ONE

82 3 2
                                    

Takdirlah yang mempertemukan kita, karena itu berterimakasihlah pada takdir ini.

Kalau saja bukan karena sekotak coklat yang kujual, aku tak akan pernah mengenali pria bernama Byun Baekhyun. Dia memang baik, tapi suka tebar pesona, ish menjengkelkan. Terlalu ramah, sampai-sampai semua wanita ia senyumi dan dekati. Aku benci pria itu!

"Min Young-ssi!" Panggil temanku.
"Ne?"
"Kau tahu Byun Baekhyun? murid baru di kelas A-7?" So Ra terlihat sangat excited.
Aku menggelengkan kepala, "we?"
"Ommo!! Kau benar-benar tidak tahu?" So Ra terkejut.
Aku menganggukan kepala, "ne".
"Aigoo.."
"Memang ada apa dengan murid baru itu?"
"Dia tampan" So Ra menepukkan kedua tangannya sembari tersenyum melayang-layang.
"Lalu?"
"Aku menyukainya, kau tahu? Apalagi sangat dia tersenyum, aduuhh ya ampun tak kuasa aku melihatnya, dia membuatku meleleh" So Ra semakin terbawa suasana hatinya.
"Jinja?" Aku menatap So Ra yang sedang melambung dengan pikirannya tentang Byun Baekhyun .
"Ommo!!" Tiba-tiba So Ra memukul lenganku.
"Ya!!"
"Min Young-ah! Itu" So Ra menunjuk ke belakangku.
"Mwo?"
"Byun Baekhyun" So Ra salah tingkah.
Aku menengok ke belakang, "yang mana?"
"Ituu, yg baru saja duduk"
Aku kembali menengok ke belakang dan melihat pria yang.....cukup tampan.
"So Ra-ya! Cepat habiskan makananmu, aku bosan diam dikantin terus" aku mengeluh.
"Aaahh kumohon bentar lagi saja"
"Weeeeee!??"
"Ish masa kau tidak mengerti" So Ra memberiku kode mata.
"Oohh..kau masih ingin modus?"
So Ra mengangguk dengan malunya.
"Araaa..tapi kau harus belikan aku ddeobeokki sepulang sekolah, oh?"
"Araseoo!"

***

Aku izin ke toilet saat jam pelajaran matematika, aku benci matematika. Sambil menghabiskan waktu aku pergi jalan-jalan mengitari sekolah.
"Oh ya, hari ini kan Chanyeol olahraga" akupun pergi ke lapangan. Park Chanyeol, ia adalah teman sepermainanku waktu kecil, ya kami sangatlah dekat, karena Ibu kami pun bersahabat.
Aku duduk di pinggiran lapang, dan melihat Park Chanyeol, lalu melambaikan tangan ke arahnya. Chanyeol pun tersenyum, dan menghampiriku. Aku memberinya sebotol air minum. Chanyeol mengambilnya dan langsung membuka tutup botol, lalu meminumnya.
"Sekarang pasti sedang pelajaran matematika?" Chanyeol duduk disampingku.
"Eh? Bagaimana kau tahu?" Aku menatapnya.
"Itu sudah kebiasaanmu, jadi aku tahu" Chanyeol tertawa.
"Ish!" Aku memanyunkan bibirku.
Chanyeol yang melihatku cemberut lalu mengacak-ngacak rambutku sambil tersenyum.
"Chanyeol-ah, kudengar di kelasmu ada murid baru?"
Chanyeol mengangguk, "Byun Baekhyun" sambil menunjuk orangnya, "we? Jangan bilang kau menyukainya juga?" Lanjut Chanyeol.
"Bukan aku, tapi So Ra"
"Jung So Ra?"
Aku menganggukkan kepala. Chanyeol hanya tertawa. Itulah So Ra kita, dia selalu menyukai pria yang terbilang tampan.
Chanyeol kembali olahraga, dan aku masih diam di tempat, lalu sesekali memerhatikan murid baru itu. Sudah jelas terlihat kalau murid baru itu suka tebar pesona, so ganteng, dia pasti seorang player, aku harus memberitahu So Ra.

***
Sepulang sekolah So Ra sudah janji akan mentraktirku makan ddeobeokki di warung dekat sekolah.
Aku menunggu So Ra di gerbang sekolah. Namun tiba-tiba, seseorang mengejutkanku dari belakang.
"DAARRR!!"
"OMMO!!" aku membalikkan badan ke belakang. Dan tepat dihadapanku, Park Chanyeol.
"Aish! Jinja!" Aku memukul bahu Chanyeol.
"Pulang bareng?"
Aku menggelengkan kepala, "So Ra akan mentraktirku".
"Okelah, aku pulang duluan"
Chanyeol pun pergi meninggalkanku. Tak lama kemudian So Ra datang.
"Mianhae, tadi aku harus membereskan ruangan seni dulu" So Ra mengatur napasnya.
"Araseo, kaja" aku menggandeng So Ra.
Kamipun sampai di warung ddeobeokki dekat sekolah, sambil makan, kami bercengkrama.
"Jung So Ra"
"We?"
"Kurasa...kau jangan suka pada murid baru itu"
"Dugu?"
"Itu murid baru di A-7, Byun...." Aku mencoba mengingat namanya.
"Baekhyun" So Ra menambahkan dengan cepat, "we?kau menyukainya juga?" Tanya So Ra.
"Ania, hanya saja Firasatku buruk tentangnya, sepertinya dia bukan laki-laki yang baik, maksudku, dia seperti seorang player, arachi?"
"Jeongmal?"
Aku mengangguk dengan yakin.
"Hmmm...tapi kan kau tahu, aku cuma ngeceng biasa, bukan berarti aku terobsesi" So Ra menghela napasnya.
"Aku hanya memperingatkan saja" kataku sambil memasukkan potongan ddeobeokki ke dalam muludku.
"Araseo..."

***

So Ra menyarankanku untuk menjual coklat yang kubuat, katanya lumayan untuk menambah uang jajan. Waahh Jung So Ra benar-benar pengertian, ia tahu kalau aku sedang butuh uang. Akhirnya di minggu pertama bulan november, aku memutuskan untuk menjual coklat-coklatku. Hari pertama aku menjualnya dengan cara menawar-nawar kepada orang-orang yang ku kenal, esoknya aku meluaskan jaringanku. Lalu pada akhirnya aku menjual coklat-coklat berdasarkan orderan. Berawak dari promosi di grup angkatan.
[Kalau ada yang mau coklat homemade buat hadiah atau makan sendiri, coklatnya varian rasa dan bentuk, minat? bisa order lewat chat, atau datang langsung ke kelas A-5, gomawoyo] dan aku pun mengklik send.
Tak lama kemudian hpku berdering, tingtong, kubuka, ternyata ada chat line masuk.

[Baekhyun: Boleh coklatnya?]

Baekhyun? Aku berpikir sejenak, lalu tanpa pikir panjang aku membalasnya dengan ramah.

[Shin Min Young: O tentu saja]
[Baekhyun: berapaan?]
[Shin Min Young: satu kotaknya 8.000won]
[Baekhyun: kure, aku pesan satu kotak ya]
[Shin Min Young: Nee..]

Tunggu-tunggu, bukan kah dia Byun Baekhyun? Si murid baru itu? Ah yasudahlah, memang kenapa, tak masalah, yang paati dia hanya konsumen.

Besoknya aku membawa pesanan murid baru itu.
[Shin Min Young: Eottiyeo?]
Tak sampai satu menit, dia sudah membalasnya,
[Byun Baekhyun: di kelas ku, we?]
[Shin Min Young: kureom, aku mau antar pesananmu]
[Byun Baekhyun: oh chocolate! Ne ne nan kitariyo]
Aku hanya membaca pesannya dan langsung ke kelas A-7.
Uh kenapa dikelasnya banyak sekali orang. Aku mencari-cari dari balik jendela kelasnya. Tapi aku tak melihat tanda-tanda keberadaannya.
"Ah buhee.." Gumamku. Aku pun membuka hp ku untuk menchatnya.
Namun tiba-tiba seorang pria memegang bahuku.
"Shin Min Young-ssi" panggil suara pria itu.
"Omo!" Aku terkejut, lalu membalikkan badan ke belakang, dan ternyata Byun Baekhyun, "aish kamchakya".
"Chocolate?"
"Oh ne" aku memberika sekotak chocolate padanya. Ia pun memberiku uang sebesar 8.000 won.
"Kamsahamnidda" aku membungkukan badan.
"Nee.." Baekhyun membungkukkan badannya juga. Dan aku pun pergi meninggalkannya.

"O! Disitu kau rupanya" Chanyeol menghampiriku. Akupun diam di tempat.
"We?" Tanyaku.
"Aku tadi mencarimu dikelas A-5, tapi malah ketemu So Ra, dia bilang kamu ngga ada di kelas" jelas Chanyeol. Lalu ia menengok ke belakang.
"Apa yang kamu lakukan disini?"
"Aku habis dari kelasmu"
"Ngapain? Mencariku ya?" Chanyeol tertawa kecil.
"Idih geer banget bang"
"Terus?"
"Mengantar pesanan coklat"
Chanyeol hanya menganggukan kepalanya lalu merangkulku.
"Ayo kita ke kantin" seru Chanyeol.

***

Sepulang sekolah Chanyeol sudah berjanji akan menemaniku mencari buku, tapi dia harus ekskul dulu, yasudahlah tak apa. Aku duduk di pinggiran lapangan bola.
"Anyeong Min Young-ssi" seseorang menyapaku.
"Oh Tae Ri-ssi, anyeong" ternyata dia temanku sewaktu kelas 1.
"Apa yg kamu lakukan disini?" tanya Tae Ri. Aku pun menunjuk Chanyeol yang sedang latihan sepak bola.
"Oohhh...menunggunya lagi"
Aku hanya tersenyum.
"Kalian pacaran?"
"MWO?!" aku sangat terkejut dengan pertanyaan Tae Ri, "ania!" dengan lantang aku mengatakan tidak. Hah? Pacaran dengan Chanyeol? No no no.
"Wee?? Padahal kalian terlihat cocok" ujar Tae Ri.
"Karena dia sahabatku sejak kecil, jadi aku dekat dengannya" jelasku pada Tae Ri.
Kami berdua pun hening, tak ada topik lagi selain dia bertanya tentang aku dan Chanyeol.
"Oh ya Min Young-ssi, tadi coklat kamu di borong kelas aku" ucap Tae Ri memulai pembicaraan lagi.
"Jinja?"
"Coklatnya enak, Baekhyun yang beli sih, tapi di abisin anak kelas"
"Dia ngga makan dong?"
Tae Ri menggelengkan kepalanya, "anii..".
Aku hanya menganggukan kepala, kasian dia yang beli dia yang ngga makan.

Malam harinya, aku mendapat chat lagi dari Baekhyun.
[Byun Baekhyun:
Min Young-ssi, bezok aku pesan satu kotak lagi ya?]
[Shin Min Young:
Oh, baiklah, tentu saja]
[Byun Baekhyun:
Coklatnya enak..keren]

Tunggu tunggu, bagaimana bisa dia bilang enak, sedangkan dia tidak memakannya?

[Shin Min Young:
Ah benarkah?]
[Byun Baekhyun:
Yap, hebat]
[Shun Min Young:
Ahhaha terimakasih]

Aneh, kan tadi Tae Ri bilang Baekhyun sama sekali tidak memakannya, bagaimana bisa dia mengomentari coklat buatan ku enak atau tidak?

Cocholate LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang