Chapter 6 : Distracted

2.2K 246 10
                                    

Ah... Ternyata dia hanya khawatir. Namanya juga adik sendiri dan sekarang kami terpisahkan jarak. Aku rasa wajar jika dia seperti ini.

"Tapi hyung, hickey itu... Aku tak merasa kalian hanya sahabat. Maksudku, itu terasa tidak wajar jika kalian masih mengatakan sebagai sahabat. Aku tau kau menyukainya dan aku juga tau kau butuh waktu untuk menyatakannya. Tapi kau harus give it a go sesegera mungkin. Sebelum Seungcheol hyung diambil orang lain dan kau juga harus menyempatkan waktumu kembali ke Korea. Seungkwan dan Boo ahjumma merindukanmu."

Perkataan adikku menyadarkanku. Apa yang dia katakan terasa benar. Terutama mengenai Seungcheol yang bisa menjadi kekasih siapapun kapan saja. Kurasa benar jika aku harus mengatakan perasaanku padanya terlepas bagaimana reaksinya nanti. Ah... Adikku memang yang paling mengerti. Akan kupikirkan bagaimana cara mengatakannya.

***

Author POV

Kedua anak manusia sedang bermanja-manja. Seperti biasa, Jeonghan duduk di pangkuan Seungcheol. Berbagi popcorn sambil melihat film favorit mereka. Tak menyadari langkah kaki yang semakin mendekat.

"Hyung, appa menelpon. Katanya ada yang ingin dia bicarakan denganmu. Dan sebaiknya kau bicarakan di tempat lain, sepertinya sangat penting."

Wonwoo segera menyerahkan handphone. Dengan malasnya Jeonghan bangkit dari Seungcheol. Meletakkan popcorn yang sedari tadi dia lahap. Entah kemana ia menuju kali ini, namun Wonwoo kini telah duduk di sebelah Seungcheol.

"Hyung... kau tau, aku tidak benar-benar membencimu."

Wonwoo dapat mengira lelaki di sebelahnya itu membelalakkan matanya. Tentu saja dia terkejut ketika pembicaraan dibuka dengan sesuatu yang tak pernah ia duga. Seungcheol hanya bisa menoleh ke arah Wonwoo tanpa mengatakan sepatah kata pun. Lidahnya terasa kelu dan dia tak dapat mempercayai apa yang telah ia dengar.

"Aku hanya mengkhawatirkan hyungku. Kau tentu tahu kan kalau dia itu orang yang sangat lembut. Kalau tersakiti pun tak akan bilang. Dia hanya seorang yang lemah namun mencoba kuat"

"Aku tahu, itu hal yang wajar karena kau adiknya. Tapi, bisakah kau percaya padaku? Aku sangat menyayangi hyungmu. Dia adalah sahabat terbaikku."

"Hyung-"

...

"-setelah apa yang kau lakukan bersama Jeonghan hyung, maksudku ciuman, pelukan dan sebagainya, bisakah kau mengatakan itu sebagai sahabat? Dan kuharap kau tak mengecewakan hyungku. Karena kau sudah kutandai Choi Seungcheol."

Wonwoo segera beranjak dari kursinya setelah cukup lama membuat hening diantara kedua perkataannya. Ia berjalan menuju arah dimana Jeonghan yang baru saja kembali dari menelpon. Mengambil handphone dan segera pergi. Meninggalkan Seungcheol yang sekarang termenung. Jeonghan pun menghampirinya dan kembali ke posisi duduknya tadi.

"Seung-ah, ada apa?"

Seungcheol POV

Kurasa berjalan-jalan di taman bisa menghilangkan kekalutanku. Semenjak perkataan Wonwoo tadi pagi, aku tak bisa berhenti memikirkannya. Mungkin karena Jeonghan memaksa ikut denganku sehingga aku tak bisa menghilangkan kekalutanku. Kalau dipikir lagi, perkataan bocah itu ada benarnya. Setelah apa yang kami lakukan, aku meragukan hubungan kami. Tapi siapa yang bisa menolak kecantikannya walau dia seorang laki-laki. Rambut halus dan panjangnya sudah pasti menunjang pernyataan kalau dia perempuan.

"Seung-ah... dari tadi kuperhatikan kau melamun saja. Apa ada yang mengganggumu?"

Kecantikanmu menggangguku Yoon Jeonghan. Kau membuatku gila.

Only You 「COMPLETE」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang