8. Give My Phone Back!

499 17 5
                                    


Aku baru saja bangun dari tidurku yang menurutku sangat nyenyak. Untung saja hari ini libur iaitu hari minggu,jadi aku tidak perduli mau bangun jam berapa. Tapi hari ini sangat awal,jam 7 pagi.

Setelah selesai mandi dan mengemas kamarku yang sudah seperti kapal pecah ini,aku langsung mengambil handbag ku. Semalam setelah Verryl menghantarku pulang,aku sama sekali tidak mengeluarkan handphone ku dari handphone ku.

"Eh kok engga ada?"gumamku sambil mengeluarkan semua isi di dalam handbag ku. Ku buka semua zip yang terdapat di dalam handbag ku,tidak ada juga.

"Mungkin Vanes yang ambil,Vanes!"Ujarku lalu berjalan keluar menuju ke Kamar Vanessa yang berada di sebelah kamarku.

"Vanes!!Buka!!"aku mengetuk daun pintu kamar Vanessa. Sudah ketiga kalinya ku ketuk,aku membuang nafas. Aku tahu,anak ini masih berada di alam mimpinya.

Ceklek.

"Yaelah ternyata kagak di kunci"Disini aku bisa bilang kalo aku ini sebenarnya tolol. Aku membuka pintu kamar Vanessa dengan perlahan lalu menutupnya dengan berhati-hati supaya si pemilik kamar ini tidak terbangun.

Aku terus bergerak lincah sambil membuka satu persatu almari milik Vanessa. Kemungkinan dia menyembunyikan handphoneku di area kamarnya.

Sudah beberapa menit,aku langsung belum menemui handphoneku. Kalo dialah yang menyembunyikan,
dimanakah dia menyembunyikan handphoneku?sangat sulit sekali.

"Lo ngapain ke kamar gue?pagi-pagi buta begini lagi"

Tubuhku berhenti saat mendengar suara serak yang layaknya suara bangun tidur. Aku menoleh ke kasur Vanessa dimana dia tidur disana.

"Gapapa. Gue cuman mau nanya,dimana lo simpan handphone gue?"tanyaku sambil meratapi wajahnya yang masih mengantuk.

"Handphone lo?gue kagak tau Val."Vanessa membalas pertanyaanku dengan suara yang masih dalam keadaan tidur dan nada serak. Matanya pula masih tertutup ditemani mulutnya yang menguap berkali-kali.

"Ceh jangan bohong lo,gue tau lo suspek dalam hal kehilangan handphone gue"Aku masih berdiri menghadap Vanessa. Sedangkan Vanessa,membuka matanya dengan menguap berkali-kali.

"Val semalem gue kagak masuk ke kamar lo,kan gue habis belajar di rumah temen gue. Gue pulang,lo udah kunci kamar dan tidur. I don't even know where is your phone but trust me"Vanessa menatapku dengan wajah mengantuknya lalu kembali tidur.

Setelah mendengar kata-kata Vanessa,aku langsung keluar dari kamarnya. Yap kata-kata Vanessa memang benar,semalem dia tidak ada dirumah sampai aku mengunci kamarku dan hanyut dalam mimpi.

Aku kembali memasukki kamarku lalu mencari handphoneku di almari,meja rias,rak buku dan banyak lagi. Tapi percuma,aku tak menemuinya lagi.

"Haaa Bang Vinson!"gumamku. 1 lagi suspek yang suka menjahili ku sejak kecil lagi. Kemungkinan dialah yang menyembunyikan handphoneku.

Kaki ku berjalan mulus untuk pergi ke kamar Bang Vinson yang berada di sebelah kamar mama dan papa. Sudah sampai di hadapan pintu kamar Bang Vinson,aku langsung membukanya tanpa mengetuk ataupun memberi salam.

"Bang Vin?"aku tercengang saat melihat Bang Vinson sedang menyisir rambutnya dengan wajah fresh miliknya. Lah ku fikir dia masih di alam mimpi.

"ada apa pagi-pagi kesini?"tanya Bang Vinson sambil menatap wajahnya di cermin besar. Aku langsung memasukki kamarnya lalu bergerak membuka semua almari dan barang-barang milik Bang Vinson.

"Hei lo ngapain sih?"Bang Vinson berhenti dari aktifitasnya lalu menatap ku yang sibuk mencari handphoneku.

"Ini loh Bang,Handphoneku hilang. Mungkin Bang Vin yang ambil handphoneku kan?hayoo ngaku!"Aku menatap Bang Vinson. Sedangkan Bang Vinson,menampilkan wajah tercengang plus kaget.

The Perfect Husband Where stories live. Discover now