9. Melting

650 18 0
                                    

Ceklek.

Aku segera berdiri setelah mendengar bunyi pintu kamarnya. Disana aku bisa melihat tubuhnya yang sudah di baluti t-shirt putih dan jacket hitam miliknya serta jeans hitam. Rambutnya pula sudah rapi dan wajahnya sangat kelihatan fresh. Namun tangan kirinya membawa satu tas hitam yang lumayan besar.

"Heh Lo mau kemana?handphone gue mana?"tanyaku sambil menatap tas yang ia pegang itu. Tas itu persis seperti tas orang mahu traveling.

"Udah ayo!"dia langsung menarik tangan ku dengan tangan kanannya. Aku pun hanya mengikutinya di belakang dengan lajunya.

"Woy kita mau kemana sih?"tanyaku terlalu kepo sambil menuruni tangga besar dengan langkah besar akibat kecepatan Verryl yang laju. Dia tetap menggenggam tanganku erat.

"Shh,gausah kepo. Ikutin gue aja"Verryl menatapku lalu kembali berjalan mendahului ku namun tangan ku masih digenggamnya. Aku berniat untuk diam saja.

Aku dan Verryl pun memasukki mobilnya lalu dengan kecepatan yang laju,Kami sudah dalam perjalanan di jalan yang sibuk ini.

"Verryl lo mau bawa gue kemana sih?"tanyaku saat berada di dalam mobil Verryl.

Jujur sekali,aku terlalu penasaran kenapa tiba-tiba Verryl membawa ku dan tas besar?mana mungkin dia membawaku traveling.

"Lo bisa diem ga sih?"tanya Verryl kepada ku. Sungguh aku sangat sebal dengan lelaki di sampingku ini.

"Gue mau lo diem dan duduk manis sampe kita sampai"ujar Verryl kepadaku. Aku langsung menatap Verryl heran.

"Ohh lo anterin gue ke rumah?bagus dong. Oh ya handphone gue lo yang curi ya?dasar pencuri"Balas ku sambil menatap sebal Verryl. Ku lihat Verryl tersenyum Evil.

"Jangan asal nuduh ya. Lo tuh yang lupa handphone lo,jadi ketinggalan disini."Aku hanya menghembus nafas kesal.

"Makanya jangan tidur terus. Ini lo tidur,air liur lo juga keluar. Betapa nyenyak tidur lo."

Mataku terbelalak mendengar kata-katanya. Apa air liur ku keluar saat aku tidur?sungguh memalukan. Dimana aku akan menyimpan wajahku yang cantik ini aduh.

"Untung aja air liur lo itu gak menetes di mobil kesayangan gue ini. Kalo iya,rusak deh. Eh jorok lo"Verryl dengan serius menyetir string mobilnya sedangkan aku,merasa sangat marah dan bisa ku bayangi hidung dan telinga ku berasap plus kepalaku yang merah padam.

"Diem lo tai. Itu emang lumrah dari kecil. Emang lo engga hah?!"ujarku dengan nada kesal di temani mataku yang tajam menatap Verryl. Untung lo sedang menyetir,kalau tidak lo gue bunuh terus gue hantar lo ke hutan biar lo di makan sama hewan disana sekarang juga.

Keadaan kembali sunyi. Aku pun hanya sibuk melihat permandangan di luar melalu tingkap mobil Verryl. Verryl pula,sudah tentu sibuk menyetir.

"Ayo keluar udah sampe"suara Verryl membuatku menoleh ke arahnya. Aku pun menatap keliling kawasan ini. Tidak,ia bukan rumah ku.

"Kita ngapain ke sini sih?"ujarku keluar dari mobil Verryl lalu menatapnya kesal.

"Emang lo ga laper apa hah?ya kita kesini buat makan. Bukan buat meneteskan air liur , tai"ucap Verryl lalu menunjuk sebuah warung kecil di hadapan kami berdua. Dengan cepat dia memasukki warung tersebut.

"Erghh Verryl gila"dengus ku sangat kesal. Dengan langkah kesal,aku pun memasukki warung itu.

Ku lihat Verryl sudah duduk di bangku panjang itu. Aku pun duduk di hadapannya. Rasa kesalku belum hilang lagi. Gue jitak lo nanti Verryl!

The Perfect Husband Where stories live. Discover now