SATU

2.2K 117 6
                                    

Love In Paris

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
Terispirasi dengan novel Spring In London karya Liana Tan dengan beberapa pengubahan dari saya

Selamat menikmati ^^
'''

Jepan 23, juni

'Akhirnya kau angkat telponmu! Sudah tiga jam aku mencoba menghubungimu' Kata-kata itu menerjang gendang telinga Sasuke bahkan sebelum ia sempat berkata "Halo".

Ia bahkan juga belum sempat benar-benar menempelkan ponselnya ke telinga. Mengenali suara sahabatnya di ujung sana, Sasuke berdecak dan berkata, "Neji hyuuga, aku tahu kau rindu padaku, tapi tolong kecilkan sedikit suaramu. Aku tidak mau orang-orang yang ada di dekatmu berpikir kita pacaran atau semacamnya. Kau mungkin sudah terbiasa disebut gay, tapi aku tidak."

Neji tersenyum hambar, 'Lucu sekali, Sasu. Bukankah kau yang terbiasa dengan hubungan gay? Kau bahkan memakai pakaian wanita bertahun..."

"Stop!" Sasuke memijit pelan kepalanya, berbicara panjang lebar dengan pria ini hanya akan membuka rahasia terdalam yang ia simpan rapat-rapat. Matanya kemudian memandang tower yang paling tinggi di kotanya, tower itu mungkin tidak sebagus atau seindah tower milik Paris tapi ia selalu suka dengan kepunyaan Jepang. Ada kenangan sendiri disana, perlahan bibirnya tertarik keatas menghadirkan senyuman paling manis dah indah di wajah itu. yang apabila para wanita melihatnya mereka semua akan pingsan dengan hanya pesona dari senyuman itu.

"Jadi kau punya keperluan apa, berbie boy?" Sasuke sedikit tertawa saat mendengar gerutuhan suara ditelpon, ia tahu Neji sahabatnya paling benci dengan sebutan ini. Ia memperoleh sebutan itu sewaktu mereka masih di SMA dulu, kejadiannya sungguh bikin Neji menderita Tapi bagi Sasuke dan seisi kelas 2 waktu itu jadi peristiwa paling bikin ngakak.

'Seperti biasa kau tidak suka basa-basi ya kecuali hinaanmu itu. aku ada tugas buatmu.' Sasuke kembali menghela nafas kesal, seperti itulah Neji dia angkuh dan selalu merasa sok kuasa.

"Bisa tidak kau katakan tolong, berbie boy!"

'Oh Stop Sasu, aku benci panggilan itu. lagian kau pasti menolongku jadi buat apa aku minta tolong.' Kalau Neji itu ada di hadapannya sudah pasti handphone yang sedang ia genggam akan ia lemparkan ke wajah lelaki cantik itu.

"Katakan," Tanya Sasuke saat ia sudah mengatur emosinya. "Kau kenal Haruno Sakura? Kau akan menjadi model di video klipnya.'

Sasuke mengeryit dahinya, Haruno Sakura siapa yang tidak kenal wanita blasteran yang namanya sekarang tenar di music Jepan, tapi yang mengherankan kenapa artis se terkenal itu memilih dia sebagai model.

Tapi Neji, pria itu lebih mencurigakan. 'Hey Neji apa kau merencanakan sesuatu?" Pria diseberang tertawa, Sasuke semakin yakin memang ada sesuatu.

"Datang saja ke studio, nanti akan ku beritahu.'

"Katakan saja di sini atau tidak sama sekali!" terdengar Neji menghela nafas pasrah ia tahu seperti apa Sasuke dan wataknya.

"Aku sedang kampaye LGBT di jepan guys, dan Haruno Sakura dalah patokan yang hebat' Jujurnya pasrah. "Kau memanfaatkan aku Neji! Sialan!" geram Sasuke ia tahu sahabatnya sejak kecil emang gencar melakukan kampaye agar negeri sakuranya itu bisa menglegalkan pernikahan sejenis. Ia dulu selalu berpikir kalau Neji ingin menikah tapi ketika ditanya ia bilang ia masih butuh kebebasan. Sasuke kadang tidak tau jalan pikiran pria berambut panjang itu.

'Hey! Dengar dulu, kau tahu siapa yang sudah setuju untuk menjadi sutradaranya?' Sasuke diam tapi ia masih kesal.

'Jonh Spiker! Sutradara ternama kelas internasional, ia setuju bekerja sama denganku dan ia sangat setuju dengan konsep yang aku bikin. Dan kau tahu sekian banyak model pria, ia hanya tertarik denganmu kawan! Katanya kau menawan, model sempurna. Bagaimana menurutmu kawan? Ini kesempatan langka lo.' Dia juga tahu cara memikat orang dengan baik.

Neji kadang kalau ada keinginanya yang ingin ia capai ia bahkan menjadi bukan dirinya sendiri. Tapi ini juga kesempatan brilian untuk kerja sama dengan sutradara itu, lagian ia memang berencana untuk bergelut di bidang yang sama dengan John Spiker. Sasuke pura-pura pasrah. "Apakah aku punya pilihan lain?"

"Tidak," dan Neji terkekeh disana.' Tapi tenang saja Sasu, duetmu bukan orang jepang. Dan satu lagi syutingnya tidak di jepang tapi Paris kawan. Jadi kau tidak perlu acting romantic nanti pas promosi.'

"Aku tidak akan melakukannya juga meski kau suruh." Dan tawa Neji pun meledak setelah mendengarnya.

'Lalu Sasu-chan~~ apakah ibumu masih menjodohkanmu?'

"Jangan ungkit itu! bangsat!" sekali lagi tawa Neji pecah, berbicara dengan teman lamanya emang bikin mood Neji baik. Tapi sayang lelaki seperti Sasuke tidak pernah mau semacam itu dengannya.

Saat itu pintu kantor terbuka dan Sasuke berbalik. Matanya terarah pada pria gagah nan berwibawa yang berdiri diambang pintu dengan alis terangkat, Sasuke yakin kakaknya pasti heran ia berada di sini tanpa pemberitahuan sebelumnya, ia mengangguk pada kakaknya lalu mematikan ponsel secara sepihak tidak peduli dengan Neji yang mungkin kesal.

"Niisan kali ini kau benar-benar harus menolongku." Itachi meletakkan beberapa berkas di meja kerjanya kemudian menatap adiknya dengan sayang. "Apa yang niisan bisa bantu, sayang."

Itachi tiga tahun lebih tua daripada Sasuke. Wajah kedua kakak beradik itu tidak mirip, tetapi mereka sama-sama memiliki wajah menarik yang disukai para fotografer, sama-sama memiliki bentuk tubuh jangkung dan ramping yang disukai para perancang busana, sama-sama berparas menawan dan memikat lawan jenis. Tapi sayang Itachi tidak tertarik dengan dunia seni ia lebih suka bergelut dengan data, bisnis dan proyek-proyek yang menantang. Tidak seperti Sasuke yang memilih dunia model untuk lahannya mencari uang.

Sasuke menekuk mukanya sebal kemudia duduk di sofa panjang yang ada di ruangan kakaknya. "Bicaralah pada ibu, kak," katanya lagi kali ini dengan perasaan tertekan. "Ibu tidak bisa terus-terus menjodohkan aku dengan anak sahabatnya, dengan saudara jauhnya atau seperti tadi malam dengan anak orang yang baru di kenalnya di salon. Ini sudah kelewatan! Ibu sudah keterlaluan, kak."

Itachi tersenyum melihat adiknya yang frustasi, "Itu karena selama ini kau terus jomblo, jadi ibu takut kau tidak laku kalau sudah tua." Itachi terkekeh dengan ucapan sendiri membuat adiknya merengut.

"Bukan itu masalahnya kak! asal kakak tahu aku sibuk akhir-akhir ini dan tidak punya waktu main-main."

Kalau kakaknya lebih dikenal sebagai si tampan penggila kerja, maka Sasuke lebih dikenal sebagai model mempesona. Wajahnya sering terpampang di majalah-majalah dan iklan televisi. Menurut survei salah satu majalah remaja populer, Sasuke Uchiha adalah salah satu bintang iklan paling diminati di Jepang, walaupun akhir-akhir ini ia mulai memfokuskan diri pada impiannya yang lain, yaitu menjadi sutradara video musik.

Itachi tersenyum lebar dan memeriksa surat-surat yang diletakkan sekretarisnya dengan rapi di atas meja kerja. "Kurasa kencan buta yang diatur Ibu untukmu kemarin malam tidak berjalan mulus? Kau tidak suka gadis itu?"

Sasuke melihat kakanya dengan tampang kesal tapi manis dalam waktu bersamaan. "Kakak jangan pura-pura bego! Tidak ada gadis disitu."

"Sudah beberapa kali aku menyakinkan ibu, aku ini lelaki tapi ibu terus menjodohkan aku dengan lelaki lain. Aku malu tahu! setiap kali harus menjelaskan pada pria-pria itu," kata Sasuke kesal.

Itachi tertawa setelahnya. "Itu salahmu sendiri Sasu, sekarang kau merasakan akibatnya."

Sasuke menghela nafas lagi, kadang masa lalu itu emang menakutkan. Tapi masa lalu akan tetap menjadi masa lalu tidak dapat di ubah atau di ulang, satu-satunya jalan yang ia punya hanya bisa memperbaiki keadaan yang rasanya sangat sulit.

Tbc
Ini sebagai penganti sementara boloved blonde krn sekali lagi saya plin-plan ma fic itu

Love In ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang