4. Mulai Terlihat

164 15 1
                                    

Tak sadar bahwa hal yang membuat Luna merasakan ketenangan hanya dalam mimpi tidurnya, Luna semakin terasa terpukul mengingat canda dan tawa anatara Luna dengan kakak-kakaknya. Setelah Luna terbangun dari mimpinya, dia melanjutkan tidurnya karena malam masih panjang dan besok dia akan berangkat Sekolah.

Pagi menyapa setiap sudut kamar Luna. Ia langsung siap-siap untuk berangkat ke Sekolahnya
"Ayo.. sayang berangkat." Pak Ari sedang menali sepatu hitamnya.
"Iya pah. bentar lagi turun." Suara keras Luna dari lantai dua dan Luna langsung bergegas turun dan meminum susu hangat kesukaannya.

Sesampainya di Sekolah, Luna langsung duduk ditempat bangkunya, entah mengapa dia lebih menyukai bangku belakang dari pada didepan. Meskipun suasana kelas sedang ramai, tidak ada orang yang mengajak Luna berbicara

"Hah.. coba ada Acha ma Nela." Dalam hati Luna

Kemudian pelajaran berjalan dengan seperti biasa, dan sangat biasa dan hambar. Hingga saat istirahatpun Luna hanya seorang diri, karena saat ini sudah tidak ada Mamanya yang membuat bekal, Luna sering makan siang di Kantin belakang gedung Sekolah. Luna sangat suka dengan kantin itu, meskipun sedikit jauh dari gedung kelas. Kantin Bu Ida sangatlah murah dan tidak terlalu banyak orang disana.

"Ibu biasa ya.. Nasi Ayam satu." Minta Luna
"Iya siap nduk, sebentar ya saya siapkan, emm mau minum nak Luna?."
" oh.. engga usah bu, saya udah bawa air minum."

Selain murah, rasa nasi ayam Bu Ida memang sangat nikmat dan menurut Luna, makanan di Bu Ida lebih baik daripada jajanan yang ada di kantin Sekolah. Luna pun tidak bisa makan sembarangan, dia memiliki masalah pada lambungnya bila memakan makanan sembarangan. Luna pernah tidak sadar di ICU hanya karena jajanan permen kapas yang ada di Sekolahnya.

"Ehm.. udah Bu, Nasi Ayam satu sama kerupuknya dua, jadinya berapa?." Sambil mengambil tisu yang ada dihadapannya.
"Ohh ya nduk, jadinya lima setengah."
"Luna balik kelas dulu ya Bu." Sambil mencium tangan Bu Ida
"Ohh.. iya sayang, hati-hati ya."

"Anak ini.. sangat baik dan santun. Emm.. tapi kenapa tubuhnya agak aneh ya, apa dia punya kelainan ya?" Dalam hati Bu Ida.

Sepanjang jalan menuju kelas banyak mata yang memandang Luna. Pandangan seperti ingin menghina Luna karena tubuhnya. Memang sekarang ini Luna sudah menyadari ada keanehan pada tubuhnya, karena semakin hari-semakin terlihat tonjolan pada punggung kanannya

"Aduhhh... biasa aja dong ngeliatinnya." Protes Luna dalam hati.
Dia mendengar berbagai cibiran dari mulut orang yang memandanginya. Bisa dibayangkan kan, betapa risihnya bila kita dilihat dengan tatapan yang menghina?.
Sesampai di kelas ada panggilan yang membuat darah Luna naik.

"Ring-miring, kalo jalan tu yang tegap dong!!. Jangan-jangan otaknya juga miring. Hahahah." Sambil menegapkan tubuhnya dan menertawakan ucapannya. Semua teman satu kelas Luna mengkrubungi antar Luna dengan orang yang suka membuat onar di kelasnya, yaps dia adalah Rafi, si "Pembuat Onar".

Luna hanya menunduk dan diam dihadapan banyak orang yang sedang menertawakan dia. Air matanyapun mulai mengalir dan amarahnya pun mulai meluap. Namun dia mencoba menahan emosinya dan melangkahkan kakinya ke tempat duduknya, saat ingin membalikkan tubuhnya, Rafi menjegal kakinya hingga Luna terjatuh.

Saat Luna terjatuh tidak satupun orang yang membantu dia berdiri, Luna merasakan nyeri yang luar biasa pada punggungnya. Namun Luna memaksakannya dan langsung menempati bangkunya.
Saat ini harapan Luna hanya bel pulang cepat berbunyi. Tanpa sadar akhirnya datang dan Pak Ari pun menjemput putrinya, rasa nyeri punggung Luna juga belum menghilang dan ini adalah rasa nyeri yang terlama.

Luna langsung membuka pintu rumahnya dan langsung menaiki tangga rumahnya.
"Sudah makan sayang?." Tanya Pak Ari
"Udah pah.. tadi di Bu Ida. Luna istirahat dulu ya Pah." Sambil menutup pintu kamarnya.
Pak Ari masih melanjutkan pekerjaannya. Yaa.. bulan ini mahasiswa dan mahasiswinya mengikuti ujian dan Pak Ari melihat hasil kerja anak didiknya.

Luna masih belum bisa memejamkan matanya, entah mengapa dia merasakan lelah yang begitu luar biasa hingga dia tersadar bahwa tubuhnya tidak sedang lelah, namun karena banyak hal menjadi beban dipikirannya, tentang keluarga dan suasana di Sekolahnya.
Memang dia anak yang cuek namun dia anak yang suka memikirkan hal, entah hal itu penting atau tidak.

"Ayoo dong meremm... capek nihh." Lirih Luna. Lalu dia keluar kamar dan melihat kamar ketiga kakaknya yang dekat dengannya, Luna melihat setiap perbedaan kamar kakak-kakaknya, saat melihat kamar Kak Ryan Luna melihat berbagai foto keluarga yang menempel di dinding dekat kasur Kak Ryan. Dia melihat setiap raut wajah orang yang ada di foto itu. Ya tentu saja foto keluarga bahagia Pak Ari dulu

Luna melihat lemari baju kamar Kak Ryan, dan ada beberapa baju yang ditinggal kakak terdekatnya itu. dan ada beberapa koleksi CD lagu kesukaan kakaknya itu.

Tepat sebelah ranjang ada sebuah music player yang biasa membuat berisik kamar Kak Ryan saat berada di rumah.
Luna memilih lagu yang pas dengan suasana hatinya saat ini yaitu Hero dari Family of the year.

"Kalian tau kak?? Aku kangen canda tawa kalian bertiga." Sambil memeluk foto keluarga yang ada di genggamannya.

Let me go
I don't wanna be your hero
I don't wanna be a big man
Just wanna fight with everyone else

Your masquerade
I don't wanna be a part of your parade
Everyone deserves a chance to
Walk with everyone else

While holding down
A job to keep my girl around
And maybe buy me some new strings
And her a night out on the weekend

And we can whisper things
Secrets from our American dreams
Baby needs some protection
But I'm a kid like everyone else.

Terlarut dalam lagu, mata Luna yang tadi susah untuk tidur, mulai terpejam dam terlelap.
Pak Ari pun mencari Luna tidak ada kamarnya dan seketika mendengar lantunan lagu dari kamar sebelah. Pak Ari hanya mengelus kepala anak putri satu-satunya. Pak Ari juga melihat suasana kamar Kak Ryan dengan senyuman dan air mata rindu.

Note: Terus ikutin cerita I'm Scoliosis Girl ya.. masih panjaaanggg ceritanya . Hehe. Btw aku nyantum lagunya Family of the year kebetulan aja, soalnya aku pas bikin part ini sambil dermus lagu Hero dari Family Of the Year. Semoga kalian tambah suka dan maaf kalo masih banyak kekurangan ya. 💕

I'm Scoliosis's GirlWhere stories live. Discover now