1

3 1 0
                                    

        Mata Aninda masih terlihat sembab karena air mata yang ia hasilkan seharian ini. Ia mengunci diri dikamar sejak tadi siang sepulang sekolah, dan ini sudah pukul dua malam. Suasana kamar bernuansa biru langit itu tampak lengang . Aninda masih menatap layar laptopnya berusah mengingat kejadian menyakitkan itu. Ia berusaha menyelesaikan naskah pertamanya ini untuk dikirim ke redaksi, walaupun sakit itu harus kembali ia rasakan akibat mengingat semua kenangannya.
Sudah hampir enam bulan sejak kejadian itu.
Aninda terus berusaha bangkit meski teramat sulit. Salah satu kesibukannya adalah menulis. Entah apa yang ia pikirkan sehingga cerita yang ia hasilkan ini bersumber pada lelaki itu. Meski beberapa bagian dari cerita itu harus Aninda selesaikan dengan penuh air mata karena harus mengingat kenangannya.

...

Aninda adalah gadis berusia tujuh belas tahun yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Beberapa bulan terakhir ini hari-hari nya diliputi awan mendung karena lelaki yang teramat ia cintai itu telah meninggalkannya bersama perempuan lain.
Sampai saat ini pula Aninda enggan membuka hati untuk orang baru. Mungkin karena cedera hati yang ia alami belakangan ini membuatnya trauma akan rasa cinta yang menurut orang-orang indah itu.
Kenyataan terlalu kejam yang terjadi adalah Aninda ditinggalkan saat ia sedang cinta-cintanya.

Bagaimana bisa lelaki itu pergi bersama perempuan lain dan meninggalkan Aninda hanya dengan janji-janji manis yang ia ucapkan?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sekali lagiWhere stories live. Discover now