Seven

138 7 1
                                    

"Berapa lama kita kenal?" Aku menatap mata bulat dengan iris sehitam langit malam itu ragu.

"Tiga tahun," jawaban singkat yang sangat khas dengan dirinya.

"Lalu, kenapa kita baru dekat sekarang? Kenapa saat waktu yang kita punya jauh lebih sedikit?" Dia menggidikkan bahunya singkat. Sementara aku menghela nafas.

"Lo suka dia kan?" Dia mengangkat sebelah alisnya, bingung dengan apa yang aku katakan.

"Iya, semua orang kan, suka sama dia. Cantik, lembut, sempurna lah pokoknya."

"Buat gue, cantik itu relatif. Semua cewek punya cara sendiri untuk terlihat cantik."

Aku diam lagi. Dia terlalu sulit untuk aku pahami, terlalu misterius untuk dibaca. Apakah dia menyukaiku? Atau sebaliknya?

Karena sejujurnya, setiap kali aku merasa dia menyukaiku, akan ada fakta dimana dia juga menjatuhkanku.

Seperti siang ini, setelah suatu kejadian yang membuatku semakin yakin dengan perasaanku, aku melihatnya sibuk bercengkrama dengan gadis lain.

Tidak, gadis itu bukan gadis lain. Dia sahabatku. Sahabat yang tahu jika aku menyukainya.

Dia tampak senang dan bahagia bersama sahabatku, haruskah aku mundur dan menyalahkan takdir?

Jelas saja tidak, salahku sendiri terlalu mudah menyimpulkan sesuatu hal yang belum memiliki penjelasannya.

One-sided LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang