Satu

4.3K 565 190
                                    

Darling You

"Cinta manusia seringkali hanyalah pertemuan dua kelemahan."
- Francois Mauriac

Tep tep tep

Seorang cewek berkuncir kuda tengah berlari kearahnya, Deeva memperhatikan gerak gerik cewek itu. Kebetulan koridor sedang tidak ramai, mungkin karena sebagian siswanya berada di kantin. Deeva berhenti, cewek yang tadi sedang berlari, kini tepat berada di depannya.

"Bentar-bentar," Ucap cewek berkuncir kuda seraya mengeluaran ponsel miliknya.

Deeva yang bingung hanya menurut saja.

"Adeeva Afsheen Myesha, kan?"

Deeva mengangguk, cewek berkuncir kuda itu mendesah lega.

"Lo tahu? Bahkan gue harus catet nama lo di hp gue, ribet banget."

Deeva tersenyum kaku. "Sorry, ada apa ya?"

Cewek itu menepuk jidatnya sendiri. "Astaga! sampe lupa, lo dipanggil keruangan kepala sekolah. Udah ya gue duluan, bye."

Cewek itu pergi, Deeva bahkan tidak sempat menanyakan namanya. Lalu Deeva berputar arah menuju ruangan kepala sekolah. Sepertinya ia harus menunda mengisi perutnya di kantin.

***

Tok tok tok

"Masuk!"

Mendengar suara yang Deeva yakini adalah milik kepala sekolah, Deeva beranjak masuk. Sebenarnya, Deeva masih tidak mengerti untuk apa dia dipanggil keruangan kepala sekolah. Selama hampir sebulan ini, Deeva rasa ia tidak pernah membuat masalah.

Ya, Deeva adalah murid pindahan. Sebelumnya Deeva tinggal di Bali, ia terpaksa pindah karena ayahnya dinas ke Jakarta. Deeva hanya tinggal dengan Ayahnya dan Kakak laki-lakinya. Dhafin Azka Aldric. Ibunya sudah meninggal kurang lebih 2 tahun yang lalu, karena sebuah kecelakaan.

"Permisi, Bapak memanggil saya?"

Kepala sekolah, yang Deeva tahu bernama Pak Harris, tersenyum.

"Duduklah!"

Dengan ragu, Deeva duduk. Lalu Pak Harris kembali melanjutkan ucapannya. "Mungkin kamu bingung kenapa saya memanggil kamu kesini,"

Deeva hanya mengangguk.

"Saya hanya ingin memberitahukan, sebaiknya kamu mengambil salah satu ekstrakulikuler di sekolah ini. Karena di SMA Trikarya, siswanya wajib memgambil minimal satu eskul. Kecuali untuk siswa kelas 3. Kamu keberatan?"

Deeva menggeleng dengan cepat. "Bukan begitu, mmm ... baiklah akan saya pikirkan."

"Kalau begitu, kamu boleh keluar."

"Permisi Pak," ucap Deeva seraya meninggalkan ruangan kepala sekolah.

***

Suara riuh siswa cewek terdengar di sepenjuru lapangan sekolah, jelas, karena cowok-cowok keren SMA Trikarya sedang bermain basket di jam istirahat. Bahkan siswa cewek lebih memilih menonton permainan basket pujaan hati mereka dari pada mengisi perutnya sendiri.

"Dim, Raka kosong tuh!"

Dimas menoleh, karena refleks, ia lalu langsung melempar bola basket ke arah Raka.

Raka yang baru saja selesai mengikat tali sepatunya, langsung membulatkan mata melihat bola basket yang datang entah dari mana. Dan bola basket itu mengenai bahu Raka, lalu menggelincir ke arah koridor.

Melihat kejadian itu, membuat yang lainya tertawa. Termasuk sang pelaku. Dimas.

"Hahaha ... Sorry sorry Ka, gara-gara si Ben nih. Kasih arahan gak liat sikon."

"Sialan lo."

Lalu Raka beranjak mencari bola basket yang tadi mengenai bahunya.

Raka melihat seorang cewek tengah memegang bola basket dengan bingung, kemudian Raka menghampirinya.

"Bola basketnya," Ucap Raka.

Lalu raka membaca name tag cewek didepannya ini.

Adeeva Afsheen M. Namanya ribet amat kaya ngisi TTS, pikir Raka.

Deeva yang baru mengerti lalu menyerahkan bola itu kepada Raka. "Oh ini. Nih tadi bolanya-"

"Murid baru ya?" Tanya Raka.

"Kok tahu?"

Raka menunjuk kening Deeva. "Tuh ada tulisanya dijidat."

"Hah?" spontan Deeva segera meraba keningnya, membuat Raka tertawa.

"Bego," Ucap Raka, lalu pergi meninggalkan Deeva yang masih tidak mengerti.

Deeva menatap punggung Raka yang semakin menjauh.

Dasar aneh, batin Deeva.

***

Malem...

Gimana menurut lo part ini? Masih gaje sih, tapi tunggu kelanjutannya. Gue usahain bakal update seminggu sekali. Kalo otak gue lagi lancar, mungkin bisa seminggu dua kali. Ya semoga cerita ini gak ngegantung.

Vote dan comment selalu gue tunggu. Thx.

Tbc ...

15 Juni 2016
By,

Dewifebr

Darling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang