mungkin peresmian gedung perusahaan rekan bisnisnya yang baru samapi tengah malam. Dan voila, Ayah dan Bunda nya sampai sekarang belum bangun karena kelelahan.

"Eh, mau kemana Ev?" Seru Emil tersadar dan melihat Eve berjalan keluar.

"Mau kepasar" jawab Eve acuh tak acuh.

"Gak sarapan dulu? Ntar kenapa-kenapa disekolah" ucap Emil yang sudah hafal dengan semua elakan Eve.

"Nggak nafsu" balas Eve jengah lalu di tolehnya pada Emil yang berjalan menghampirinya.

"Don't follow me or...." ucap Eve yang membuat Emil menyerit heran atas perkataan Eve yang menggantung.

"Or?" beo Emil tetap berjalan mengampiri Eve.

Michyeoga [EDITING]Where stories live. Discover now