2. Blood

3.8K 372 104
                                    

Now playing: Blue - Big Bang

Angin tak bisa di tangkap, Asap tak bisa di genggam.
Sama sepertimu yang tidak bisa ku miliki namun bisa ku rasakan.

-Michyeoga-


" You seem like the type. To love'em and leave'em. and dissapear right after this song.
So give me the night to show you, hold you. Don't leave me out here dancing alone"

Senandung indah di lantunkan dari bibir gadis cantik yang sedang mendorong skateboard di jalan beraspal di senja hari itu.
Rona keceriaan terpampang di wajah mulusnya yang sudah meneteskan banyak keringat dari mulai dia bermain bersama papan dengan roda dibawahnya itu sampai ia akan pulang sekarang.

"You can't up make up your mind, mind, mind.
Please don't wiste my time, time, time.
I'm not tryin to rewind, wind, wind.
I wish our hearts could come together as one"

Eve menggoyangkan kepalanya sesuai irama dari lagu Justin Bieber yang ia dengarkan melalui earphone di kedua telinga.
Baju kaos tanpa lengan menyerupai baju basket kebesaran serta celana jeans pendek di atas lutut membungkus tubuh mungilnya.

Penampilannya sekarang jauh dari kata imut yang melekat pada Eve saat di sekolah. Di sekolah dia di labelkan imut tapi centil yang suka menggoda Shannon. Si imut yang suka tebar pesona. Si imut tukang bully.
Namun berbeda dengan sekarang, jika orang yang tidak mengenal seorang Evesoichet Drucker Egelhof , pasti dia akan berpendapat bahwa Eve adalah seorang badgirl, gadis yang masa bodoh terhadap penampilan. Siswa-siswi Santanapilago pasti tidak akan menyangka jika mengetahui Eve si ratu centil memiliki hobby bermain permainan laki-laki.

"Lumayan" gumam Eve  melihat lengannya yang penuh dengan peluh.
Lantas setelah itu ia mulai mempercepat dorongan kaki kirinya pada aspal agar papan skateboard nya bisa melaju dengan kencang.

"Gimana non, capek?" Tanya Mang Darwo, satpam rumah Eve  ketika membukakan pagar untuk majikannya.

Eve  tersenyum seraya membuka earphone yang tertancap di kedua telinga nya.

"Iya mang,tapi gak papa lah. Kan hasilnya juga memuaskan. Masuk dulu mang" ucap Eve yang ditanggapi anggukan oleh satpamnya itu.
Eve  memang terkenal sopan di komplek tempat tinggalnya. Sangat berbanding terbalik dengan Eve jika berada di sekolah.

Setelah mendapat tanggapan dari Mang Darwo, Eve  segera melesat masuk kedalam rumah dengan tangan kiri menenteng papan skateboard sedangkan tangan kanannya memegang ponsel.

"YaAmpun.. Justin Bieber lo ganteng banget sih" puji Eve melihat gambar idola nya didalam ponsel.
Eve terus berjalan tanpa melihat arah, ia hanya fokus pada benda pipih di genggamannya karena sedang membuka akun media sosial.

Eve  langsung menjatuhkan tubuh penuh keringatnya pada sofa ruang tamu tanpa memperdulikan sekeliling yang baginya tidak penting.

"Eve.." bisikan seseorang diiringi senggolan di lengan atasnya hanya di tanggapi dengan deheman.
Merasa ada orang bukannya menengok, Eve  malah meraba-raba meja berharap menemukan segelas minuman karena tengorokannya amat kering.
Dan betul dugaannya. Eve meneguk habis minuman itu tanpa perduli milik siapa, yang jelas haus nya bisa teratasi. Gelas yang sudah tandas itu kembali Eve simpan di atas meja sedangkan matanya tetap sibuk menyisir layar ponsel.

"Eve.." suara itu lagi. Sebuah cubitan yang teramat perih sekarang mendarat di lengannya.

"Apasih Bund? Mau lihat Etin juga? Ntar aja deh" ucap Eve tanpa menoleh pada orang itu yang sudah malu setengah mati.

Michyeoga [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang