[23] Celebrity's Girl

127K 9.8K 46
                                    

"Idih, amit-amit deh sama Nikitabokin. Ngaku-ngaku dating sama Ayang Emil, taunya cuma nggak sengaja ketemu di restoran aja. Halusinasi tingkat provinsi nih cewek!" sungut Dhea berapi-api saat membaca artikel tentang tanggapan Nikita Abigail mengenai bantahan Emil soal foto dan hubungan mereka yang sebenarnya sebatas tahu saja –bahkan tidak mengenal.

"Namanya juga sekuper, alias selebriti kurang perhatian. Hahaha," komentar Tata dengan kejamnya.

"Tapi yang gue heran ya. Kenapa Ayang Emil nggak pernah keliatan jalan sama cewek? Nggak mungkin kan dia maho?"

UHUK!

Kontan siomay yang sedang Ara makan tersangkut di kerongkongannya. Buru-buru Ara menelan air putihnya. Tata yang duduk di sebelahnya menepuk-nepuk pelan punggung Ara. Dhea sih, hanya terbengong dengan wajah herannya.

"Komentar lo ngaco deh, Dhe. Gue yakin Emil Arka itu normal. Suka sama cewek, dan bakal nikah sama cewek. Pasti deh," bela Tata sambil melirik Ara yang sedang mengatur napasnya dengan penuh makna.

Setelah keadaan Ara membaik, ketiga sahabat itu pun melanjutkan acara makan mereka. Eh, ternyata Dhea tidak melanjutkan makannya, Dhea malah terlihat sedang berpikir keras.

"Iya sih, tapi buktinya ada tuh, seleb laki yang udah punya nikah, punya anak dua, tapi ternyata lekong. Bakpau doyan, pisang diembat juga."

BYUR!

Semburan air keluar begitu saja dari mulut Ara. Korbannya adalah Dhea yang duduk tepat di depan Ara. Dhea syok, Tata kaget tapi berusaha keras menyembunyikan tawanya, sementara Ara diam-diam mengelus perutnya sambil berkata na'uadzubillah berkali-kali.

---

Emil Hadijaya: Kok aku telpon nggak diangkat?

Mutiara Mahisa: Tadi masih ada guru.

Emil Hadijaya: Kalo sekarang?

Mutiara Mahisa: Gurunya udah nggak ada, tapi aku lagi ngobrol sama sahabat-sahabat aku.

Emil Hadijaya: Tapi aku lagi kangen sama kamu. Angkat ya telponnya. Pleaseee.

Mutiara Mahisa: Aku sama sahabat-sahabat aku dulu ya, mungkin nanti aku bakal kangen sama mereka.

---

Oke deh, boleh. Kangen kamu, Mutiara.

Setelah mengirim pesan itu, Emil kembali pada makan siangnya. Makanan ala restoran Thailand yang sebenarnya tidak terlalu cocok di lidahnya. Jadi kangen masakan Ara. Emil langsung menggeleng keras saat menyadari bahwa tidak seharusnya ia mengeluh, wajar kalau pagi ini Ara bangun kesiangan, mengingat semalam dan tadi pagi Ara harus bolak-balik ke kamar mandi karena mual.

Obrolannya dengan Gifar kembali terngiang di pikiran Emil. Tadinya, ia berpikir dengan mendengar suara Ara, pikirannya akan lebih tenang, tapi membaca kembali obrolan pesan singkatnya dengan istri tercintanya malah membuatnya semakin kalut.

Ara sedang ingin bersama dengan para sahabatnya. Ara tahu mungkin waktunya bisa bersosialisasi dengan sahabat-sahabatnya terbatas. Sebelum nanti perut Ara membesar dan ia harus mundur dari sekolah formalnya. Sejauh ini Emil bersyukur karena Ara dengan berbesar hati dan berpikir dewasa mau menyetujui usulan Emil.

Lamunan Emil terganggu dengan layar ponselnya yang berkedip-kedip, tertera My Mutiara calling di sana. Aneh, tadi Ara yang menolak panggilan teleponnya, sekarang malah si cantik itu yang menghubunginya.

"Iya, Sayang?" sapa Emil lembut, seperti biasa.

"Emil, aku juga kangen kamu."

Klik.

Hubungan telepon itu terputus begitu saja secara sepihak. Emil sempat heran sambil memerhatikan layar ponselnya, tapi sedetik kemudian senyum lebar tergambar di wajahnya.

Ara memang paling bisa membuat Emil gemas!

---

Jangan diprotes ya kalo sedikit. Hihihi. Dari awal emang CG ini tiap part-nya secuil. Nggak sanggup akunya kalo bikin part panjang untuk Emil-Ara. Idenya ya segitu adanya. Kalo yang mau baca tulisanku yang rada panjang ya di Daun Muda Reta. Hehehe.

---

Salam,

rul


Celebrity's GirlWhere stories live. Discover now