Chapter Two

1.2K 126 26
                                    

"Kenapa?! Dia anakku juga, Kwon Soonyoung!"

Soonyoung terisak saat Seokmin mencengkeram pundaknya dengan kuat dan mengguncang tubuhnya. Tapi kemudian, Seokmin memeluk tubuh Soonyoung dengan lembut dan ikut terisak. Perasaannya campur aduk. Ia hanya ingin menangis dipelukan istri yang sangat dirindukannya. Mengabaikan teleponnya yang berdering. Mengabaikan Chan yang berlari-lari menuju kamarnya. Mengabaikan semuanya. Ia hanya ingin Soonyoung kembali padanya.

"Kumohon Seokmin-ssi.. Jangan ganggu lagi kehidupanku di sini." kata Soonyoung sambil berusaha melepaskan pelukan Seokmin.

"Kumohon kembalilah, Soonyoung. Aku tidak bisa tanpamu." Seokmin mempererat pelukannya dan menenggelamkan wajahnya diperpotongan leher Soonyoung yang wangi.

"Tidak. Aku tidak akan kembali." Soonyoung menggelengkan kepalanya dan melepas pelukan Seokmin dengan paksa. "Pergilah. Aku memintamu dengan penuh hormat."

Soonyoung meninggalkan Seokmin yang masih bertahan di ruang tamu rumahnya. Bohong jika Soonyoung tidak ingin kembali. Ia sangat menginginkannya tapi entah perasaan bencinya akan meluap saat menatap wajah Seokmin. Entah dari potongan foto pria itu di koran maupun di SNS. Soonyoung mengurung dirinya dalam kamar. Menangis di balik pintu dan memeluk lututnya dengan erat.

"Eomma?" Soonyoung menenggelamkan wajahnya saat pintu kamarnya diketuk Chan.

"Eomma! Paman aneh akan pulang! Chan mau mengantar paman aneh sampai ke depan!"

Lalu setelah itu Soonyoung bisa mendengar suara kaki Chan yang berlari menuruni tangga. Ia tidak ingin Chan mengenal Seokmin. Mungkin ia akan mengajak Chan pindah dari sana.

.

.

"Paman.. Kenapa menangis?" tanya Chan saat melihat wajah sembab Seokmin.

Seokmin menghapus sisa air matanya yang menggenang di sudut matanya lalu berjongkok di depan bocah itu. Menyamakan tinggi badan mereka dan menepuk kepalanya dengan sayang. Bocah di depannya ini adalah darah dagingnya yang telah lama disembunyikan. Ia memeluk tubuh kecil Chan dan mencium pipinya.

"Paman kenapa?"

"Paman baik-baik saja. Oh ya, nama paman Seokmin, Channie. Panggil saja Paman Seokmin, mengerti?" Seokmin menatap bocah itu sendu.

"Tentu!"

Bocah itu tersenyum lebar dan memeluknya dengan erat lalu balas mencium pipinya. Seokmin menegang namun berusaha bertindak biasa saja. Ia ingin sekali menggendong Chan dan mengenalkannya pada khalayak ramai kalau bocah itu adalah anaknya dan Soonyoung. Tapi Seokmin tahu kalau Soonyoung akan mendorongnya menjauh. Menjauhi Soonyoung dan putranya. Seokmin berdiri saat Chan melepaskan pelukannya. Mengusak rambut jamur bocah itu dan melambaikan tangannya saat sudah ada di gerbang masuk rumah mungil kedua malaikatnya.

"Kapan-kapan paman akan berkunjung lagi." kata Seokmin dan dibalas anggukan ceria bocah itu.

"Chan menunggu paman! Paman Min!"

Seokmin terkekeh dan melangkah menjauhi surganya yang sudah lama hilang dan selalu dicarinya. Tapi Seokmin tidak akan menyerah. Ia akan menarik Soonyoung kembali. Kembali hidup dengannya. Memperbaiki semuanya dari awal. Mencintai Soonyoung dan Chan dengan sepenuh jiwa dan raganya. Melindungi kedua malaikatnya. Masih ada banyak hal yang ingin dilakukan Seokmin untuk keduanya.

Sebelum benar-benar jauh Seokmin berbalik dan menatap rumah kecil itu dengan sendu. Ia akan kembali ke rumah itu dan membawa kedua penghuninya bersama dengannya. Ia akan selalu mengawasi keduanya. Tidak akan membiarkan Soonyoung melarikan diri darinya lagi. Ia akan selalu berusaha masuk kembali ke dalam kehidupan Soonyoung dan mendapatkan hati ibu dari anaknya. Ia berjanji pada dirinya sendiri dan akan mendapatkan apa yang diinginkannya.

Don't Hate MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang