Dua

3.4K 519 137
                                    

Darling You

"Aku tak pernah menunggumu, kamu datang dengan sendirinya. Aku tahu ini takdir. Entah, untuk menuju kebahagian, atau memberi kenangan pahit."
- Dewifebr

Bel pulang sekolah berbunyi, Raka segera beranjak dari kursinya saat Pak Wiryo keluar kelas.

"Woiii buru-buru amat lo, mau kemana sih?" Tanya Dimas saat melihat Raka beranjak dari kursinya.

Kebetulan Dimas adalah teman sebangku Raka.

Raka menoleh. "Kucing gue lahiran."

"Anjing lo!"

Sontak seiisi kelas tertawa mendengar gurauan Raka, sedangkan Dimas menggerutu seraya pergi dari kelas.

Ditempat parkir, Raka sudah duduk manis di atas motornya. Menunggu keadatangan seseorang. Btw, Raka lebih suka menggunakan motor dari pada mobil. Alasannya cukup simple, karena ia bisa bergerak bebas.

Raka kembali melirik jam tangannya entah sudah ke yang berapa kali. Ia mengumpat kesal, seseorang yang ditunggunya tak kunjung datang juga.

Drttt drttt drttt

Ponsel Raka bergetar, ia merogoh saku celananya.

Ternyata ada sebuah pesan. Raka membuka notifikasi pesan tersebut.

Angel: Honey, sorry aku udah pulang duluan naik mobil. Aku gak mau kulit aku keling karna harus panas-panasan. Bye, I love you.

"Shit!!!"

Satu umpatan lolos dari mulut Raka. Cowok itu menggeram marah. Bagaimana pun ia merasa dipermainkan. Bahkan Raka sudah membuang waktunya percuma untuk menunggu seseorang yang terpaksa ia tunggu.

Lalu Raka menyalakan mesin motornya, dan melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

Ia butuh pelampiasan untuk meredam emosinya.

***

Kak Fin: Dek, gue ada kelas tambahan. Lo gak papa'kan balik sendiri?

Deeva mendengus kesal membaca pesan dari Kakaknya.

Sudah hampir setengah jam ia menunggu Dhafin di halte dekat sekolah. Jika Deeva tak ingat ini tempat umum, maka detik itu juga ia akan berteriak karena kesal.

Deeva: Kenapa gak bilang dari tadi? Kakak tau aku udah nungguin kakak hampir setengah jam.

Tak lama ponsel Deeva kembali bergetar.

Kak Fin: Sorry-sorry, Kakak lupa. Nanti pulangnya kakak bawain ice cream deh. Janji.

Deeva tersenyum, bagaimana pun juga dia tidak akan pernah bisa betul-betul kesal dengan Kakaknya, karena Dhafin adalah cowok paling manis yang pernah Deeva temui. Andai saja mereka tidak bersaudara, mungkin Deeva sudah dipastikan akan jatuh hati oleh sikap manisnya. Ditambah wajah Dhafin sangat tampan.

Deeva: Oke. Ditunggu. Hehe.

Dimasukan ponselnya ke saku baju, lalu Deeva melihat ke sekeliling. Rasa-rasanya angkot yang arah kerumahnya belum lewat, Deeva mendesah. Sepertinya ia harus sedikit berjalan ke depan. Dimana pangkalan ojek berada.

Deeva mulai berjalan, untungnya cuaca siang ini tidak terlalu panas, awan di langit pun tampak kelabu. Mungkin akan turun hujan. Kalau begitu, Deeva harus segera sampai rumah jika tidak mau basah kuyup karena kehujanan.

Brak!!!

Deeva tersentak kaget, ia segera menoleh.

Matanya melebar begitu melihat apa yang ada disana.

Seorang cowok yang mengemudikan sepeda motor jatuh, sepertinya menabrak trotoar jalan. Deeva segera berlari menghampiri cowok itu. orang-orang sudah ramai mengerubuni tempat dimana cowok itu tergeletak.

Sampainya disana, Deeva semakin kaget mengetahui fakta bahwa cowok itu tidak baik-baik saja. Ada darah dimana-mana, dan yang lebih parahnya lagi, cowok itu adalah siswa yang bersekolah di SMA Trikarya.

Tak lama, mobil ambulance datang. Entah siapa yang memanggilnya. Deeva diminta ikut ke rumah sakit karena ia memakai seragam yang sama dengan cowok itu. Deeva menyanggupinya, lagi pula ia pun tak akan tenang jika harus meninggalkan cowok itu, disaat dia melihat sendiri bagaimana cowok itu tergeletak dijalan dengan penuh darah.

Mengingatnya saja membuat Deeva bergidik ngeri.

Setidaknya Deeva harus memastikan bahwa cowok itu baik-baik saja.

***
Hallo ...

Seperti kata gue waktu itu, gue bakal update seminggu 2 kali kalo otak gue lagi jalan. Berhubung gue gak bisa tidur, jadilah part ini ada.

Sorry ya, part ini pendek banget.

Gue tunggu vote dan commentnya.

17 Juni 2016
By,

Dewifebr

Darling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang