Jangan Mau Di Adu Domba #SaveAleppo

2.1K 71 3
                                    

Bismillah

Berawal dari penulis membaca tiga, lima artikel di internet tentang konflik Di Aleppo, Suriah. Yang menyatakan bahwa konflik di Suriah merupakan perang saudara antara pemerintah Suriah sendiri, Rusia, China, bahkan ada yang mengatakan Arab Saudi pun ikut dalam pembantaian ini.

Di dalam artikel itu dikatakan bahwa perbedaan antara aliran Syiah-Sunni lah yang menimbulkan perang saudara tersebut terjadi. Bahkan ada yang mengatakannya secara gamblang jika pemerintah Suriah dan Arab Saudi yang sebagai negara muslim bukanlah negara muslim, karena mereka lah yang sebenarnya mendukung dan menyerang apa yang telah terjadi di Suriah itu sendiri (sekenario untuk memecah belahkan umat muslim)

Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis seperti biasa, mengangkat isu

"Syiah membantai Sunni"

(lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan "silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini"). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah.

Dan seperti sudah penulis prediksikan sejak awal konflik Suriah: yang dikejar Barat adalah alasan untuk menyerang Suriah dengan kedok humanitarian intervention (HI). Bahkan, para provokator HI menggunakan jasa si cantik Angelina Jolie untuk menggalang dukungan internasional bagi serangan HI ke Suriah.

Misi khusus PBB di Suriah tidak menemukan bukti bahwa militer Suriah pelaku pembantaian tersebut (dan kemungkinan besar justru pihak pemberontaklah pelakunya).

Akhir-akhir ini, isu senjata kimia di Ghouta yang dijadikan alasan untuk menggalang dukungan bagi operasi HI. Dan dengan segera terungkap pula berbagai fakta yang menunjukkan indikasi kuat bahwa pelaku serangan senjata kimia justru pemberontak, bukan tentara Suriah.

Kali ini publik dunia jauh lebih cerdas dan tidak mau tertipu lagi. Demo besar-besaran di berbagai penjuru dunia menentang serangan ke Suriah menyebabkan DK PBB tidak berkutik dan AS pun mundur dari rencananya menyerang Suriah.

Dunia sudah menyaksikan bahwa HI di Libya hanya berujung pada perampokan kekayaan Libya. Selain itu, dunia juga menyaksikan bahwa meskipun dibungkus label 'kemanusiaan', nyatanya NATO justru telah melakukan kejahatan kemanusiaan di Libya.

Itulah sebabnya, kini ada gerakan untuk mengajukan NATO ke Pengadilan Penjahat Perang Internasional dengan tuduhan melakukan intervensi terhadap sebuah negara berdaulat, melakukan serangan dan pengeboman terhadap kota-kota, desa, menghancurkan gedung-gedung, dan membunuh rakyat sipil yang tidak bisa dijustifikasi sebagai kepentingan militer (berdasarkan The Hague International Penal Court semua perilaku NATO ini sudah cukup alasan untuk divonis sebagai penjahat perang).

Lalu, dengan terungkapnya semua kemunafikan atau hipokritas Barat ini, apakah kaum muslimin yang masih mau diadu-domba dengan isu Sunni-Syiah dan mengobarkan perang atas nama agama, demi keuntungan Barat?

Saya ingin mengulangi kata-kata analis politik Tony Cartalucci: jangan lagi kita tertipu oleh frasa 'musuhnya musuh adalah teman kita', karena 'musuh' yang ada adalah hasil pengkondisian dari para arsitek perang (AS dan sekutunya).

Menurut Cartalucci, Sunni dan Syiah, bahkan seluruh umat manusia dari berbagai agama dan ras, sesungguhnya memiliki satu musuh yang sama, yaitu imperialisme Anglo-Amerika (Barat). Barat-lah yang selama berabad-abad telah melakukan kejahatan yang sama: memecah-belah, mengadu-domba antara etnis, agama, dan mazhab, lalu menghancurkan dan menaklukkan bangsa-bangsa di dunia.

Dan kita, bangsa Indonesia, perlu mengambil pelajaran dari sini.

Imperialisme Anglo-America yang saat ini tengah mengobok-obok Libya, Suriah, dan Timur Tengah secara umum, juga memandang Indonesia sebagai salah satu target untuk dipecah-pecah menjadi negara-negara kecil agar kekayaan alamnya semakin mudah dieksploitasi.

Bangsa ini perlu melatih kecerdasan berpikir. Kemampuan melihat mana yang kawan, mana lawan; mana propaganda jahat, mana berita jujur, sangat menentukan nasib kita di masa yang akan datang.

*mahasiswa Program Doktor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, research associate of Global Future Institute*

(tulisan ini dimuat di IRIB Indonesia dan the Global Review)

O(∩_∩)O

Di kutip dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat, dan jangan lupa untuk share ke yang lainnya..
Insyaallah TBC~

Marhaban Ya Ramadhan.
Semoga di bulan penuh berkah ini kita bisa melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya aamiin

Dan jangan lupa di sela-sela shalat dan berbuka puasa nanti kita sempatkan untuk mendoakan saudara kita di Aleppo, Suriah sana agar diberi kekuatan, ketabahan dan kesabaran, dan semoga Allah memaksukkan neraka bagi siapa saja yang telah ikut campur dalam melakukan pembantaian terhadap kaum muslimin di Aleppo ini
Aamiin

KISAH PENGHAFAL AL-QUR'AN, YANG MENAKJUBKANWhere stories live. Discover now