chapter 1 "benang takdir"

Mulai dari awal
                                    

Hinata yang mendengar pembicaraan dua orang sahabat ini merasa sakit sekaligus kasian melihat suaminya. Sakit karena sang suami mencemaskan Sakura walaupun naruto sudah menjadi suaminya tapi sepertinya Naruto masih menyukai gadis semi itu dan kasian karena melihat suaminya lelah dengan urusan yang makin menumpuk. Ia tahu sebagai istri seharusnya ia bisa lebih berguna tapi apa yang bisa dilakukan oleh sulung Hyuga ini, dia hanya mantan kinoichi yang tidak terlalu kuat kalau dibandingkan dengan Sakura.

"Nandaime sepertinya aku harus pergi sampai nanti" yah dia tak mau berlama-lama diruangan ini yang membuat hatinya sesak, lagipula siapa yang rela melihat suami sendiri mencemaskan perempuan lain di depan istriya.

"ahh tunggu Hinata, bagaimana kalau kau saja yang menjadi patner Sasuke dalam misi ini"

"apa tap tapi a a aku tidak mungkin bisa menjalankan misi ini lagi pula aku sudah lama tidak menjalankan misi"

"memangnya kenapa kau juga kan seorang kinoichi hebat dalam melacak kalau masalahnya anak-anak kurasa anak-anak pasti mengerti Hinata lagipula mereka sudah besar"

"emm baikah Nandaidame aku akan berusaha"

"jangan bodoh Naruto, kau memberikan misi berbahaya ini pada istrimu yang benar saja"

"heyy justru kalau kau sendirian malah menjadi sangat berbahaya, lagipula Hinata sangat kuat dan dalam misi ini kau jelas sangat membutuhkan ninja pelacak teme"

"terserah" ujar Sasuke kesal karena omongan nya sama sekali tidak didengar benar-benar menjengkelkan

"baikalah, kau bersiaplah Hinata karena misi ini hanya membutuhkan waktu tiga hari saja jadi tidak akan lama"

"aku mengerti Nanadaime aku akan bersiap"

"yah kau tunggu di depan gerbang konoha Hinata dan berhati-hatilah aku tau kau pasti bisa menjalankan misi ini" ujarnya dengan cengiran khsnya

(betapa bodohnya kau Naruto, kau tidak tau apa yang akan terjadi nantinya)

Hinata pun pergi dari ruang Hokage menyisakan dua pahlawan besar ini.

"baiklah Sasuke kau juga harus bersiap"

"kurasa aku tidak salah memanggilmu baka-dobe" ujarnya sambil pergi meniunggalkan Naruto sendirian.

***

Skipp time depan gerbang konoha

Hinata berjalan menuju depan gerbang konoha ia sudah bersiap menjalankan misi pertamanya setelah menikah dengan Naruto

"apa kau sudah siap" ujar suara berington yang mengintrupsi Hinata dari lamunanya

"ah yah aku sudah siap Sasuke-kun semoga aku tak merepotkanmu"

"hn"

Diperjalanan tidak ada yang berbicara sama sekali bahkan suara semilir angin dapat terdengar dengan jelasnya karena kesunyian yang mereka ciptakan.

Dalam perjalanan menuju Amegakure mereka benar-benar berjalan dengan kesunyian tidak ada yang berbicara sama sekali, bahkan startegi untuk menjalankan misipun sama tak dibicarakan.

Sesampainya di Amegakure mereka langsung menjalankan misi untuk mengumpulkan data mengenai Shinobi-sinobi buronan yang bersatu untuk menghancurkan desa-desa. Setelah data terkumpul dan misi hampir selesai mereka pun istirahat di dekat sungai sambil mengumpul data-data yang mereka dapat.

"Sasuke-kun sepertinya apa yang di khawatirkan para Kage benar adanya" ujar Hinata sambil menyatukan data-data yang mereka dapat

"hn, ternyata suamimu tak terlalu bodoh, Hinata" ucapnya sambil melirik Hinata

last hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang