Meet Again

104 2 0
                                    

I knew the second I met you that there was something abaout you I needed. Turns out it wasn't something about you at all. It was just you

--beautiful Disaster by Jamie McGuire—

Aku berjalan riang menusuri lorong rumah sakit. Aku adalah seorang perawat di rumah sakit ini. Tepatnya di bagian bangsal anak. Sudah hampir 2 tahun aku bekerja disini. Dan itu berarti sudah hampir 5 tahun aku menetap di Bandung dan meninggalkan kehidupanku di Jakarta. Banyak hal buruk yang ingin ku hindari. Dan oleh sebab itu aku memutuskan untuk meninggalkan kota kelahiranku itu..

Bruk

" Aduh " rintihku menahan sakit. Tanpa ku sadari, tubuhku menabrak seseorang.

Tubuhku terjatuh kebelakang dengan posisi bokong yang menyentuh lantai duluan. Aku menahan bobot badanku dengan sebelah tangan.

Nyeri.
Itu yang pertama kali kurasakan saat aku mencoba untuk berdiri.

" Maaf saya tidak sengaja. Sini saya bantu" ucap seseorang yang kurasa adalah orang yag menabrakku tadi.

Tanpa melihat wajahnya aku menerima uluran tangannya yag mencoba membantuku berdiri.
Aku menepuk tipis bagian belakang celanaku, kurasa celana kerjaku pasti sudah kotor karena menyentuh lantai.

" Sekali lagi maaf. Saya tidak sengaja " Mohon orang itu

Dengan kesal aku menghentikan aktivitas membersihkan bokongku dan melihat makhluk apa yang menabrakku barusan.

Mendongakkan wajah. Melihat dengan seksama orang yang berdiri didepanku saat ini. Rasa kaget tidak bisa ku hindari. Terkejut saat menyadari siapa yang menabrakku barusan.

Wajah itu...

"Alea..." lirihnya.

Aku tersentak hebat saat sosok itu menyebutkan namaku. Tidak berbeda dengannya. kulihat dia sama terkejutnya denganku saat ini.

Apa ini mimpi? Ini mimpi,kan ? tidak mungkin dia ada didepanku saat ini. setelah sekian lama. Masih tidak bisa ku pungkiri betapa rasa rindu itu sangat mengakar di dalam jiwaku. dan saat melihatnya lagi, entah kenapa rasa itu malah memuncah dengan hebatnya. dia masih sama. Masih saja tampan seperti dulu dan masih mampu membuatku terpesona.

" Le, apa yang kamu lakukan disini ? " tanyanya tiba tiba membuayarkan fikiranku.

" Kerja" jawabku datar. Aku mengubah ekspresi keterpesoaanku dengan cepat. Tidak ingin dia melihat bahwa aku masih memiki tatapan yang sama seperti dulu untuknya.

" Kamu kerja disini ? Di rumah sakit ini ? Jadi apa ? Perawat? Dokter ? " tanyanya beruntun.

Aku sedikit kesal mendengar pertanyaannya. Dia tau betul bagaimana kemampuan otakku. Mana mungkin aku mampu menjadi dokter seperti dirinya.

" Perawat" jawabku acuh lagi. Aku memperhatikannya sekilas. Kemudian mengalihkan pandanganku kearah lain.

" Syukurla. Kamu sudah berhasil menggapai impian kamu sekarang. Aku memang sudah menduga kalau kamu pasti mampu untuk menjadi perawat seperti yang kamu inginkan" ucapnya senang.
Aku berusaha mengacuhkannya dan menahan diriku untuk tidak bertanya tentang apapun yang terjadi padanya sejak saat itu.

" Iya. Terima kasih. Tapi maaf saya tidak bisa mengobrol lebih lama. Banyak pasien yang harus saya urus " kilahku cepat agar dia segera mengakhiri obrolan ini. Aku tidak ingin berlama lama berbicara padanya. Aku takut goyah. Apa lagi hatiku masih rentan terhadap dirinya. Rasanya 5 tahun adalah waktu yang tidak cukup bagiku untuk melupakannya.

Discovery Of LoveWhere stories live. Discover now