NINE

12 1 0
                                    

Mungkinkah..

Hari ini aku sekolah lagi, dan lagi lagi aku ingin cepat-cepat libur, haha. Appa dan Eomma masih belum pulang. Huft..aku merindukan mereka.
"Shin Min Young-ssi" seseorang memanggilku. Dia berdiri di depan gerbang rumahku. Chanyeol?
"Eh Baekhyun?!" Aku terkejut saat yang ada dihadapanku Baekhyun bukan Chanyeol.
"Anyeong" Baekhyun menyapaku.
"Chanyeol kemana? Kenapa kau bisa disini?"
"Dia sudah pergi duluan, aahh ituu...kakimu, bagaimana kabarnya?"
"Hah? Oh kakiku sudah baik-baik saja, lihat sudah ga pake perban lagi dan jalanku sudah ga pincang lagi" akupun tertawa kecil.
"Yaudah ayo kita berangkat"
"Kau bawa motor?"
"Ah yaa hari ini aku ga bawa, motorku lagi di bengkel"
"Ohh gituu.."
Akupun berangkat sekolah bareng Baekhyun.

***

[Shin Min Young:
Ya! Apa yg kau lakukan hah?! Kenapa Baekhyun yang ada didepan rumahku?!]

[Park Chanyeol:
Apa? Aku ngga melakukan apapun]

[Shin Min Young:
Kau mau mati ya? Awas saja nanti disekolah 😈😈]

[Park Chanyeol:
Coba saja 😝 Dasar malu-malu kucing, aku tau sebenarnya kau sangat berterimakasih padaku "akhirnya aku jalan berdua lagi dengan Baekhyun oppa" yakan? 😆😆]

[Shin Min Young:
Ya!! Kau benar-benar mati ditanganku hari ini!!]

"Awas!!" Tiba-tiba saja Baekhyun menarik tanganku. Dan berakhir dengan posisi Baekhyun memelukku.
Dag...Dig...Dug...Dag...Dig...Dug...
Ah lagi-lagi, jantungku rasanya mau copot. Kenapa hatiku panas sekali. Shin Min Young sadarlah!
"Kau baik-baik saja?" Tanya Baekhyun sambil masih memelukku.
"A-aku..aku..a.." Aku gugup sekali.
"Ah iyaa, mian" Baekhyun melepaskan pelukannya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Tadi kau hampir keserempet mobil, jadi aku menarikmu, maaf kau pasti terkejut ya? Hehe" jelas Baekhyun.
Tapi aku masih bengong.
"Shin Min Young-ssi?" Baekhyun melambaikan tangannya didepan wajahku.
"Tunggu kenapa mukamu merah, kau demam?" Baekhyun menyentuh dahiku.
"Ya! Baekhyun-ah hentikan! Atau aku akan meledak!" Gumamku dalam hati.
"Ahhaha gwaenchanayo" aku menepis tangan Baekhyun, "Aku hanya terkejut saja, haha, kau tahu aku kalau abis kaget suka kaya gitu ngehehe" lanjutku berkata dengan cepat.
"Ohh gitu.."
"I-iya, ayo jalan lagi nanti terlambat" akupun menarik tangan Baekhyun dengan kikuk.

***

Semenjak kejadian dijalan tadi, aku dan Baekhyun jadi canggung. Sepanjang perjalanan kami berdua hening, meski Baekhyun sesekali mencoba mencairkan suasana, tapi tetap saja, aku jadi bingung, kikuk dan memilih diam. Ohhh Ya Tuhan...aku benar-benar masih terkejut, apakah aku sedang bermimpi? Kau tahu, jantung ini rasanya ingin copot dan pikiranku yang rasanya ingin meledak setiap aku mengingat kejadian tadi. Aku...aku..ya aku..terlalu bahagia, HAHAHA.


"Min Young-ah" Panggil Baekhyun.
"Ne?"
"Bukannya kelasmu kesana?"
"Hah?" dan aku sadar aku malah ke arah kelasnya Baekhyun. Aish Paboya, pagi-pagi sudah melamun saja. Ah Baekhyun sih pake bikin ngefly segala!
"Oh i-iya, kenapa aku lewat sini ya? ngehehe" akupun menggaruk-garuk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.
Baekhyun pun hanya tertawa kecil.
"Kureom, aku ke kelas ya, anyeong" akupun berbalik arah sambil melambaikan tangan.
Eh tunggu!
"Baekhyun-ssi!" panggilku.
Baekhyun menoleh, "ne?".
"Hmm..gomawoyo" ucapku sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
Baekhyun balas tersenyum sambil melambaikan tangannya juga. Akupun berjalan menuju kelasku.
Aiisshh jinja, aku benar-benar malu tapi aku senang.
Tiba-tiba So Ra merangkulku dari belakang, "wooowww! Daebak!" serunya.
"Ya! Bikin kaget saja!"
"Uuuhhhh Min Young-ah, hari ini kau berseri-seri sekali" So Ra menggodaku.
"Mwo?!"
"Jadi sejak kapan kalian berkencan?" bisik So Ra.
"YA! KITA TIDAK BERKENCAN!!" tanpa sadar aku berteriak sontak membuat seisi lorong menatapku dan So Ra.
"Aish jinja" aku menundukkan kepala dan berjalan secepat mungkin karena malu.
"Ya! Min Young-ah tunggu akuuuu!".

***

Jam istirahat aku pergi ke kelasnya Chanyeol.
"Sssttt Chanyeol-ah" panggilku sambil melambai-lambaikan tangan ke arahnya, "siniii".
"Mwo?" Chanyeol berdiri dihadapanku.
Aku tersenyum manis padanya, "chanyeol-ssi" dengan nada so imut.
"Ne??"
Seketika aku merubah ekspresiku menjadi datar, lalu merangkulnya dan menjitak kepalanya.
"Ya ya ya!! Igebueyo?!!" Chanyeol meronta dan memelototiku.
"Mwo?! Mwo?! Sudah kuperingatkan tadi, kalau kau akan mati hari ini!" aku memukul lengannya dan merangkulnya lalu menjitaki kepalanya.
"Aw aw aw! Ya! Min Young-ah mianhae eoh! Sakit sakit" Chanyeol masih meronta.
"Andwaeyo! Aku tak akan melepasmu! Haha" tertawa iblis.
"Aw! Aw! Jangan ngacakin rambut, kau tahu susah merapihkan"
"Bodo amat!"
"I swear, aku ngga ngomong yang aneh-aneh, kalau ngga percaya, tanyakan saja pada Baekhyunnya" ucap Chanyeol.
"Ne?" tiba-tiba Baekhyun ada di depan aku dan Chanyeol. Seketika aku dan Chanyeol diam terpaku menatap Baekhyun. Lalu aku dan Chanyeol saling bertatapan. Sontak aku melepas rangkulanku pada Chanyeol.
"Bae-Baekhyun-ah" ucapku gugup.
"Tadi aku mendengar kalian menyebut namaku?" tanya Baekhyun.
Chanyeol sambil mengusap-ngusap kepalanya yang sakit akibat dijitaki olehku, "Baekhyun-ah, Min Young ingin bertanya soal--" seketika aku mendekap mulut Chanyeol dan membawa Chanyeol pergi jauh-jauh, "ya! Michiseo?! Jinja!" aku berbisik kesal pada Chanyeol lalu menoleh ke belakang, "Baekhyun-ah kau tak usah mempedulikan perkataannya Chanyeol ya? Dia gila haha". Baekhyun pun hanya tersenyum.

***
"Aaarrghh So Ra-ah?" aku meronta sambil mengacak-ngacak rambutku.
"Weee?"
"Chanyeol sudah gila!"
"Weyo?"
Aku terdiam sejenak, "Ahh molla!!".
"Sepertinya kau sedang gila hari ini" gurau So Ra.
"Hey hey, bu guru datang! Bu guru datang!" seorang murid dikelasku masuk dengan terburu-buru sontak membuat murid yg lainnya ikut terburu-buru duduk di kursinya masing-masing dan seketika keributan pun menjadi hening.
"Sikap!" teriak KM kelasku. Seluruh murid pun berdiri.
"Beri Hormat!" teriak KM, lalu seluruh murid menundukkan kepalanya.
"Apa kabar anak-anak?" sapa Bu In Ha, walikelasku. Beliau adalah guru favorit disekolah, ia mengajar seni. Selain karena masih muda, beliau juga cantik dan ramah.
"Baaiiikkk" seru para murid.
"Baiklah hari ini kita akan belajar tentang seni pahat memahat"
"Yaahhh" suara murid-murid yang kecewa.
"Sudah jangan banyak mengeluh" ucap Ibu In Ha, "oh iya, Shin Min Young-ssi" panggil Ibu In Ha.
Aku pun mengacungkan tangan, "ne??".
"Kau dipanggil ke ruang kepala sekolah"
Aku terkejut, "Ne?!". Anak sekelas pun terkejut dan memandangiku.
"Apa dia membuat masalah lagi?" ucap salah seorang murid.
"Ah tidak mungkin, dia kan bukan trouble maker" ucap yang lainnya. Terdengar suara bisik-bisik teman sekelasku. Huufftt, sekarang apa lagi...
Akupun berjalan ke luar kelas menuju ruangan kepala sekolah.

***

~knok, knok~
Aku mengetuk pintu kepala sekolah.
"Masuk" ucap kepala sekolah dari dalam ruangan. Akupun masuk ke dalam, lalu menutup pintu. Kemudian membungkukkan tubuhku sebagai tanda hormat. Tapi saat aku sudah berdiri tegap, aku melihat ada sekretaris Choi.
"Eoh sekretaris Choi?" tanyaku.
"Agassi.." nada sekretaris Choi terdengar muram.
"Pak kepala sekolah, apa aku berbuat kesalahan?" tanyaku.
"Oh tidak-tidak, bukan itu, ada yang harus kau ketahui, Shin Min Young".
"Apa itu?"
"Agassi mianhae" ucap sekretaris Choi.
"Shin Min Young-ssi, aku turut berduka" ucap Kepala Sekolah.
"Hah? Apaan?"
"Agassi, kakek anda..." ucap Sekretaris Choi.
"Weyo!?"
"Telah meninggal dunia pada pagi hari ini pukul 06.15" lanjut Sekretaris Choi.
Seketika kakiku lemas, terasa pusing, "abuchi.." suaraku menjadi lirih.
"Haha seolma, kojimal eoh?! Tidak mungkin! Kakek...Appa Eomma bilang kemarin Abuchi sudah melewati masa kritisnya! Dan kau bilang beliau akan baik-baik saja! Kau bohong!" ucapku tidak percaya.
"Juseonghamnida" Sekretaris Choi hanya membungkuk, lalu memberiku sepucuk surat, "pesan terakhir beliau untuk Anda". Aku mengambilnya.
Hatiku sangat, sangat terpukul. Hingga tak terasa mataku berkaca-kaca, pikiranku mulai tak karuan. Akupun pergi keluar dari ruangan kepala sekolah tanpa pamit. Aku mendengar mereka memanggilku, namun kuhiraukan saja. Aku berlari, sambil menangis.
BRUK!
Tak sengaja aku menabrak seseorang.
"Eoh! Min Young-ah" ucap pria itu.
Namun tak kuhiraukan, "juseonghamnida" ucapku sembari membungkukkan tubuh lalu pergi meninggalkan pria itu, tanpa sempat melihat wajahnya.
Tetapi dengan cekatan pria itu menarik tanganku.
"Neo...gwaenchana?" tanya Baekhyun.
"Apa aku terlihat baik-baik saja, eoh?!" jawabku sedikit sewot.
Baekhyun hanya menatapku dalam-dalam.
"Lepaskan!" akupun menepis pegangannya, dan pergi dari hadapannya.

***

Cocholate LoveWhere stories live. Discover now