Insiden Disengaja

Mulai dari awal
                                    

"Nggak."

"Nah gitu dong, gue doain deh supaya lo cepet jadian sama Karin," ujar Roni yang membuat wajah Ega mulai memanas.

"Oiya, Ga, lo sama Karin sehati deh soalnya tadi kalian berdua sama-sama gak ke Kantin loh," timbrung Andik.

"Karin nggak ke Kantin? Kenapa?" tanya Ega.

"Dia disuruh Bu Nining ke Ruang Guru," jawab Andik.

Ruang Guru? Apa dia liat gue di Taman ya, kan Ruang Guru ada di depan Taman. batin Ega.

"Woy, kok malah bengong sih?" Andik menyenggol Ega yang sedang terdiam itu.

"Gue nggak bengong kok, yuk balik ke kelas," ajak Ega.

Ega bersama kedua temannya pun berjalan menuju ke kelas mereka X IPA 5.

Tak disangka-sangka Ega melihat sosok Karin berjalan dari arah berlawanan menuju ke kelas X IPA 6 yang berhadapan dengan kelas Ega.

Ngapain dia mau ke kelas X IPA 6? Batin Ega.

"Ga, itu kan si Karin. Ngapain dia mau ke sana ya?" tanya Andik sambil menunjuk ke arah gadis berambut cokelat.

"Ga, gue punya ide!" teriak Roni tiba-tiba dan menghentikan langkah kedua temannya. Cowok jangkung itu lalu membisikkan sesuatu kepada Ega.

Ega mengangguk setuju dan bersiap memulai aksinya. Sementara Roni mengacungkan jempol padanya dan langsung menarik lengan Andik untuk bersembunyi di sebuah tembok dekat Gazebo.

"Ron, lo bisikin apa sih ke Ega dan kenapa kita harus sembunyi di sini?" tanya Andik.

Roni membungkam mulut temannya yang bawel itu.
"Udah gak usah banyak tanya deh lo. Just watch it!"

Posisi Ega kali ini menguntungkannya untuk melancarkan aksinya.

*TAP...TAP*

Suara langkah cewek berambut cokelat itu semakin terdengar.

Bersiap 1,2,3!

* BRUKK*

Ega menubruk cewek berambut cokelat itu, membuatnya kehilangan keseimbangan. Sebelum dia terjatuh, Ega dengan sigap menangkap Karin dan membuat cewek itu sekarang ada di pelukannya.
Mata hitam bersinar milik Karin sekarang terkunci dengan mata cokelat hazel milik Ega.

Blush

Rona merah mulai menjalar di wajah keduanya. Keduanya terhanyut dengan pandangan mereka dan Karin sepertinya tak peduli dengan lengan Ega yang melingkar di pinggangnya.

Mereka tak menyadari bahwa semua siswa yang sedari tadi berlalu lalang di sekitar kelas X IPA 5 & X IPA 6 melongo dan mengelilingi mereka berdua seakan ada pertunjukan topeng monyet di sana.

Roni yang sedari tadi mengawasi Ega dari balik tembok menyeringai penuh kemenangan melihat rencananya berhasil.
Sementara Andik yang susah connect dengan keadaan alam sekitar hanya melongo melihat pemandangan yang ditontonnya itu.

"OMG!! CIEEE EGAA!" jerit beberapa teman sekelas Ega terkejut dengan apa yang mereka lihat.

Jeritan itu sontak membuyarkan adegan tatap- menatap mereka berdua. Karin langsung melepaskan pelukan Ega dan mendorongnya dengan keras membuat Ega hampir terjatuh tetapi untungnya cowok itu memiliki keseimbangan yang kuat.
Saat ini wajah cantik gadis itu benar-benar memerah saking malunya apalagi setelah melihat banyak murid yang mengerumuninya dan Ega.

"LO NGAPAIN SIH NABRAK GUE!!" teriak Karin.

"Gue nggak sengaja, Rin. Maaf ya?" jawab Ega.

Tanpa membalas permintaan maaf dari Ega, cewek berambut cokelat itu memalingkan muka dan melenggang pergi dari tempat itu.

Ega hanya menatap gadis itu dari belakang tanpa mengejarnya, dia kecewa karena Karin sepertinya sangat malu, bahkan menatapnya penuh murka.

"Ga, itu pacar baru lo ya?"

"Lo udah putus sama Sissy?"

"Kalo mau pelukan jangan di tengah koridor gini, Ga, mending di rumah lo aja."

"Gue pengen juga dipeluk kayak gitu."

Ega tak tahan mendengar ocehan-ocehan gak jelas dari mulut orang-orang yang mengerumuninya.

"ARGGHH BERISIK!!" bentaknya lalu pergi menuju Roni dan Andik yang bersembunyi di balik tembok dekat gazebo.

"Woy, Bro, sukses kan tadi?" tanya Roni dan Andik yang keluar dari balik tembok.

"Iya sih tapi Karin kayaknya marah banget sama gue," sesal Ega.

"Dia gitu karena gengsi, padahal dalem hatinya mah seneng. Cewek kan kayak gitu, Bro," kekeh Roni.

"Mungkin aja sih," jawab Ega singkat.

"Berarti lo harus minta maaf sama dia," usul Andik.

"Sudah, tapi nggak digubris sama sekali," jawab Ega.

"Lo harus minta maaf lagi dong, harus usaha Bro," ujar Andik.

"Iyadeh kalo ketemu gue bakal minta maaf sama dia," ucap Ega cemberut.

"Kok jadi cemberut gini? harusnya lo seneng tadi, karena gue lo bisa semakin deket sama Karin," celoteh Roni.

KRIING... KRINGG

Bel masuk menginterupsi percakapan mereka berdua, Ega melirik jam tangan berwarna hitam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul 10.30.

Tiga puluh menit waktu istirahat mereka telah berakhir dan sebentar lagi pelajaran Kimia akan dimulai. Ega dan ketiga temannya itu segera bergegas menuju ke kelas mereka.

TBC..

My Girl (just) Friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang