AMARAH YANG DISEMPURNAKAN

951 66 20
                                    

- 3 November 2015.


Banyak orang yang salah kaprah mengenai salah kaprah. Jenuh pada penggunaan jengah sebagai jenuh yang membuat jengah. Lupa mengubah merubah karena hal yang mau kauubah bukan rubah dan kau ber-ubah, bukan seekor rubah. Atau menghubungkan di dengan sini karena untuk suatu alasan, sini adalah sebuah kata kerja dan lempar dalam dilempar adalah keterangan tempat. Dan jangan membuatku mulai soal melupakan koma pada ujung klausa dialog langsung yang disusul subklausa bertingkat atas.

Tidak jarang, orang acuh tak acuh soal mengacuhkan sesuatu, padahal acuh berbanding terbalik dengan acuh tak acuh; tetapi, toh, mereka acuh tak acuh mengenai acuh. Atau mungkin tampil seronok dengan pakaian lengkap, untuk suatu alasan, dianggap bukan hal yang baik. Berkutik, bukan bergeming; saat dia tidak berkutik, dia bergeming. Lalu, jika dia tidak bergeming, misalnya berembus atau menghempas, atau mungkin tengah memelesat secepat kilat, maka dia tidak diam.

Sering kali, ada juga yang entah kenapa merasa bahwa sekalipun sekali pun tidak pernah mencoba membaca mengenai partikel pun, ia masih mencoba pun di mana pun dia bisa. Walaupun memahami pun pun tidak. Mungkin ini percobaan kesebelas ke dua belas, aku juga tidak tahu. Satu per satu, dua per dua belas jam berdetak pelan seiring sepersekian detik jam gelisah tidak bisa diam. Iring-iringan Undang-Undang yang tak terhenti, serangga-serangga beruntung dan para kupu-kupu yang riang mengitari bunga yang mengonversikan energi. Tidak butuh seorang genius untuk tahu ada yang salah tentang semua ini. Ku yakin soal itu. Namun, apa?

Aku bukan orang yang gila ketepatan, tetapi orang harus paham bahwa bagi sebagian orang, ini adalah hal yang penting. Namun, sayangnya, tidak semua orang ampu seperti itu. Entah apa lagi yang ada di kepala mereka. Berpikir saja sulit. Apalagi diajak memahami?

Yang lebih mengusikku lagi ialah adalah dan merupakan yang adalah dua hal yang sama, tetapi tidak dengan ialah; jika ingin menguji mana yang tepat, maka ganti kata adalah dengan merupakan. Apa kalimatnya masih masuk akal? Jika tidak, berarti kata yang kaucari ialah ialah, bukan adalah.

***

Aspira: Buku Catatan DahagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang